09 Tingkat D - Final

45 31 5
                                    

Di depanku telah berdiri seorang ksatria dengan besi yang menutupi semua bagian tubuhnya. Menurut Lamia, dia bernama Alicia Creel. Tidak bisa kubayangkan seorang wanita berada di dalam zirah yang berat dan panas seperti itu, apa dia masokis? Di tangannya terlihat sebuah tombak.

"Bersiap.."

Hawa yang ditunjukkannya berbeda dari dua petarung sebelumnya. Lamia bilang jika dia adalah petarung terkuat di tingkat D. Aku mungkin tidak bisa meremehkannya.

"Mulai!"

Aku menyerang duluan. Karena dia sama sekali tidak memperlihatkan kelengahannya, aku tidak langsung menerjangnya seperti yang kulakukan pada Hawkin. Aku akan sedikit berhati-hati.

Dia berhasil menangkis setiap ayunan pedangku. Dia sudah terlatih dengan tombaknya, tapi itu tidaklah cukup. Walaupun sanggup menahanku, dia nampak kesulitan, dan di setiap ayunan, celah semakin terbuka. Wajar saja. Dia bukanlah Om Mino yang memilki tubuh dan tenaga yang kuat untuk menahan kekuatanku. Dia hanya seorang manusia. Perbedaan kekuatan kami sangat jelas. Lalu celah itu terlihat jelas dan aku sama sekali tidak menyia-nyiakannya.

Gagal. Sesaat aku hendak mengayunkan pedangku, tiba-tiba dia melakukan tusukan yang kuat dan sangat cepat ke arah tanganku hingga pedang besarku terlepas. Dia-pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyerangku yang tidak bersenjata. Tusukan demi tusukan dilancarkannya.

Tusukannya sangat cepat, dan juga kuat. Aku merasa setiap tusukannya sanggup memberikan lubang ke tubuh yang tidak terlindungi. Tapi berkat latihan dari keluarga setengah-serigala, aku berhasil menghindari semua tusukan itu. Hanya saja itu tidak akan lama sampai dia berhasil mengenaiku. Selain itu, serangannya terarah, dia terus menjauhkanku dari tempat pedangku berbaring. Aku terpojok- menurutnya.

Menanggalkan pedangku, dia berpikir jika dia sudah menang. Tapi dia lupa jika pedang itu bukan satu-satunya senjataku. Aku masih memiliki kedua tangan ini.

Ksatria tersebut nampak kaget saat aku tiba-tiba mendekat dan melancarkan serangan pukulan. Aku tidak membiarkannya mencoba menjaga jarak. Serangannya mulai kacau. Dia panik. Celah lain terbuka dan aku membantingnya. Tombak dan helmnya terbuka, menunjukkan wajah seorang gadis muda. Dia mencoba berdiri tapi aku langsung memutar tangan kanannya ke belakang dan menahan kepalanya dengan tangan kiri.

Dia tidak bisa melepaskan diri. "Menyerah atau kupatahkan lenganmu!" Dia tidak bergeming dan terus mencoba melepaskan diri. Tapi tidak bisa. Aku benar-benar telah menguncinya. "Aku serius!" Aku menarik tangannya dan suara kesakitannya terdengar. Lalu tiba-tiba dia menjadi tenang.

Hawanya tiba-tiba berubah. Aku merasakan angin bewarna merah mulai menyelimutinya. Perasaanku tidak enak.

"Berhenti!"

Seorang ksatria masuk ke dalam arena. Rambutnya agak mirip dengan gadis ini.

"Kakak!" ucap sang gadis kaget. Lalu angin merah itu menghilang.

"Menyerahlah, Alicia." Dan gadis itu mengangguk.

Aku-pun melepaskan kuncianku. Aku sama sekali tidak paham apa yang terjadi. Apa yang akan dilakukan gadis ini sehingga sang kakak menghentikannya? Tapi aku memang merasakan hal aneh dari angin merah itu. Tapi itu tidak penting, aku memenangkan ini.

Upacara kemenanganku berlangsung cepat. Aku agak kecewa, tapi mungkin karena ini hanya tingkat D. Aku mendapatkan sejumlah uang yang kemudian diambil semua oleh Kronii. Dia bilang untuk bayaran semua persiapan yang dia lakukan, juga karena aku tidak memerlukannya. Aku baru tahu jika dia juga kikir. Lalu aku mendapatkan lisensi ksatriaku. Nala Arthuria Alvecna, tingkat C. Hmhm sangat keren.

Dengan ini maka tujuan utamaku datang ke kota ini dimulai.

-------

Lustesia Fourth Story
Chapter 09 Tingkat D - Pertandingan Final
537 kata

30-06-2022
31-08-2022 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang