Tujuan utamaku datang kesini dimulai hari ini. Masih menggunakan penyamaran, aku dan Pufu berjalan menuju kastil Dracula. Aku berharap semua akan berjalan mudah seperti saat turnamen, tapi kali ini mungkin bagian tersulitnya, karena ada orang lain yang ikut dengan kami.
Di depan gerbang kastil Dracula, ada dua sosok yang memiliki kemiripan telah menunggu kami. Mereka adalah Creel bersaudara, Alicia dan Enrique. Beberapa saat setelah aku mendaftarkan diri untuk menjelajahi kastil, Enrique menemuiku untuk memberi selamat atas kemenanganku melawan adiknya. Dia juga mengetahui jika aku akan pergi ke kastil dan berniat untuk ikut. Aku tidak punya alasan untuk menolak, jadi, inilah yang terjadi.
"Kau nampak biasa saja," ucap Enrique saat kami berada di lantai dasar kastil. Dia mungkin menyangka aku akan menunjukkan rasa kesan melihat isi kastil makhluk yang pernah menjadi Raja Monster.
"Aku sudah sering mendengar tentang kastil ini dari teman-temanku, jadi bisa dibilang aku sudah menduga ini." Aku datang kesini mempertaruhkan nyawa demi sebuah buku yang katanya ada di dalam kastil ini. Jadi tentu saja aku sudah menyelidiki semuanya dari informasi yang kudapat.
"Kastil ini besar. Bagaimana kalau kita berpencar. Aku bersama temanmu, dan kau bersama Alicia?"
"Kenapa?" Aku balik menanyakan pertanyaan bodoh itu.
"Agar kita bisa jadi saling mengenal, mungkin."
"Pufu tidak terbiasa bersama laki-laki lain."
"Oh tenang saja. Aku berjanji tidak akan berkata sepatah kata-pun. Pangkatku taruhannya." Enrique tersenyum. Dan aku tidak merasakan niat buruk darinya, dan itu membuatku terganggu, karena aku sulit mencari alasan untuk menolaknya.
"Aku akan membunuhmu jika kau macam-macam dengannya." Dia mengangkat tangan tanda berjanji.
Kami-pun berjalan berpisah. Enrique dan Pufu ke bagian timur, sedangkan aku dan Alicia ke bagian barat.
"Maafkan kakak, dia memang susah ditebak." Akhirnya sang gadis berbicara.
"Aku tidak masalah kok. Aku hanya khawatir dengan Pufu."
"Apa hubunganmu dengan gadis itu?"
"Teman, mungkin."
Kami berjalan memasuki ruangan demi ruangan sembari Alicia yang mulai bicara tentang kakaknya tanpa henti. Seorang Brocon, yang akan membuat ini saaangaaat membosankan. Lalu kami tiba di kamar yang diyakini milik sang Raja Iblis. Tidak ada yang spesial dalam kamar tersebut, hampir semuanya telah diambil. Sekarang aku mulai putus asa, walau aku sudah menduga ini. Mustahil selama ratusan tahun kastil ini ditinggalkan, masih ada barang berharga yang tertinggal. Tidak ada petunjuk apapun. Mungkin misi kali ini merupakan sebuah-
"Hm?" Aku melihat sebuah ukiran di dinding.
"Naga Hitam, lambang Dracula," ucap Alicia.
Aku sudah tahu itu. Hanya saja ada yang berbeda dari gambar yang ditunjukkan Kronii. Gambar ini lebih detail, yang jika kuperhatikan sesama, mirip seperti-
"Eh, kau mau kemana?" tanya Alicia saat aku tiba-tiba bergegas keluar.
"Oh." Cih, aku hampir lupa jika yang sedang bersamaku bukanlah Pufu. Sekarang bagaimana caraku menyingkirkannya? Haruskah kubunuh disini? Tidak. Akan berbahaya jika Enrique tahu. Terlebih dari yang kutahu, dia adalah ksatria tingkat 2. Aku akan cari aman. Setidaknya aku sudah mendapatkan petunjuk penting. Aku-pun berbalik dan-
"Grrr."
Sekilas aku melihat sesuatu bayangan besar berada di balik pintu. Lalu sebuah benda berat melesat ke arahku.
Buk!
Aku mencoba menahannya dengan tangan kiriku, tapi tekanannya sangat besar hingga aku terlempar ke lantai bawah.
Aku tidak merasakan sakit apapun, tapi tangan kiriku remuk. Aku masih bisa menggerakkannya, walaupun gerakannya jadi aneh. Suara-suara gaduh lain terdengar dari atas tempatku berasal, monster itu pasti menyerang Alicia. Dia akan mati.
Karena kegaduhan tersebut. Enrique dan Pufu datang. Melihat tangan kiriku yang penuh darah. Ekspresi Enrique berubah.
"Apa yang terjadi!? Dimana Alicia!?"
Lalu sosok bayangan itu melompat dan turun ke hadapanku. Kini aku bisa melihat sosok aslinya.
Mirip seperti om Mino, kepala banteng dengan tubuh berotot dan sepasang kaki hewan. Hanya saja dua kali lebih besar dan warna bulunya hitam legam. Lalu matanya bewarna merah, yang sama sekali tidak menunjukkan kewarasan. Dia mengangkat sebuah gada raksasa dan berniat menghantamkannya ke arahku. Tapi dia terhenti. Tangan yang digunakannya menggenggam gada terkena sayatan-sayatan yang membuatnya berdarah. Lalu sang monster berganti target.
Dikejar dan diserang tanpa henti oleh seekor raksasa, Enrique nampak tenang dan terus melancarkan tebasan-tebasan yang uniknya dapat mengenai tubuh sang monster tanpa harus bersentuhan. Mataku tidak bisa melihatnya, entah karena tidak terlihat atau mataku saja yang tidak bisa menangkap kecepatannya. Apapun yang dilakukannya, aku pasti sudah jadi gepeng atau terpotong-potong jika melawan salah satu diantara mereka.
"Arthur!" Teriak Enrique. "Pergi dan selamatkan Alicia!"
"Pufu!" Aku memanggil Pufu dan kami-pun pergi dari situ, hanya saja kami tidak pergi ke atas, melainkan ke bawah.
Aku berlari ke dinding kosong di bagian paling belakang. Terdengar dari atas suara berisik yang dilakukan oleh kedua makhluk kuat itu.
"Apa yang ingin kau lakukan Nala?"
"Di kamar Dracula, aku menemukan lambang Naga Hitam yang berbeda dari yang ditunjukkan kepadaku. Jika diperhatikan baik-baik, lambang tersebut mirip dengan peta isi kastil ini. Dan jika benar, di sekitar sini harusnya ada sebuah ruangan."
"Tapi harusnya tidak ada ruangan semacam itu disini. Penjelajah telah beberapa kali memasuki tempat ini dan memang tidak ada ruang rahasia."
"Aku tahu. Karena itulah aku akan melakukan ini." Aku mengambil sebuah benda yang telah kusiapkan. Aku sebenarnya berharap untuk tidak menggunakannya, tapi keadaan mendesakku melakukan ini.
Aku meraih mata kananku, dan mencabutnya. Tidak sakit walaupun darah bercucuran hebat. Lalu kupasang benda tersebut ke rongga mataku, mata bajingan yang telah membunuh Dora.
Kronii bilang jika aku tidak bisa menumbuhkan kembali bagian yang hilang. Tapi selama bagian tubuhku tersambung, aku bisa melakukan regenerasi.
Lalu mata itu-pun kubuka, dan aku melihatnya. Lambang Naga Hitam berukuran raksasa di dinding. Aku mendekati lambang itu dan menyentuh ke bagian bola matanya. Lambang tersebut kemudian berubah bentuk menjadi mirip sebuah pintu. Dan pintu yang mengungkap rahasia-pun terbuka.
"Kantung-Dimensi? Karena itukah tidak ada yang menyangka keberadaan ruangan ini?" Pufu nampak kaget.
"Apa itu?"
"Sebuah dimensi ruang terbatas yang hanya bisa diakses dengan cara tertentu. Sebuah tempat penyimpanan sempurna yang hanya bisa diakses penggunanya. Kau luar biasa bisa mengetahui ini Nala!" Aku agak mengerti, khususnya di bagian akhir.
Sebuah ruangan raksasa yang nampak seperti tempat keagamaan. Apa di dunia ini juga ada agama tertentu? Dan kenapa seorang Raja Monster memilikinya? Masih banyak hal yang tidak kami ketahui tentang Dracula. Tapi satu hal yang pasti, yaitu sebuah altar yang berada di belakang ruangan ini, dengan sebuah buku hitam di atasnya. Tujuanku datang kesini. Benda yang akan meningkatkan secara pesat kemungkinanku bertahan. Aku telah mendapatkan Buku Kebangkitan.
-------
Lustesia's Fourth Story
Chapter 11 Kegelapan Mendekat
1056 kata03-07-2022
31-08-2022 (Revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Queen Nala (END)
FantasyTidak disukai banyak orang tidak membuat sang gadis kehilangan percaya diri. Itu malah membuatnya merasa lebih baik dari orang lain. Tapi tentu saja, dia terpikir untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, bahkan jika itu di dunia yang baru. Tapi baga...