13 Seputih Salju

37 32 5
                                    

Menemukan Buku Kehidupan, bertambah kuat hingga mampu mengalahkan ksatria tingkat 2, menemukan pedang legendaris dan seorang bocah super. Kupikir segalanya akan berjalan dengan mudah. Kembali ke hutan dan menentukan rencana selanjutnya. Tapi kenyataannya, setelah semua keberuntungan itu, aku malah kembali lagi ke awal.

"INI DIMANA COK!?"

Salju. Hanya ada salju sejauh mataku memandang. Dimana ini? Dunia baru lagi kah? Apa yang sebenarnya terjadi?

Tidak jauh dariku, sang bocah yang menjadi alasanku berada disini nampak senang sendiri bermain salju. Aku sendiri tidak pernah melihat salju secara langsung, tapi aku sudah cukup dewasa untuk tidak bersikap kenakak-kanakan.

"Hei.. Kau tahu ini dimana?"

Bocah itu menggelengkan kepala. "Tidak."

Anak dari Vladimir sang Dracula dan juga Jeanne sang Penyelamat, anak yang Pufu bilang memiliki kekuatan luar biasa. Jika dipikir-pikir, aku tidak tahu siapa namanya.

"Hei, siapa namamu?"

Dia nampak bingung. "Nama?" Aku memiliki ingatan Dracula, tapi entah kenapa keberadaan anak ini sama sekali tidak bisa kujangkau. Jangan-jangan..

"Apa kau tahu siapa nama ayah dan ibumu?"

Dia kembali menggelengkan kepala. Dugaanku benar. Dia belum sempat mengenal orang tuanya. Sepertinya Dracula memaksanya tidur saat pengkhianatan itu terjadi. Pantas dia salah mengira aku sebagai ayahnya.

"Beri aku nama, papa!" bocah itu tiba-tiba berucap.

"Nama ya, hm.." Aku mulai berpikir. Mengingat siapa orang tua aslinya, aku terpikirkan sebuah nama. "Jeanne Draculia," aku berkata dengan bangga.

"Jeanne Draculia!" Dia mengulangiku dengan senang.

Dia sudah senang, tapi tidak denganku. Keadaanku sekarang belum berubah. Tapi jika kupikir-pikir, aku sama sekali tidak tahu kemampuannya yang besar itu.

"Jeanne, apa kau bisa menemukan seseorang di sini?" Aku mencoba, walaupun aku ragu ada manusia yang bisa hidup di tempat seperti ini.

"Orang?" Dia mengulangiku. Nampaknya tidak bisa. Tapi kemudian Jeanne berbalik dan mulai berlari.

"Eh?" Aku-pun mengikutinya.

Kami tiba di dekat perairan. Lalu sebuah kapal terlihat. Dan di depan kapal tersebut, nampak seorang ksatria berukuran besar membawa seorang gadis berambut putih. Gadis itu nampak meronta mencoba melepaskan diri. Penculikan kah?

Gadis itu melihatku. "Tolooonggg!" Dia berteriak.

"Apa aku tidak salah melihat seorang ksatria melakukan penculikan?" Aku mencoba menaikkan suaraku agar dia mendengar. Dan itu berhasil. Ksatria tersebut berhenti dan berbalik ke arahku. "Hah! Ksatria Suci apaan? Lebih pantas disebut ksatria bejat!"

"Ho.. Siapa sangka ada gadis lain di gunung ini. Pemberani malah. Mungkin aku bisa menjual yang kecil, dan bermain-main dengan yang besar dulu melihat seberapa besar keberaniannya." Dia menjatuhkan gadis berambut putih yang terikat, dan mulai berjalan ke arahku. "Apa kau tahu siapa aku? Aku adalah The Big John, ksatria kelas 3." Dia kemudian mencoba menyentuhku dengan tangannya. Lantas-

"Eh?" Dia nampak bingung setelah melihat tangan yang dia pakai untuk mencoba menyentuhku telah hilang. "T-Tanganku-" Sebelum dia selesai teriak, aku membelah kepalanya menjadi dua.

"Berisik." Menghiraukan tubuh si besar bodoh yang jatuh, aku berjalan mendekati sang gadis berambut putih. Aku melepaskan tali yang mengikatnya.

"T-Terimakasih." Jika dilihat-lihat, gadis ini sangat unik. Belum mencapai keelegenan level 4 sepertiku atau Jeanne Schlain, tapi dia manis, dengan kulit yang sangat putih dan mulus, dan dada yang be- tidak mengagumkan.

"Oi John! Lama sekali kau membawa gadis itu. Ayolah! Kami sudah tidak tahan!" Dari atas kapal, nampak terlihat beberapa ksatria lain keluar. Aku kemudian menyadari jika kapal mereka memiliki lambang Schlain, yang berarti aku masih berada di dunia yang sama sebelum aku tiba di sini.

Para ksatria nampak kaget melihat jasad mengenaskan si besar bodoh. Melihatku memegang pedang, mereka langsung mengeluarkan senjata mereka dan mulai turun dari kapal. Tapi aku tidak membiarkannya.

Mencoba kekuatan baru yang kudapat dari Enrique, aku mengayunkan pedangku sekuat tenaga. Tapi bukan sebuah tebasan angin yang kuharapkan keluar. Satu ayunan yang kulakukan mengeluarkan beberapa tebasan angin sekaligus yang kemudian berubah menjadi angin topan yang sangat tinggi dan cukup kuat untuk mengangkat kapal besar tersebut.

"Waaa!" Tarikan angin topan itu mencoba menarik gadis putih, tapi aku berhasil menangkapnya. Sayangnya Jeanne terlalu dekat dengan kapal hingga ikut terangkat.

Angin tersebut cukup lama bertahan. Hingga akhirnya selesai, langit yang tadinya mendung kini menjadi cerah, dan dari langit, potongan-potongan kapal dan daging manusia berjatuhan. Dan di antara daging tersebut adalah Jeanne- atau itu yang sempat terpikir, sampai kulihat Jeanne turun tanpa luka sedikitpun. Dia nampak sedang menikmati daging para ksatria. Gadis itu lebih gila dari yang kuduga.

Setelah apa yang terjadi di perairan. Si gadis putih yang bernama Saras membawa kami ke rumahnya. Dia bukanlah manusia, melainkan Yuki-Onna, monster berpenampilan manusia yang tinggal di tempat seperti ini dan mampu memanipulasi es.

Ini bukan pertama kalinya para ksatria datang. Saat Saras kecil, mereka juga pernah kemari dan membawa para Yuki-Onna lainnya, termasuk orang tua Saras. Kini Saras merupakan Yuki-Onna terakhir di gunung ini, atau bisa jadi yang terakhir di dunia ini. Tapi aku tidak peduli soal itu.

Hal yang paling penting adalah gunung ini berada di tengah perairan. Tidak ada kota maupun desa manusia. Tidak ada kapal. Kapal terakhir yang berada di dekat sini telah berubah jadi rongsokan. Aku terjebak.

"Uh.. Hei Saras, apa di gunung ini terdapat makhluk yang bisa terbang?" Mungkin jika aku melakukan Devour, aku akan mendapatkan kemampuan untuk terbang.

"Soal itu.."

Aku berjalan mengikuti Saras ke puncak gunung. Di sana, aku menemukan sebuah bangkai yang cukup besar. Seekor naga. Sayangnya yang tersisa hanya tulang belulangnya. Tidak ada sesuatu untuk dimakan.

"Dia adalah penjaga gunung ini. Kehidupan kami selalu tenang hingga para ksatria membunuhnya."

Aku tidak terkejut mendengarnya. Mengetahui apa yang menimpa Dracula dan Jeanne, aku tidak lagi peduli dengan semua makhluk di dunia ini. Tapi sekarang aku tidak tahu harus melakukan apa. Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah menunggu ada kapal lain datang dan mencurinya.

Jeanne kecil mendekati bangkai naga dan mengais-ngais isi tengkoraknya, dimana kemudian dia menemukan sebuah kristal. Kemungkinannya itu adalah organ dalam sang naga yang mengeras setelah kematiannya.

Hap!

Jeanne memakan kristal tersebut.

"Hei! Apa yang kau lakukan dengan benda kotor itu!? Cepat muntahkan!"

Tidak lama kemudian, keajaiban muncul. Jeanne seketika berubah menjadi sang naga pelindung!

-------

Lustesia's Fourth Story
Chapter 13 Seputih Salju
999 kata

06-07-2022
31-08-2022 (Revisi)
10-01-2023 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang