24 Quality Time

31 19 1
                                    

Waktu terus berjalan.
Dua Bahamut belum ditemukan.
Para ksatria semakin agresif.
Dan disini-
Kami berpesta.

Berjemur di bawah matahari. Untuk pertama kali aku santai di pantai. Menggunakan pakaian renang buatan Kronii yang telah lama dia siapkan. Jujur saja, ini nikmat.

Bukannya aku tidak ingin melanjutkan pencarian. Tapi aku benar-benar tidak mendapatkan petunjuk untuk Bahamut Hitam. Mungkin aku punya sedikit ide tentang Bahamut Putih, tapi aku ingin menyimpannya di akhir mengingat memburunya sama dengan menyatakan perang puncak. Jadi aku tidak akan mencarinya hingga Bahamut Hitam ditemukan.

Karenanya aku menyuruh yang lain untuk bersenang-senang- sayangnya mereka tidak paham artinya. Jadi kuajarkan beberapa seperti yang ada di tv, walaupun aku tidak pernah melakukan hal-hal itu. Anggap saja santai terakhir sebelum perang habis-habisan. Tapi kemudian aku lupa jika mereka adalah monster. Yang memiliki fisik lebih kuat dibanding manusia pada umumnya, sehingga sedikit bersantai yang kumaksud, malah jadi satu minggu penuh pesta tanpa henti.

Semenjak kejadian Alvecna. Ras monster disini bertambah. Sekarang ada teman-teman Saras sesama Yuki-Onna, ada Gadis-Sapi, Werewolf seperti Dora, Gadis-Slime, Gadis berambut ular atau Gorgon, dan Succubus. Mereka semua bersenang-senang hingga malam, dimana sebagian akan pergi ke tempat penahanan pria untuk lanjut pesta disana. Aku hanya membiarkan mereka melakukannya di malam hari karena jika kubiarkan, para Succubus akan membunuh para lelaki.

Semuanya bersenang-senang, terkecuali si Laba-Laba kecil yang ada di sampingku. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya saat aku pergi mencari Alicia. Gadis kecil ini diketahui dirundung oleh monster lain. Karena dia merupakan anak dari Ratu Laba-Laba Putih, sang Raja Monster, mereka berharap jika dia akan menjadi penyelamat para monster. Tapi yang mereka dapatkan hanyalah gadis lemah.

Ketika tahu, aku tidak langsung memarahi mereka. Aku mengumpulkan semuanya dan berkata jika aku mengangkatnya sebagai anak keduaku. Mengharuskan mereka melayaninya seperti Jeanne kecil. Tentunya perundungan itu langsung berhenti, dan sikap mereka dengan si kecil langsung berubah drastis. Mereka sangat tahu bagaimana aku jika sudah marah.

Nikah belum dan aku sudah memiliki dua anak. Yang satu sangat aktif, satunya sangat pendiam. Semenjak itu, dia selalu mengikutiku. Membuatku teringat untuk menanyakan sesuatu, tentang keunikannya.

"Hei," Aku memanggilnya. Dan dia langsung menengokku. "Kau tidak ikut main?" Dia menggelengkan kepala.

"Hm.. Coba kau lakukan lagi yang semalam."

Si putih kecil menurutiku dan berdiri. Dia mengarahkan tangannya ke rerumputan, dan perlahan, akar-akar datang kepadanya. Dia benar-benar bisa memanipulasi tanaman seperti Alicia.

Aku pernah mendengar jika Ratu Laba-Laba Putih memiliki kemampuan untuk menggunakan segala macam tehnik monster lain. Jadi aku membawa jasad tanpa kepala Alicia dan memaksa si kecil ini memakannya. Bukan paksaan sih mengingat dia juga tidak menolaknya. Tapi kemudian dia menunjukkan kemampuan manipulasi yang sama, walaupun lebih lemah. Melihatnya lagi membuatku sadar jika kemampuannya mirip dengan Devour milikku dan Jeanne kecil. Bedanya adalah aku bisa memangsa apapun, asalkan jantungnya masih utuh. Jeanne hanya bisa terhadap naga selain Bahamut, dan si kecil ini bisa memangsa semua monster yang bukan naga.

"Apa kau memiliki darah naga?" Aku bertanya. Aku mencoba mencari tau kesamaan kami. Jeanne memiliki darah naga melalui Dracula, dan aku bisa melakukan Devour karena mewarisi Dracula. Jadi bisa saja jika dia juga memiliki keterkaitan dengan sang Naga.

"Aku tidak tahu.." Sepertinya dia tidak bohong. Tapi entah kenapa aku memiliki firasat jika kunci menemukan Bahamut Hitam ada padanya.

"Hei, siapa namamu sebenarnya?"

"Hm? Laba-Laba Putih?"

"Bukan. Itu bukan namamu. Itu rasmu, mungkin. Namamu, seperti Saras yang seorang Yuki-Onna, atau Jeanne yang setengah Naga."

"Aku tidak punya. Setiap orang memanggilku Laba-Laba Putih. Apa itu buruk?"

"Tidak. Aku hanya merasa aneh memanggilmu dengan nama itu mengingat saat ini kau adalah anak keduaku. Jadi aku akan memberimu nama seperti Jeanne. Hm.." Aku berpikir sejenak sembari melihatnya. "Bagaimana dengan Shirayuuki."

"Shirayuuki?" Dia mengulang.

"Yap. Shirayuuki. Shiro artinya Putih, dan Yuuki yang berarti Pemberani."

"Tapi aku bukan pemberani."

"Maka kau harus mulai berani."

"Shirayuki.. Aku menyukainya, mama!"

"Tunggu-Tunggu-Tunggu! Jangan panggil aku mama! Panggil aku Ratu, oke!?"

"B-Baiklah."

"Kalau begitu Shirayuuki, beritahu Pufu kalau aku ingin para putri berkumpul malam ini."

"Baik!" Shirayuuki berlari dengan wajah senang. Jauh lebih bagus.

Malamnya. Rapat dilaksanakan. Para putri yang merupakan orang-orang kepercayaanku telah berkumpul.

Putri Naga, Jeanne,
Putri Putih, atau sang Laba-Laba Putih, Shirayuuki,
Putri Hutan, Pufu,
Putri Musim Dingin atau Salju, Saras,
Putri Pulau, Canaan,
Dan Putri Manusia atau si psikopat, Lamia.

"Jujur saja. Aku memanggil kalian bukan karena aku telah menemukan petunjuk. Tapi lebih karena aku memiliki firasat tertentu. Dan itu berhubungan dengan Shirayuuki. Kalian tahu kemampuan Devour-ku kan?"

"Ya. Itu adalah kemampuan untuk mendapatkan kekuatan lawan dengan memakannya. Nona Nala dan Jeanne memilikinya."

"Juga Shirayuuki," tambahku. "Yang membuatnya unik karena dari yang kutahu, kemampuan Devour adalah kemampuan khusus Dracula. Aku mendapatkannya setelah membuka Buku Kebangkitan yang ditinggalkan oleh Dracula, sedangkan Jeanne kecil mewarisinya dari sang ayah, Dracula. Lantas bagaimana dengan Shirayuuki? Apa dia atau Raja Monster sebelumnya memiliki hubungan tertentu dengan Dracula?"

"Soal itu kami tidak tahu pasti," Pufu menjawab. "Aku lahir di hutan saat Ratu Laba-Laba Putih masih berkuasa. Dan dia telah menjadi Raja Monster selama ratusan tahun, jadi tidak ada monster yang tahu bagaimana dia mendapatkan kemampuan itu. Selain itu, Naga telah punah bahkan sebelum Ratu Laba-Laba Putih berkuasa. Kemungkinan ada Raja Monster lain yang menemukan Buku Kebangkitan."

"Hm.. Menarik. Buku Kebangkitan ya.. Buku yang dicari-cari oleh sang Ratu Laba-Laba Putih. Tapi untuk apa? Jika dia sudah memiliki Devour, untuk apa mencari buku tersebut?"

Semuanya nampak berpikir.

"Maksudmu, buku tersebut memiliki maksud lain disamping memberi kekuatan?"

"Tepat sekali. Bagaimana jika Buku Kebangkitan merupakan kunci segel? Dan jika benar, kemana buku itu akan dibawa oleh Ratu Laba-Laba Putih?"

"Lembah Naga. Tempat itu selalu menjadi markas utama para monster, tidak peduli berapa kali diserang, Ratu Laba-Laba Putih selalu mencoba mempertahankannya. Hanya saat beliau meninggal-lah kami meninggalkannya. Aku pernah menanyakan alasan kenapa beliau tidak meninggalkan tempat itu, dan beliau bilang bahwa selama tempat itu aman, para monster tidak akan kalah. Walaupun jujur, aku tidak paham apa maksudnya."

"Bagus Pufu! Kalau begitu bersiaplah kalian. Kita semua akan pergi ke Lembah Naga. Dan jika kita berhasil mendapatkan Bahamut Hitam, maka langkah kita memenangkan pertempuran ini hanya tinggal selangkah!"

-------

Lustesia's Fourth Story
Chapter 24 Quality Time
1036 kata

22-08-2022
31-08-2022 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang