Grand Order telah berakhir. Sayangnya bukan sang pencetus yang memenangkannya. Para monster-lah yang kini menguasai seluruh daratan.
Setelah memakan jantung Julius, kekuatan para naga telah sepenuhnya kudapatkan. Tidak ada lagi sesuatu yang bisa mengancamku di dunia ini. Karenanya, aku tidak perlu membantai manusia yang tersisa. Mereka bebas melakukan apapun, hanya saja dengan pengawasan Kronii, Zombie-Penyihir yang siap meledakkan semua bentuk pemberontakkan.
Walaupun ini merupakan kemenangan monster, para monster yang tersisa tidak mencoba menguasai wilayah manusia. Monster-monster yang bersifat agresif dan memberontak telah punah dibantai para ksatria, sehingga para monster yang tersisa merupakan mereka yang hanya ingin hidup tenang tanpa takut dibunuh. Aku beruntung soal itu, karena aku sama sekali tidak kompromi dengan mereka yang ingin menciptakan kekacauan di duniaku ini, apapun mereka itu.
Dan kini aku tinggal di Alvecna, kerajaan yang kupilih sebagai pusat pemerintahan dunia ini. Bersama para putri yang seperti kecoak- selalu kembali berapa kali kuusir. Aku telah merencanakan banyak hal, dan prioritas saat ini adalah nama yang akan kuberikan untuk dunia baru ini. Sebuah nama yang elegan.
"Nanti malam ingin makan apa, sayang?" Genshi yang duduk di tahta sebelahku bertanya dengan senyum yang tidak pernah pudar.
"Bisakah kau berhenti memanggilku itu? Semua orang bisa salah paham. Dan aku Ratumu, jadi seharusnya kau menunjukkan rasa hormat dan takut kepadaku."
"Aku menghormatimu, Ratuku. Tapi aku juga Ratumu loh, hm."
Putri terakhir yang kuangkat malah jadi yang paling menyebalkan. Kadang aku berpikir bahwa menghidupkannya kembali merupakan tindakanku yang paling salah. Tapi berkat dialah aku masih hidup.
Mengetahui jika aku tidak akan bisa menang melawan Julius tanpa jantung dari keturunan Jeanne Schlain membuatku memutuskan untuk melakukan upaya bunuh diri demi mengalahkannya. Aku meminta Genshi untuk menghidupkanku kembali dengan tanganku yang kupasang di lengannya. Aku saat itu tidak tahu apa aku masih bisa hidup kembali setelah semua bagian tubuhku lenyap akibat Ledakan Kematian, jadi aku akan mengabulkan apapun keinginan Genshi jika dia berhasil membawaku kembali. Dan keinginannya itu adalah untuk menjadi pendampingku. Aku terpaksa. Hal itu tentunya membuat keributan kepada para putri lain, tapi aku berhasil menenangkan mereka dengan mengatakan jika aku memerlukan seseorang yang paham dengan para manusia untuk membantuku.
Pufu muncul dan menghadap kepadaku. "Ratu Nala, mereka telah datang."
Akhirnya. Beberapa hari yang lalu, aku mendapat sebuah surat dari orang yang bernama Asnia. Dalam surat itu menyatakan jika dialah atasan dari Ksatria Bertopeng yang menyelamatkanku dari Julius di Hutan Raven. Dia juga mengaku sebagai orang yang telah menyerap kekuatan dari Hydra. Seseorang dari dunia lain, yang kemungkinan besar, jauh lebih kuat dariku.
Seorang gadis berambut perak muncul. Dia mengenakan gaun cantik yang serasi dengan rambut dan wajahnya yang sempurna. Cara berjalannya yang elegan menambah kesan sempurna dari dirinya. Sebuah bentuk keeleganan yang selama ini kucari. Sebuah mahakarya. Dan dibelakangnya sang ksatria bertopeng mengikuti. Ksatria yang sanggup menahan manipulasi waktu dan takdir Julius hanya dengan kemampuan fisik dan tehnik berpedang.
"Kau Asnia?" Walaupun aku belum yakin dia musuh atau teman, aku tidak merasakan hawa ancaman dari dirinya.
"Senang akhirnya bisa bertemu, Ratu Nala. Aku selalu menunggumu. Aku tahu kau bisa melakukan ini."
"Apa yang ingin kau bicarakan? Apa kau ingin mengambil kekuatan Hydra yang tersisa. Tentunya kau tahu jika kekuatan yang ada padaku jauh lebih kecil dari yang kau punya saat ini."
"Tidak-tidak. Aku kemari bukan untuk itu, bahkan aku akan memberikan semua kekuatan Hydra asal kau mau mendengarkanku."
Aku tidak tahu kenapa. Tapi kehadirannya membuatku gugup dan takut, tapi aku juga tidak memalingkan mata dari kesempurnaan ini.
"Apa yang kau mau?"
"Aku tidak memiliki keinginan apapun. Sebaliknya, aku ingin mewujudkan keinginanmu."
"Keinginanku? Aku sudah memiliki semuanya."
"Benar sekali. Tapi.. Apa kau sudah puas hanya dengan satu dunia? Hmhm."
-------
Lustesia's Fourth Story
Epilogue
611 kata31-08-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Queen Nala (END)
FantasiaTidak disukai banyak orang tidak membuat sang gadis kehilangan percaya diri. Itu malah membuatnya merasa lebih baik dari orang lain. Tapi tentu saja, dia terpikir untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, bahkan jika itu di dunia yang baru. Tapi baga...