Aku, bersama Jeanne kecil, dan Pufu pergi ke kota dimana Alicia Creel tinggal. Alicia bukanlah bangsawan, jadi kami akan sedikit menyamar sebelum memasuki kota. Aku sebenarnya melarang Jeanne kecil dan Pufu ikut karena keanehan yang kurasakan. Tapi mereka bersikeras karena merasa bersalah gagal menemukan Alicia waktu itu. Jadi aku biarkan mereka, dan memberitahu sebuah tugas yang mungkin bisa mereka lakukan.
Aku mendekati sebuah rumah bertingkat dua dan mengetok pintunya. Seorang pria pucat membuka pintu tersebut.
"Maaf jika kami menganggu. Kami mencari Alicia Creel. Kau tahu dia tinggal dimana?"
"Alicia? Oh.. Alicia.." Pria tersebut masuk kembali ke dalam. Dia berbalik dan mengisyaratkan agar kami masuk ke dalam.
"Duduklah," ucapnya kemudian sambil mengetuk meja makan dengan banyak makanan yang ditutupi.
Dia aneh. Tapi aku tidak akan menolak makanan. Aku membuka penutup makanan-
"Holy Shit!" Banyak kecoa berhamburan keluar dari makanan yang telah membusuk-
"Aaargh!" Sang Pria tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah kapak dan coba menyerangku.
Aku berdiri menghadap pria gila itu. Aku tahu ini. Aku sangat mengenal ini.
"Jangan bergerak! Atau akan kutembak!" teriakku sambil mengacungkan tangan membentuk pistol. Dia tidak mengindahkanku dan tetap mendekat sambil meraung. Jadi-
Bang!
Sang pria jatuh dengan kepala hancur. Seekor serangga nampak keluar dari dalam tubuhnya. Melaju cepat ke arahku tapi langsung kuinjak.
"Nala, apa yang terjadi?" Pufu bertanya.
"Zombie," jawabku dengan sangat yakin.
"Maksudmu sepertimu?"
"Apa aku terlihat pucat dan sakit seperti itu?" Pufu tidak menjawab dan hanya melihatku. "Jawab apa kek!"
Tidak lama kemudian. Suara-suara orang berteriak terdengar dari luar rumah. Aku pergi ke lantai atas dan melihat dari jendela sana orang-orang sakit lainnya yang mulai meramaikan depan rumah dengan berbagai macam senjata di tangannya.
"Ah sialan, ini mah Bio-"
"Nala. Apa yang akan kita lakukan?"
"Kalian tunggu disini. Aku akan mengirimkan gagak jika sesuatu terjadi."
Aku mulai berjalan kembali ke bawah. Sempat berharap jika kapak yang ada di pajangan rumah itu adalah shotgun. Tapi tak apa. Aku punya dua pistol.
Sebuah suara tidak mengenakkan datang dari luar. Pintu hancur, dan seorang ksatria sakit dengan pedang listrik muncul. Aku menembakinya. Apiku sangatlah panas hingga dapat menembus zirahnya. Sang ksatria jatuh.
Aku keluar dari rumah dan menghadapi para orang-orang gila.
"Baiklah. Sebanyak apapun kalian, apapun kesulitannya, tidak ada yang bisa menghentikanku dan amunisi tidak terbatas ini! Jadi maju-"
Tiba-tiba orang-orang itu meledak.
"Eww.. Fuck! Aku baru mandi!" kesalku karena terkena percikan daging dan darah mereka.
Potongan-potongan daging, darah, dan tulang itu bergerak ke satu titik, membentuk sesuatu. Firasatku buruk, jadi kubuat sebuah gagak untuk memberitahu Jeanne kecil dan Pufu agar segera pergi. Sebelum potongan daging itu menjadi sesuatu, aku membakarnya dengan api yang kukeluarkan dari telapak tangan.
Usahaku gagal. Apiku tidak berdampak, dan potongan daging itu telah berubah menjadi sesuatu. Daging berbentuk naga tanpa sayap.
Naga daging menyemburkan asap bewarna ungu. Sangat lambat sehingga aku bisa menghindarinya dengan mudah. Tapi rumah di belakangku tadi meleleh tanpa sisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Queen Nala (END)
FantasyTidak disukai banyak orang tidak membuat sang gadis kehilangan percaya diri. Itu malah membuatnya merasa lebih baik dari orang lain. Tapi tentu saja, dia terpikir untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, bahkan jika itu di dunia yang baru. Tapi baga...