Akhirnya Kita Bertemu

44 9 0
                                    

Dara POV

Sudah 1 minggu aku tinggal dengan Haiden.

Aku merasa sangat hidup saat dengannya.

Ia membuat ku tertawa dan membuat ku ceria sepanjang hari.

Kami selalu menertawakan hal yang tak penting.

Tapi dia kadang membuat ku takut.

Karna dia sesekali berbicara sendiri saat dia tidak sadar aku melihatnya.

Tapi sejak itu semua terror di rumah ku hilang.

Malah aku jadi sering merasa beruntung, dan aku merasa ada yang melindungi ku.

Dan sekarang aku sedang bercerita dengan haiden tentang tingkah laku yang lucu, ia selalu punya cerita yang lucu, sedang kan aku..., kurasa aku tak pernah tertawa sejak deren meninggal.

Dan sejak haiden ada di kehidupan ku aku di ajarkan bagaimana cara tertawa lepas tanpa beban.

Beberapa menit kami terdiam, mungkin karna haiden kehabisan cerita menarik untuk di ceritakannya.

Pandangan kami pun tertuju pada tv... dan saat itu kami terdiam.

Aku berinisiatif untuk mengambil cemilan ke dapur. Aku meninggalkan haiden sendiri di ruang tengah.

Tak lama aku membawa cemilan dan saat aku melangkah masuk ke ruang tengah.

Aku mendapati Haiden yang sedang berbicara sendiri.

Ini memang sudah biasa aku lihatnya.

Tapi kali ini aku mendengar dia menyebut nama ku.

Aku terdiam dan mendengarkan pembicaraan Haiden entah dengan siapa itu.

"Aku tau kau suka kepada Dara, tapi kau harus sadar kalian berbeda alam...!"

Haiden sedikit berteriak membentak, dan setelah kata kata itu angin berhembus kencang.

Seperti menandakan mahluk

yang berbicara dengan haiden itu marah.

"Aku mohon biarkan dara tetap hidup dan bahagia di dunia ini, sudah cukup aku melihat kesedihannya yang tidak ada hentinya, kau sayang padanya kan?, kalau begitu biarkan dara hidup dan bahagia, kau harus melepasnya karna sekarang dunia kalian berbeda"

Aku bergetar mendengar itu, tanpa sadar aku menjatuhkan air mata ku.

Aku tidak mengerti apa yang di bicarakan haiden tadi.

Sungguh beribu pertannyaan terngiang di fikiran ku.

Yang jelas aku sangat lemas mendengarnya.

Aku tak sengaja menjatuhkan cemilannya.

Toplesnya pecah...

Haiden melihat ku dan berlari ke arah ku.

Ia membantu ku berdiri.

"Kenapa? Ada apa? Kau baik baik saja?"

"Tidak aku tidak apa apa"

Aku malah sibuk memunguti pecahan toples dan haiden menghentikan ku.

Ia menarik tangan ku dan menatap tajam mata ku.

"Hey, kenapa kau menangis dara...?"

"Benarkah?"

"Kenapa malah balik bertanya pada ku?, kau kenapa Dara"

"Aku tidak tau"

"Sudahlah biar aku yang memunguti pecahan ini kau diam saja"

Pukul 00.21[DARAxDEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang