kepergian ibu

38 9 5
                                    

Haiden POV

Aku tak yakin akan memberitahu nya.
Aku juga sepertinya belum percaya dengan kabar itu.
Tapi dara harus tau keadaan Ibu nya sekarang.

Aku tak kuat menahan air mata.
Pertahanan ku hilang saat aku akan mengatakan berita menyakitkan ini pada Mizura.

"Ada apa haiden...!" (Tanya dara bingung karna melihat aku menangis)

"Ibu mu, Ayah Elvan, dan Elvan..."

Kata kata ku terhenti karna aku tak sanggup mengatakannya.
Entahlah gadis lembut seperti dara harus selalu menerima kenyataan yang sangat pahit.

"Ada apa dengan mereka??!"

"Mobil mereka jatuh ke jurang, karna kecelakaan berantai"

Aku tidak yakin hatinya akan baik baik saja saat ini.
Ia pasti tidak bisa menerima semua kenyataan ini.

"Dimana sekarang ibu ku"

Dia bertanya dengan tatapan kosong dan air matanya mengalir deras.
Perlahan dia menjatuhkan dirinya pada lantai.
Menutup matanya dengan kedua tangannya dan menangis tanpa henti.

Aku tidak tau apa yang bisa ku lakukan untuknya sekarang.

Mahluk itu berbicara pada ku.
Ya siapa lagi,, itu adalah Deren orang yang sangat menyayangi dara.

"Bawa dia pada Ibunya, dia harus tau kabar ibunya sekarang"

"Tapi hatinya pasti masih sangat terluka"

Deren mendekat pada dara lalu dia jongkok di hadapan dara.

"dara..., aku sudah bilang kan sebelum aku meninggalkan mu?, kau harus kuat menghadapi hidup mu?, tapi jika kau tak sanggup menghadapi ini semua katakan pada ku, aku akan membawa mu ke alam ku"

"deren!, aku sudah bilang aku tak akan membiarkan mu membawa nya ke alam mu!!"

"Berisik haiden!, kau selalu saja berbicara semdiri!, sekarang katakan dimana ibu ku?!"

"Ayo aku akan mengantar mu!"

Aku menarik tangan dara dan memasuki mobilnya.
Aku fokus menyetir sedangkan dara diam menatap kedepan dengan tatapan kosong dan air matanya tidak pernah kering.

"Aku tau perasaan mu dara, tapi jangan sampai takdir ini menyiksa mu seperti ini, ku mohon jangan menangis di depan ku, aku benci melihatnya"

Dara melihat ku dengan tatapan kosong.
Dia hanya diam mematung mendengarkan ku.
Aku jadi khawatir apa dia baik baik saja?

Akhirnya kami sampai di Rumah Sakit dimana ibu dara ditangani.
Dengan cepat kami berlari manuju kamar ibunya dara.

Dengan cepat tangan dara membuka pintu kamar itu.
Yang kami lihat sekarang disana ada Ayah Elvan, dan Elvan disebelahnya.
Aku lihat tangan dan kaki Elvan diperban tapi ayah Elvan hanya terluka sedikit dibagian tangan kirinya.

Dara berlari ke arah ibunya dan memeluknya.
Aku lihat keadaan ibu dara sangat parah. Dara terus menangis di pelukan ibunya.

"Maafkan ibu ya dara"

"Aku minta maaf bu..."

"Ibu yang salah dara"

"Aku juga salah bu..."

"Ibu salah sayang..., harusnya ibu memberitau mu sejak dulu, ibu sebenarnya tidak pernah cinta pada ayah mu, ibu cinta pada ayahnya Elvan, ibu terpaksa menikah karna di jodohkan dan ibu harus menyetujuinya karna kalau tidak nenek dan kakek akan dibunuh oleh keluarga nya, nenek dan kakek tidak akan apa apa asal ibu menikahi ayah mu dan mempunyai anak, saat ibu telah memiliki mu keluarga ayah mu tetap membunuh nenek dan kakek mu, hingga paman mu marah dan membunuh Ayah mu"

"Jadi selama ini Ayah itu jahat?"

"Dia memang terkenal dengan keluarganya yang sangat kejam tapi yang jelas dia sangat menyayangi mu dara"

"Aku sangat menyayangi Ibu dan Ayah"

Dara terus memeluk ibunya.
Hingga akhirnya ibu meninggalkannya dengan senyumannya yang sangat manis.
Dan detik itulah alam dara dan ibunya telah berbeda...

"Ibu... bangun ibu...aku tak mempunyai siapapun lagi selain ibu..."

Aku lihat dara sangat sedih, air matanya tidak pernah berhenti keluar.

***

Sejak kejadian itu Dara akhir-akhir ini hanya bisa diam dan membisu.
Bahkan aku bercanda pun dia tidak pernah tertawa, hanya senyum yang terpaksa untuk sekedar menghargai usaha ku.

Dan sejak itu juga dara tinggal bersama keluarga Elvan, karna saat ini ia menjadi tanggung jawab ayah Elvan.

Aku tau dara saat ini membenci ayah Elvan karna ia tidak bisa menjaga ibunya dengan baik.
Tapi saat ini dara tidak bisa berbuat apa pun dia hanya bisa menyalahkan papah tirinya itu.
Tentu saja Elvan selalu marah jika dara selalu menyalahkan papah nya itu.
Di sekolah mereka selalu saja bertengkar.
Sampai aku harus menjauhkan dara dari Elvan si sang kapten itu untuk menghindari pertengkaran mereka.
Untuk hal sepele saja mereka bertengkar habis habisan.

*********

Dara POV.

Entah apa  yang aku punya sekarang keluarga pun tidak ada.
Yang tersisa hanya sahabat ku Haiden.
Saat ibu meninggalkan ku aku tidak mempunyai semangat hidup yang ada di pikiran ku hanya ingin menyusul mereka.

Pernah aku berfikir untuk bunuh diri, tapi sahabat ku melarang ku karna itu adalah tindakan yang sangat bodoh.
Saat ini aku menjadi sebagian dari keluarga Elvan hingga aku harus tinggal disana berperan sebagai anak tiri.
Hidup seatap dengan Elvan membuat ku mati darah tinggi.
Elvan selalu saja mengganggu ku mungkin dia benci pada ku karna aku selalu menyalahkan papah nya yang menyebabkan ibu meninggal. padahal aku tau kalau itu bukan salah siapa pun karna itu adalah takdir.

Saat ini yang aku bisa hanya diam  senyum pun susah mengingat apa yg telah terjadi selama hidup ku.

Seharian aku memilih diam bengong di dekat kolam ikan milik keluarga Elvan aku hanya menatap air yang mengalir begitu tenang.
Aku fikir bagaimana caranya aku bisa seperti air hidup dengan tenang.

Saat ini matahari sangat terik sekali, lalu aku berfikir untuk pergi ke atas kamar ku.
Aku hendak melewati lapangan basket kecil tempat Elvan latihan.
Saat aku melewatinya bola basket itu di arahkannya ke kepala ku tingga rasanya sakit.

"Elvan...!"

Dia hanya tertawa sangat puas melihat kepala ku sakit.

"Hahaha, maaf aku sengaja" aku menggeram dan melemparkan bola basket tadi ke arah kepalanya, tapi dengan sigap dia menangkap bola itu.

"Apa yang lucu hah...!" Aku membentaknya dengan suara keras.

"Sudahlah... apa kau tidak bosan 1 bulan ini hanya diam bengong, tidak ada kemajuan sekali hidup mu, membosankan"

"Terserah! Sekarang beritahu ku apa yang kau ingin kan? Supaya kau tak mengganggu ku!"

"Hmm apa ya?, mungkin banyak"

"Katakan sekarang salah satunya apa?"

"Aku ingin kau menjadi pelayan di rumah ku untuk melayani ku, hahaha"

"Tidak sudi aku jadi pembantu! lebih baik aku tinggal dirumah ku sendiri!"

"Hahaha maaf aku hanya bercanda"

"Itu tidak lucu!, jika kau ingin aku benar benar keluar dirumah ini dengan senang hati..."

"Oh ayolah dara kau tidak bisa sekali di ajak bercanda dan selalu menganggap ku serius"

Aku berlari ke kamar ku dan membawa barang-barang ku.
Aku sangat serius dengan kata kata ku untuk meninggalkan rumah ini.



Tbc

Hi gyus jumpa lagi dengan canddybear>~< derenxdara up nih jangan lupa untuk follow akun canddybear dulu yaa...

Bintang mu semangat kuu see you next time.

Pukul 00.21[DARAxDEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang