ending part

31 8 0
                                    

Elvan POV

"Maksudku, maafkan aku harus meninggalkan mu"ucap Dara yang seketika tangisan tadi berubah menjadi senyuman yang indah dan tulus.

"Hah kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku Dara" ucap ku mulai bingung dengan semua ini.

"Terima kasih kak Elvan... selamat tinggal..." ucap Dara lalu perlahan meninggalkan ku.

Dara menghilang tanpa jejak seiringnya cahaya putih itu lenyap menjadi hitam.

"Dara, Dara...!!!" Teriak ku ketika itu aku kembali ke dunia.

"Sial ini hanya mimpi, tapi air mata ku benar benar... ke lu ar..." ucap ku tidak mengerti dengan firasat buruk ini.

***

Dara POV.

Aku melihat kearah Delisa yang sama sama terbangun karna jeritan keras itu.

"Dara tadi itu suara apa?" Ucap delisa yang menegang melirik ku.

"Entahlah, aku rasa suara itu berasal dari ruang tengah" ucap ku seketika.

"Aaaaaa..." *suara teriakan*

"Itu suara teman teman kita kan? Kenapa mereka semua menjerit?" Ucap delisa yang mulai ketakutan.

Perasaan ku mulai tidak enak semenjak jeritan jeritan teman teman ku terdengar.
Jantung ku kini berdegup kencang.
Badan ku terasa panas.
Aku tidak tau apa yang membuat mereka menjerit histeris seperti itu.

Aku melihat Delisa yang ketakutan dan menggigit bibir bawahnya.
Jujur saja aku juga takut.
Tapi aku memberanikan diri untuk melihat keadaan di sana.

"Delisa kau disi dulu aku akan melihat apa yang sebenarnya terjadi" ucap ku memberanikan diri membuka pintu.

Ckreeekkk... *suara pintu*

Aku mendengar jeritan jeritan itu berhenti.
Saat aku telah membuka setengah pintu kamar ku...
Aku sangat terkejut melihat lantai di luar.

Lantainya bertuliskan 00.21 dengan tinta berwarna merah yang lekat dengan warna hitam.
Tapi mengapa baunya aneh.

Aku berjongkok dan mencium bau tinta itu.
Beberapa detik aku tidak sadar bahwa itu bukanlah tinta tapi itu adalah...

"Darah...? Ini bau darah" ucap ku semakin tidak mengerti.

"Siapa yang melakukan ini? Apa maunya? Mengapa dia melakukan ini?" Ucap ku panik lalu melihat jam tangan ku yang tepat menunjukan pukul 00.21.

Tiba tiba aku mendengar suara orang yang sedang berlari menuju kamar ku.
Aku melirik ke arah suara itu.
Ternyata Haiden dengan susah payah sedang berlari ke arah ku.

"haiden hati hati lantai itu licin karna darah" ucap ku berteriak.

Haiden terus berlari dengan susah payahnya ia menghampiri ku.
Aku melihat ke belakang haiden.
Seperti ada kabut hitam yang sedang mengejarnya.
Setelah sampai Haiden menarik ku masuk lagi ke dalam kamar ku dan segera menutup pintu.

"Kit... ki ta harus... " ucap Haiden dengan susah payah mengatur nafasnya.

"Atur nafas mu dulu Haiden" ucap ku sambil menepuk nepuk bahunya.

Setelah lumayan membaik aku mulai bertanya padanya.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Dan suara teriakan itu? Apa mereka baik baik saja?" Ucap ku panik seketika.

"Akan aku ceritakan nanti, sekarang kita harus keluar dari rumah ini Dara" ucap Haiden dengan susah payah.

"Ba baiklah..." ucap ku tidak yakin

Pukul 00.21[DARAxDEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang