AD 1 - Penyesalanku

2.6K 206 23
                                    


- Benar kata pepatah; Penyesalan itu selalu datang di akhir -

°°°


"Untuk apa kamu datang ke sini?" Jeno menatap tajam pria kurus di depannya dengan tatapan sinis, penuh kebencian. Dia memegang erat kusen pintu seolah-olah takut pria itu akan menerobos masuk kedalam rumahnya jika dia lengah. Jeno sangat sengit, dia bukan orang yang pemaaf. Apalagi bagi seseorang dari masa lalu yang telah mencampakkannya!

Sedangkan pria itu, dia hanya berdiri seperti patung sambil memandangi kancing kemeja Jeno dengan linglung, seperti seorang musafir miskin yang mengharapkan belas kasihan dengan wajah kuyu dan pucat, matanya terlihat kusam, tidak secerah dulu. Seluruh orangnya sangat menyedihkan saat dia berdiri di ujung anak tangga terakhir dari Vila mewah keluarga Lee.

Untuk beberapa saat Jeno sempat merasa prihatin melihat keadaan mantan pacarnya yang menyedihkan ini, tetapi dia berhasil menyembunyikannya dan tetap berpura-pura tidak peduli.

Pria itu tidak berani membalas tatapan galak dari Jeno dan hanya bergumam, suaranya sangat kecil dan serak seperti dengungan nyamuk, "Aku ingin bertemu Juno..."

Tiba-tiba dia merasa sedih, pandangannya memburam saat dia menyebutkan nama itu. "Aku ingin melihat Juno... "

'Aku sangat merindukan anakku...'

"Jebal..."

Jeno berdecak, kemudian tertawa dan berkata. "Kamu tidak punya hak untuk melihat anakku lagi!"

Renjun mengangkat kepalanya. Air mata di ujung matanya hampir jatuh, tetapi dia tetap bersikeras bertahan dengan cara tidak berkedip agar pria angkuh itu tidak melihat kerapuhannya. Dia menelan rasa pahit dan berkata lagi, memohon, "Tolong, sekali saja..."

"Kamu tidak diizinkan! Cepat pergi dari rumahku! Juno sudah melupakanmu! Jadi pergilah!"

Renjun mengangkat tangan untuk menutupi air matanya yang mengalir. Dia tersedak isak tangis, "Sekali saja... Jeno-ya! Sekali saja..."

"Jeno-ya? Kamu masih berani memanggilku dengan nama itu?" Jeno menggelengkan kepalanya, ekspresinya terlihat jijik, "Renjun-ssi, Anda sangat tidak tahu malu!"

"....."

"Setelah kamu pergi meninggalkan kami selama bertahun-tahun, sekarang kamu datang mengetuk pintu rumahku dan mengatakan kamu ingin melihat Juno? Setelah apa yang sudah kamu lakukan! APAKAH KAMU TIDAK TAHU MALU!?"

"....." Renjun berlutut di tanah sambil menangis keras. "Direktur-nim!... maaf, dengarkan penjelasanku!"

Jeno membuang muka. "Aku bukan Direkturmu lagi, Huang Renjun!"

Walau pun dia terlihat galak dan tidak berperasaan, tetapi sorot matanya tidak bisa berbohong. Dia masih terluka.

"Kamu pergi begitu saja, tanpa kabar atau berita selama bertahun-tahun! Membuatku frustrasi, bahkan Juno terus menangis dan menanyakan kemana Babanya pergi! Anak itu terus bertanya KEMANA BABANYA PERGI!!!" Jeno berteriak, "KEMANA KAMU PERGI SELAMA INI?!"

"AKU!.... aku.... tidak, aku..." Renjun histeris sambil meminta maaf dan memanggil nama Juno terus menerus.

Dia menyesali keputusannya bertahun-tahun yang lalu! Dia sangat menyesal sekarang! Jika waktu bisa di putar kembali, maka dia tidak akan pernah mengambil keputusan itu!

Jeno memejamkan matanya, terlihat jengah saat mendengar suara tangisan Renjun yang semakin mengeras, lalu dia membentak secara kasar, "Jangan menangis di depan rumahku! Pergilah! Juno tidak membutuhkanmu...!!!"

[𝐁𝐋] 𝐀𝐒𝐈𝐒𝐓𝐄𝐍 𝐃𝐈𝐑𝐄𝐊𝐓𝐔𝐑🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang