AD 13 - Jual Mahal

801 85 21
                                    

Renjun menatap profil samping Jeno lekat-lekat. Visualnya yang masih sangat tampan di sore hari hampir membuat jantungnya meledak, di tambah dengan kata-kata manisnya satu menit yang lalu berhasil menggulung perasaannya yang sempat melarikan diri, kembali lagi. Apakah ini nyata?

"Direktur-nim, aku adalah seorang homoseksual dan Anda sangat membencinya. Aku baru saja ingin belajar melupakanmu, tetapi apa yang terjadi sekarang?"

"......" Sebenarnya Jeno juga baru menyesali perkataannya tadi. Namun orang lain sudah mendengarnya dengan sangat jelas, "Kamu tidak tuli, kan?"

Renjun masih mengocek dengan nada bicara yang bermartabat, "Kebaikan Anda bisa di salah artikan olehku, apakah Anda tidak pernah berpikir?"

"....."

"Membuat perasaanku seperti rollercoaster."

"......"

"Dan aku-"

"Manager-nim..." Kakinya menginjak pedal gas saat lampu berubah hijau. Dia membalas perkataan Renjun dengan suara maskulinnya, "Kalau begitu aku berubah pikiran. Kamu tidak boleh datang-"

"TIBA-TIBA!!?" 'BERUBAH PIKIRAN??!' Tanpa sadar Renjun berteriak, lalu saat rohnya kembali, dia segera merubah ekspresinya menjadi datar lagi. Dia berpura-pura batuk keras, pipinya memerah.

'Sangat malu... _(:3_/ )_'

Dia tidak berani menatap Jeno. Matanya berkeliaran menatap orang-orang yang berjalan di trotoar. Dia bersusah payah menyembunyikan kepanikannya dan masih berbicara seolah-olah tidak ada pilihan.

"Aku akan tetap datang, tapi aku datang bukan untuk menemui kamu. Aku datang untuk Juno."

"......."

Bibir pucatnya masih terlihat sakit, tetapi sebenarnya Renjun sangat bersemangat. "Juno sangat menyukaiku, aku juga menyukai anak itu, jadi aku harap Anda tidak salah paham...."

Jeno masih fokus menatap jalan dan tidak merasa terganggu sama sekali. Dia tahu bahwa sifat Karen sedikit tidak waras, maka dari itu dia tidak akan menginterupsi kegilaannya. Dia melirik kaca spion dan mobil mulai menepi di pinggir jalan, "Kamu tidak perlu memaksakan diri. Aku juga tidak ingin usahamu untuk melupakan aku menjadi sia-sia."

Renjun,"......." 'Anu, Direktur-nim, Jamkkanman...'

Dia menambahkan, "Menyukai pria lurus sepertiku terlihat sangat sulit untukmu, maka dari itu aku tidak ingin menyusahkanmu. Jadi, jangan datang lagi lain kali..."

"................." 'Ini bukan alur yang aku rencanakan!'

'ANDWAE!!'

"Direktur-nim!" Renjun memasang wajah tidak rela saat Jeno melepaskan sabuk pengamannya, lalu keluar dari mobil.

Pria itu membungkuk terlebih dahulu dan mengatakan kalau dia akan pergi ke Apotek untuk menebus resep. Jadi sekarang Renjun di tinggalkan sendirian. Dia memegang rambutnya yang mulai tumbuh dan berteriak tanpa suara di dalam mobil sambil menampar bibirnya sendiri.

"Mulut kotor ini! Aaa... Aku salah bicaraaaa... Bukan seperti itu harusnya!"

Awalnya dia berniat jual mahal, tetapi ternyata pembeli tidak menawar sama sekali dan langsung pergi begitu saja...

'Tidakk... Aku mau bermain ke rumah Direktur-nim! Aku ingin mainn! ( ≧Д≦) Aku berbohong tadi... Aku hanya bercandaa...'

'Aku ingin bertemu anakku lagi...!!'

'Jangan pisahkan kami!! T~T'

Renjun menangis tanpa air mata. Tubuhnya merosot ke bawah. Dia mulai memikirkan cara untuk membuat penawaran lagi setelah Jeno kembali. Dia benar-benar ingin datang ke rumah itu lagi!

[𝐁𝐋] 𝐀𝐒𝐈𝐒𝐓𝐄𝐍 𝐃𝐈𝐑𝐄𝐊𝐓𝐔𝐑🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang