AD 6 - Sekumpulan Orang Bodoh

707 112 20
                                    

Pagi buta, pukul 05:45.

Gagang pintu apartemen Renjun bergerak lalu terbuka, Jaemin masuk dari luar. Dia berjalan melewati ruang tamu. Renjun belum bangun pada saat ini dan pintu kamarnya tidak di kunci.

Jaemin mengulurkan tangannya untuk membuka pintu kamar sedikit dan melihat seorang pria dewasa sedang tertidur nyenyak sambil memeluk boneka kudanil?

Sudut bibirnya terangkat menjadi sebuah senyuman. Sangat lucu. Renjun persis seperti bayi.

Setelah merasa cukup menatap orang di tempat tidur, Jaemin segera pergi ke ruang kerja yang berada di samping kamar utama. Dia masuk tanpa ragu dan mulai menyalakan komputer, sambil menunggu komputer loading matanya berkeliaran keseluruh ruangan dan melihat bahwa semua sudut sangat bersih.

Jaemin bergumam takjub, "Pria dewasa sangat rapi."

Lalu tiba-tiba matanya tertarik saat melihat sebuah kamera tua tapi masih terlihat cantik di sudut lemari buku, bercampur bersama proposal-proposal penting yang tidak dia ketahui, Jaemin bangun dan mengambilnya.

Kamera tua itu masih terlihat indah tanpa debu yang menempel. Dia sangat terpesona. "Karakternya sangat cocok seperti yang aku pikirkan."

"Karakter siapa yang cocok?"

Jaemin tidak terlihat terkejut, dia menoleh dan menatap Renjun yang berdiri di ambang pintu sambil bersandar. Wajah bangun tidurnya sangat lucu. Dia menjawab dengan jujur, "Karaktermu sangat cocok seperti yang selama ini aku pikirkan."

Renjun menguap lebar, "Oh, ya?"

"Maaf aku memegang barang-barangmu tanpa izin," setelah mengatakannya, dia segera menyimpan kamera itu lagi di tempat asalnya, lalu melanjutkan sambil memandang wajah Renjun,  "Aku tidak tahan melihat barang cantik."

"Kamu menyukainya?"

Renjun masih belum 100% sadar. Matanya setengah tertutup. Astaga ini masih subuh dan dia terbangun karena haus, tapi karena hari ini dia harus pergi bekerja, jadi dia tidak bisa tidur lagi.

"Ambil saja untukmu."

Jaemin terdiam selama beberapa detik sambil melirik kamera berwarna silver itu. Tatapannya penuh keragu-raguan tetapi tangannya mengkhianati hatinya. Dia mengambil kamera dan mengucapkan terima kasih pada Renjun. Dia memang sangat menginginkan barang antik ini.

Jaemin menunduk. Bulu matanya berkibar lembut saat dia tersenyum. "Ini benar-benar cantik."

"Baiklah, aku harus mandi dulu."

Setelah Renjun menghilang dari pintu, Jaemin kembali duduk dan fokus mengedit chanel.

...

Renjun segera turun ke bawah untuk membeli sarapan. Dia banyak membeli makanan hari ini, karena mulai sekarang ada dua orang tambahan yang harus dia beri makan. Dia membeli tiga nasi goreng kimchi, tiga sup rumput laut (Guk), dan telur gulung daging sapi dengan tambahan daun bawang (Gyeran mari).

Melihat semua hidangan ini sudah membuat air liurnya menetes. Renjun segera membawanya pulang dan menyajikannya di meja makan.

"Jaemin! Berikan sarapan ini kepada Nenek jelek itu dulu!"

"Baik!"

Sebagai cucunya, Jaemin sama sekali tidak tersinggung oleh sampah yang keluar dari mulut Renjun. Dia sepertinya sudah terbiasa. Dengan patuh, Jaemin mengantarkan sarapan untuk neneknya terlebih dahulu sebelum mereka berdua bisa sarapan bersama.

"Dengar, saat ini kamu tidak boleh terluka, jadi kamu jangan bersentuhan dengan benda tajam apapun, hindari itu. HIV memang tidak menular lewat kehidupan sehari-hari seperti menggunakan piring dan sendok, tetapi HIV bisa menular lewat darah. Kamu harus mengerti..."

[𝐁𝐋] 𝐀𝐒𝐈𝐒𝐓𝐄𝐍 𝐃𝐈𝐑𝐄𝐊𝐓𝐔𝐑🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang