AD 11 - Tsundere

660 94 16
                                    

Jeno mengawasi tindakan Doyoung yang sedang memeriksa Renjun di tempat tidur. Dia masih menunggu sambil mengecek ponsel milik orang lain untuk mengkonfirmasi sesuatu. Dan ternyata semua kejadian konyol dan tidak masuk akal ini adalah benar.

Renjun dan Karen adalah orang yang sama.

Jadi selama ini dia telah berbicara selama dua tahun bersama Manager menyebalkan yang menyukainya?

Dan Manager yang mengejarnya di perusahaan adalah orang yang dia sukai?

"..........." Jeno melempar benda persegi itu ke atas meja dan mengusap wajah tampannya secara kasar.

Apakah Renjun mengetahuinya?

Sepertinya tidak. Jika pria itu mengetahuinya maka dia tidak akan berharap Jelly muncul di saat Jeno berada di sana.

Jeno menghela nafas panjang. Dia benar-benar kecewa. Mengapa dari 51,74 juta penduduk korea selatan dan di tambah dengan jutaan penduduk asing yang tinggal di sini, kenapa harus Renjun? Apa dunia terlalu sempit ataukah takdir yang senang mempermainkannya ...

Setelah selesai memasang infus di tangan kurus itu, Doyoung langsung menghampiri Jeno dan mengajaknya keluar.

"Aku sudah selesai. Ayo antarkan aku ke depan." Dia melanjutkan, "Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu tentang orang ini."

Tanpa banyak bicara Jeno langsung berdiri dan berjalan bersama Doyoung, kedua pria dewasa itu berbicara serius di ruang tamu.

Doyoung mencebik, dia menendang kaki Jeno saat pria itu akan duduk di kursi, untungnya dia tidak terjatuh. Jeno mendelik tajam dan menyumpahi sikap centil Doyoung yang menurutnya sangat kekanak-kanakan.

"Apa yang ingin kamu katakan?" Jeno menyilangkan kakinya sambil melihat ke arah lain. Otaknya masih berputar tidak percaya dengan kejadian hari ini. Dia bahkan tidak perlu repot menyajikan air minum untuk tamu.

Tuhan mempertemukannya dengan cintanya, tetapi ternyata dia tidak menyukai orang ini di dunia nyata.

Sangat membingungkan.

"Tapi, wow! Lihat itu ..." Doyoung menoleh, memeriksa rumah temannya ini secara keseluruhan dan memuji tentang selera arsitekturnya yang unik. Membuat Jeno semakin sakit kepala mendengarnya.

Jeno mendesak, "Jangan bertele-tele! Katakan saja apa penyakitnya!"

Doyoung sekali lagi mencebik dan mulai mengatakannya satu persatu, "Dia terkena malnutrisi. Tubuhnya tidak menerima gizi yang cukup dan membuat tubuhnya mudah terkena virus. Aku juga menduga kalau dia mempunyai riwayat penyakit mag yang menyebabkan perutnya sakit. Penyebabnya adalah pola makan yang tidak teratur dan kurangnya gizi dari makanan yang dia konsumsi ..."

"Apa kamu tidak salah?" Jeno menatap Doyoung, lalu menoleh ke pintu kamar yang di tempati Renjun, "Di Korea masih ada manusia yang kekurangan gizi?" Dia tidak habis pikir, apakah Renjun benar-benar semiskin itu?

Di era ini, dan dengan pekerjaan yang bergengsi. Tidak mungkin!

"Makanan apa yang sering dia makan? Mungkin saja penyakitnya ini gara-gara dia terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak, alkohol, pedas, asam, panas dan dingin secara bersamaan. Itu semua tidak baik bagi perut jika di konsumsi setiap hari."

"Aku tidak tahu. Kenapa kamu bertanya padaku?"

Doyoung mengangkat salah satu alisnya dan meneliti ekspresi Jeno yang kurang aktif, datar. "Aku pikir dia kekasihmu-"

"Kamu gila?!"

Jeno seperti ikan hidup yang di letakan di atas wajan hangat, terus menggeliat tidak tenang di kursinya. Satu-satunya manusia yang mengetahui tentang orientasi seksualnya secara detail memang hanya orang ini, Kim Dong-young. Mereka adalah teman masa kecil, nyatanya Doyoung lebih tua darinya, namun hal itu tidak membuat perbedaan besar di antara mereka.

[𝐁𝐋] 𝐀𝐒𝐈𝐒𝐓𝐄𝐍 𝐃𝐈𝐑𝐄𝐊𝐓𝐔𝐑🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang