"Jangan berusaha pergi atau hidup lo selamanya tidak akan tenang."
****
Suara derap langkah semakin mendekat, persembunyiannya hampir saja ketahuan. Andai kucing liar tak bersuara di dekat mereka.
"Cari sampai dapat, bocah itu tidak akan lari jauh. Kecuali dia dibawa hantu."
Semua orang menatap horor, malam semakin mencekam diantara gedung-gedung terbengkalai. Dingin menusuk tulang membuat bulu kuduk mereka meremang.
"Bos, sepertinya bocah itu sudah dibawa penunggu di sini," celetuk salah satu dari mereka.
"Bilang saja kalau kalian takut," tebaknya.
Seseorang yang dipanggil tadi langsung melayangkan pukulan telak di perut anak buahnya.
"Bocah itu harus kalian temukan, atau geng kita hancur berkeping-keping. Lo semua mau itu terjadi. Hah!" ancamnya.
Mereka saling menepuk pundak dan berlari berpencar mencari seseorang yang sudah menjadi target sejak lama.
Tidak jauh dari tempat mereka, seseorang menggerutu tidak terima, "Kalau gue bocah, lo bayi."
Bagas, pemuda itu terus menggerutu dengan sebutan yang diutarakan oleh seseorang yang sudah menjadi saingannya sejak dulu. Hanya saja semua tenggelam begitu saja, saat derap langkah semakin lama semakin dekat. Tangannya mengelus dada bercampur dengan ketakutan yang ketara jelas. Keringat dingin mengalir di pelipis, berusaha mencari cara untuk keluar dari salah satu gedung terbengkalai. Mencari penerangan untuk mengetahui bahwa ada jalan lain untuk keluar dari tempatnya sekarang.
Bagas kembali menyenderkan tubuhnya, beberapa orang sudah berada di luar gedung tempat di mana Bagas bersembunyi. Jantungnya mulai tak beraturan untuk berdetak, tangan kekarnya mulai basah dengan keringat dingin. Tidak biasanya dia ketakutan seperti ini, bahkan dia juga terpisah dari teman-temannya. Harusnya hari ini dia bersenang-senang di klub malam yang telah dijanjikan oleh salah satu teman segengnya.
"Gimana?"
"Kita balik sekarang saja, gue khawatir nanti ke gerebek duluan."
"Maksud lo?"
"Lo gak tahu, ya? Kalau daerah sini kekuasaannya Geng Devils. Gue gak mau jadi bulan-bulanan mereka."
"Halah gitu saja kalian takut, lagipula ketuanya cewek. Di ajak pacaran masalah selesai."
Bagas sudah mulai lelah, saat badannya mulai merosot turun. Sebuah tangan mengangkat kedua pundaknya, mengangkat untuk tetap berdiri. Bagas kaget bukan main, tidak ada suara derap langkah tetapi tiba-tiba ada orang di depannya. Penampilan serba hitam dan memakai Hoodie kebesaran.
"Serba hitam, dia manusia atau Mbak Kunti pakai jaket?" ucap Bagas dalam hati.
Bagas menyadari sesuatu saat dia beranggapan bahwa yang di depannya sekarang adalah mahkluk kasat mata yang memakai kostum berbeda.
"Pakai ini dan keluarlah tanpa menoleh, di ujung jalan nanti ada yang nunggu lo dan akan ngantar lo sampai tujuan," bisiknya.
"Gue sadar kalau setan juga punya suara lembut," racau Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara ( Tamat )
Teen FictionDemi sebuah tujuan, Bagaskara harus menjadi sosok yang berbeda agar dirinya diterima menjadi kekasih si gadis lugu. Beribu penolakan telah diterima Bagas sampai urat malunya putus. Akan tetapi siapa sangka perjalanan Bagas terus terpantau oleh sese...