10. Diagnosa pasien

13 3 0
                                    

"Evan, tolong jagain Ata sebentar ya. Tante Mita pulang dulu mau ambil barang-barang Ata yang di perluin."

"Mah, Abang gak ikut kita pulang?"

"Lala sayang sini peluk mama, Nak biarin Bang Ata istirahat sebentar ya. Kasian waktu istirahatnya kita ganggu kalo bang Ata udah sehat pasti bisa kumpul lagi sama-sama."

Lala masih melihat sekelilingnya sulit di artikan menarik ujung baju Santika meminta penjelasan.

"Lala gak perlu takut disini banyak yang jagain ada bang Devan sama yang lain juga."

"Bener ya," Lala mengulurkan jari kelingking berjanji pada Devan.

"Iya, adek cantik."

Lala melambaikan tangan dari kejauhan. "Dadaa, Lala pulang dulu."

°°°

Penjelasan dokter tadi cukup membingungkan Sintia dan juga Mita tentang kondisi pasien Atama yang baru saja melewati masa keritis dan boleh langsung di pindahkan keruang rawat malah di uji dengan kabar Aska ikut drop masuk ruang ICU bersebelahan dengan ruangan Ata.

"Dok, anak saya kenapa bisa sampe pingsan dok." tanya Santika.

"Maaf kondisi anak ibu sekarang sangat tidak bisa dikatakan baik."

"Maksud Doker apa?"

"Kepala anak ibu pernah terbentur benda keras di kepala bagian belakang Apa benar?" desak dokter Idris yang pernah menangani kasus Aska saat masih kecil dulu.

"I-iya dok, sekitar 5 tahun yang lalu."

"Em, sudah lama sekali ya." Dokter Idris tampak prihatin dengan salah satu pasien lamanya itu ia tidak tega mengatakan penyakit Aska yang seberanya mata pahlawan berjas putih itu sudah basah. Pria setengah abat itu bangkit dari duduknya membaca CT scan otak Aska dengan serius sesekali menghembuskan napas kasar.

Timbul bercak kemerahan di tangan dan kaki Aska. Dokter Idris menjelaskan bahwa Aska mengalami pembuluh darah di area kepala bagian belakangnya pecah kerena pembekuan darah di otak yang sudah lama membeku tidak bisa berjalan lancar jika tidak di tangani secepat mungkin akibatnya bisa fatal antara koma atau berujung kematian.

°°°

Sudah hampir sering Aska pingsan akibat kelelahan dan sering mimisan ketika upacara berlangsung tapi orang tua Aska baru menyadari sekarang.

"Apa oprasi dok? Emang gak ada cara akternatif untuk proses penyembuhan anak saya dok." kata Santika lirih.

"Boleh ibu pikirkan baik-baik terbih dahulu saran saya barusan, sebelum anda mengambil keputusan sendiri jika tidak ingin anak anda sembuh."

"Saya mau Dok, lakuin apa pun yang terbaik buat anak saya. Saya takut kehilangan untuk kedua kalinya."

"Baik, lengkapi persyaratanya dan sekitar jam 4 sore jika sudah siap semua kita langsung masuk ke ruang oprasi."

Santika masih merenung di kursi tunggu ia tidak punya cukup banyak uang untuk oprasi Aska. Dirinya hanya punya uang siampanan 1 juta di bank untuk pengobatan Aska sampai sembuh.

Santika memilih menunaikan ibadah solat zuhur di musola kecil yang berada tak jauh dari kantin rumah sakit Kasih Ibu

"Asalamualaikum, Mbak Tika."

Santika masih khusyuk berdoa bahunya di tepuk Mita. "Waalaikumsalam, Mit ada apa? kamu udah solat Zuhur belum."

"Udah mbak."

"kamu liat anak-anak belum hari ini?" tanya Santika mengajukan pertanyaan pada Mita.

"Udah mbak, barusan."

"Emm, Mita." gumam Santika sedikit pelan tapi masih bisa di dengar pemilik nama ia pun menoleh.

"Mbak butuh sesuatu?"

"Gak jadi Mit," jawabnya ragu-ragu.

"Aku udah kenal mbak Tika lama loh, Jadi mbak gak bisa bohongin aku walaupun nyembunyiin sesuatu rapat-rapat lambat laun aku pasti tau mbak."

Tangis Santika pun pecah di pelukan Mita, "Hiks...hiks...Aska jadi sakit gara-gara aku lalai jaga dia dulu a-aku nyesel Mit."

"Udah mbak, jangan nyalahin diri sendiri kita lagi di uji sama Allah lewat anak-anak baik seperti mereka, kita harus kuat. " santika semakin mengeratkan pelukanya.

"Mbak. Aku ada sedikit rezeki buat Aska mohon di terima ya, gak usah sungkan kaya sama siapa aja lebih atau kurangnya nanti bisa di cari yang penting Aska sembuh."

"Maaf ya, aku selalu ngerepotin kamu dan keluarga."

"Gak, sama sekali mbak."

Mereka berdua lama berbincang tidak sadar waktu terus berjalan cepat Dokter Idris terus memantau keadaan Aska setiap menit berbunyi monitor menghilangkan kesunyian Dokter dan suser yang sedang berjaga bergantian.

Tiba-tiba jantung Aska berhenti berdetak Dokter Idris lansung bertindak menangani Aska alat pacu jantung yang biasa di gunakan di film-filem kini di gunakan Dokter Indris di dunia nyata.

Alat ini digunakan untuk mengatasi aritmia karena pada saat pasien mengalami kondisi ini, irama jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau dengan ritme yang tidak biasa. Jika jantung berdetak terlalu cepat, kondisi ini disebut takikardia. Sementara itu, jantung yang berdetak terlalu lambat disebut bradikardia.

Bersambung.
-Ataska-

ATASKA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang