6

433 79 5
                                    

KLONTANG

Kericuhan di pagi hari membuat Beomgyu terbangun dari tidur.

Bahkan acara mimpi indahnya lenyap begitu saja saat suara benda jatuh terdengar nyaring.

Pemuda itu, Beomgyu, mengucek sebelah mata pelan. Mengamati sayu sekitar yang masih terbilang gelap.

"Pagi-pagi buta gini, Mark Hyung sama Sungchan ngapain sih ngerecokin Bubu.. Lah? Bentar."

Seketika kedua mata Beomgyu langsung terbuka. Dia yang awalnya ogah-ogahan buat bangun, menyibak selimut.

Sial.

Beomgyu lupa jika dia ada di kostan.

Otomatis Mark dan Sungchan yang biasa gangguin Taeyong tidak mungkin tiba-tiba muncul.

Jangan-jangan ada maling.

Beomgyu mengumpulkan keberanian lebih dulu sebelum melangkah keluar kamar. Dengan guling sebagai senjata alami dia buat nimpuk maling.

Dan, ketika langkah Beomgyu mendekati dapur, suara cekikian mulai terdengar samar.

Bukan cuma satu, tapi banyak.

Beomgyu mengulum bibir takut, detik selanjutnya dia mengangguk yakin kalau dia bisa mengusir maling sendiri.

"Yuk bisa yuk, tinggal tebas langsung kelar." Cicit Beomgyu memberi semangat.

Satu langkah dia menapak, semakin dekat dengan suara cekikikan dari arah dapur.

Ketika mata Beomgyu sekilas melihat bayangan mendekat, dia siaga mengeratkan pegangan pada guling.

Dan..

"HIYAKKKKKK!!"

PLAK

PLAK

BUAK

Orang itu langsung teler di tempat.

Beomgyu memejamkan mata sambil mukul-mukul orang yang dikira maling, semakin brutal.

"HEH. HEH. ASTAGA, BEOMU BERHENTI. MAMAS BISA K.O NANTI." Kata salah satu dari mereka.

Perlahan pukulan Beomgyu mereda, tapi matanya masih tertutup erat.

Apa katanya barusan?

"Mamas?" Beomgyu membuka salah satu mata, mengintip keadaan.

Ternyata benar.

Seseorang yang Beomgyu tabok dari tadi adalah tetua jomblo sejati.

Langsung saja, Beomgyu berdiri. Sedikit menjauh dari mereka yang mengamati serta membantu Yeonjun untuk bangun.

"LAH, KALIAN KOK BISA MASUK KE KOSTAN GUE?!"

Beomgyu menunjuk menggunakan guling tepat ke wajah mereka satu per satu.

Wajah Beomgyu sudah nyolot dari tadi karena jantungnya dibuat berdetak kencang.

"Eh, adek udah sadar. Daripada teriak-teriak dan bikin tenggorokan kamu sakit, mending diem dulu."

"Bener kata a Soobin, mending Abang keloni aja yuk, yang? Bobo cantik lagi."

Heeseung hendak menuntun Beomgyu untuk duduk tenang di kamar tapi Beomgyu melawan.

Dia melepas paksa pegangan Heeseung lalu mendorong Heeseung menjauh.

"GAK! JANGAN ANEH-ANEH ATAU AKU GEPREK PAKAI COBEK!!"

Lagi-lagi Beomgyu membentak. Entah seberapa besar kekuatan pita suara Beomgyu hingga terus berteriak seperti itu.

"Hyung, tenang. Jangan marah-marah nanti cepet tua."

Dollar SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang