10

293 53 6
                                    

"Beomgyu."

Merasa terpanggil, Beomgyu memutar kepala. Melihat ada Yuri menggoyang-goyangkan tangan, akhirnya Beomgyu menunggu perempuan itu mendekat.

"Mau kemana?" Lanjut Yuri.

"Ke kantin anak teknik, kenapa?"

"Ohh, mau ketemu ayang lo ya?"

"Ngawur. Gue cuma mau bayar hutang ke kak Wooyoung."

Beomgyu menyikut lengan Yuri agar tidak menggodanya.

Iya.

Sejak kejadian sebulan lalu.

Tepat Beomgyu bertemu mantan kekasihnya—Baekseung dan terus di kejar jomblo sejati, Beomgyu semakin dekat dengan mereka.

Tanpa terkecuali. Kangmin yang awalnya kaget pun jadi terbiasa dengan kehadiran lima orang di kost sang paman.

Kalau datangnya baik-baik kaya tamu, Kangmin tak masalah. Yang menjadi masalah adalah lima orang itu datang kaya maling.

Ada yang lewat loteng, ada juga yang lewat jendela gudang.

Kebanyakan dari mereka datang bersama, alasannya karena ingin membuatkan Beomgyu sarapan.

Seperti tidak ada kerjaan lain di pagi hari.

"Hehehe. Kalau gitu, titip cimol dong. Sekalian kalau ketemu Guanlin, tabok udelnya dua kali."

"Hah? Ngapain?"

"Gak apa-apa, udah jangan banyak protes. Sana beliin, ntar gue kasih uang lebih."

Yuri mendorong-dorong punggung Beomgyu, sedangkan yang didorong merenggut kesal sambil berjalan ke arah kantin anak teknik.

"Awas aja sampai lupa bayaran lebih gue. Gue kutuk lo jadi kuda poni!" Sungut Beomgyu.

 Gue kutuk lo jadi kuda poni!" Sungut Beomgyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haha, ya, ya, ya, udah sana. Ntar keburu masuk."

Membuahkan tawa kecil Yuri serta ejekan melalui wajahnya.







**









"Eh, Seung. Ayang Gyu lo ke kantin fakultas kita tuh."

"Hah? Mana-mana?"

Heeseung yang lagi benerin listrik ruang kelas pun menoleh dengan rambut kaku berdiri.

Iya.

Dia habis kesetrum karena fokus teralihkan sama omongan teman satu fakultasnya.

"Ya di kantin lah goblok. Masa di kelas."

"Cih, jinjja?"

"Jinjja kura-kura ninja. Dia lagi beli cimol banyak banget, gak tau deh dia beli buat siapa."

Dollar SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang