12

296 40 9
                                    

Beomgyu melompat-lompat senang sembari bersenandung sepanjang lorong masuk kampus.

Tidak tau kenapa hatinya lagi berbunga-bunga pagi ini sampai-sampai sepedanya tadi nyemplung got karena tak sengaja menabrak batu besar.

"Pagiku cerahku matahari bersinar kugendong tas apekku dipundak~"

Brak

"Eakk~~ Selamat pagi fans-fans rakyat jelataku yang tampan dan imut ini.. eh, bentar. Lo ngapain?"

Beomgyu berlari kecil menghampiri teman perempuan sekelasnya yang terlihat serius membaca kumpulan kertas.

Tanpa menggubris keberadaan Beomgyu yang mulai usil ngelihatin sambil plonga-plongo kaya kebo, perempuan itu terus mencoba fokus menghafalkan.

"Ohh.. baca laprak toh—HAH? LAH? KOK GUE GAK TAU KALAU DISURUH BAWA LAPRAK?!" Beomgyu tiba-tiba memekik.

Tepat di telinga Yunjin hingga perempuan cantik itu refleks menampol pipi Beomgyu sampai bentuk tangan pun tercetak jelas di pipi putihnya.

Plak

"ANJ—SKSKSK."

"Ah! Lo mah ngagetin gue terus anjir. Untung gendang telinga gue udah kebal sama teriakan lo." Sebal Yunjin, menutup buka telinga yang berdengung.

"Yahh, lagian lo kenapa nggak kasih kabar gue kalau suruh bawa laprak hari ini? Aaahhh! Kalau gue dihukum gimana?"

"Dih, kok jadi salah gue? Lagian ya tuan Jung Beomgyu terhormat. Mana gue tau kalau lo bakal gak bawa laprak? Gue kira juga lo masih ingat." Sahut Yunjin tak terima disalahkan.

Sebelum bibir unik Beomgyu memprotes kembali, sang dosen yang dibicarakan masuk ruangan.

Beomgyu mau tak mau duduk di sebelah Yunjin sambil menyengir ketika pak Kim melayangkan tatapan tajam padanya.

"Mampus, pasti habis ini beneran bersihin toilet lagi." Batin Beomgyu, terus tersenyum walau tatapan pak botak Kim terus menusuk.








**









"Siangku suramku matahari meredup kupegang erat lap pel terkutuk~"

Beomgyu yang disuruh ngepel seluruh bilik toilet penuh aroma dosa itu malah membawa tongkat pel sebagai mic untuk bernyanyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beomgyu yang disuruh ngepel seluruh bilik toilet penuh aroma dosa itu malah membawa tongkat pel sebagai mic untuk bernyanyi.

Dia tidak menghiraukan hukuman pak Kim yang cukup menyeramkan bagi sebagian mahasiswa.

Bagi Beomgyu, pak Kim masalah kecil. Sebab dia sudah sering dihukum oleh bapak-bapak botak yang menjabat jadi dosennya itu.

"Argh! Andai aku nggak di usir Daddy dari rumah, udah aku laporin si botak ke Bubu biar di pecat!" Serapah Beomgyu.

Iya.

Orang tua Beomgyu memang pemilik tempat dia menuntut ilmu. Walau begitu, Beomgyu tak diakui sebagai anak pemilik kampus.

Dollar SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang