7

396 66 6
                                    

Di minggu pagi yang indah dengan sengat mentari membakar seluruh kulit putih para manusia kera di bawahnya.

Salah satu manusia tengah bersenandung sembari melangkah ke sembarang arah.

"Sekuntum mawar merah~ Eak, asek.. tarik mang lugowo~~"

Hyunjin, manusia yang dibicarakan dengan muka bak Hello Kitty ditambah bunga-bunga sekitar wajahnya mengetuk genit pintu kos Beomgyu.

Tok

Tok

"Kiw adek manis, ini kakak."

Tidak ada jawaban. Hyunjin tersenyum sendu.

"Beomgyu, ini gue. Gue gak bakal nagih hutang selagi lo mau kencan sama gu—"

"Eh, kak Hyunjin? Ngapain ngesot di situ kak? Mau ngepel teras kak Beomgyu pakai baju kakak?

Iya.

Ini pertanyaan dari salah satu orang yang lagi ngekost di kost-kostan punya ibu Hyunjin.

"Menurut lo?"

Hyunjin mulai sewot. Alasannya, karena dia juga salah satu orang yang ngutang sama Hyunjin.

Boro-boro bayar hutang, buat bayar kostan saja kadang pemuda itu kabur bersama kekasihnya.

Mau ngusir sih, tapi Hyunjin gak tega. Mana muka pemuda itu manis banget kaya gulali.

"Hum.. mau ketemu kak Beomgyu ya? Emang kak Beomgyu ada di kost? Perasaan dia di.."

Pemuda itu, Sunoo, berhenti berucap. Sekilas dia melirik Hyunjin yang curiga ke arahnya.

"Dimana?" 

Hyunjin mengamati Sunoo dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tangan yang membawa berbagai macam makanan ringan, membuat Hyunjin semakin curiga.

"Eeh.. itu, Sunoo nggak tau hehe. Yaudah Sunoo mau ke lapangan dulu ya kak. Semangat nyari kak Beomgyu nya!"

Sunoo langsung lari begitu saja ketika tatapan Hyunjin semakin menusuk.

Sedangkan Hyunjin yang ditinggal sendiri, mengedikkan bahu acuh. Mencoba membuka pintu kost Beomgyu sambil terus bergumam mengucap salam.

"Punten, paket." Iseng Hyunjin, mengintip keadaan.

Ketika tau kost Beomgyu kosong, Hyunjin kembali menutup pintu kemudian mengejar Sunoo yang belum jauh dari pandangannya.

"Udah gue dugong Beomgyu kabur lagi. Ck, pasti si semok yang bantu Beomgyu kabur. Awas aja, ntar gue lepas bebek-bebek gue biar ngejar dia." Serapah Hyunjin, anak pemilik kost sekaligus peternak bebek.

**

Sorak sorai terdengar ricuh ketika Guanlin berhasil menampol pipi Soobin menggunakan guling kapuk hingga sedikit oleng.

Untunglah Soobin dapat mempertahankan keseimbangan tubuh hingga dia tidak terjatuh ke lumpur penuh dosa di bawahnya.

"Cih, cuma gitu doang kekuatan kamu? Nih rasain, jurus adehoy aa kesayangan Beomu. HIYAKKK!!"

PLAK

PLAK

BUAK

Dengan brutal, Soobin menaboki pipi hingga selangkangan Guanlin.

Guanlin yang belum siap menerima serangan pun pasrah ketika guling buluk Soobin mengenai si Linjur—kebanggaan Guanlin.

"WOI. WOI. SANTAI NAPA. HEH, ANJIRRR BABIKKKK!!" Umpat Guanlin ketika tau dia bakal jatuh.

Dollar SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang