Sepertinya ada yang aneh?. Semua tampak tidak seperti biasanya.
Jika ini sebuah lelucon, sunguh ini lelucon yang tidak lucu.Tersesat didalam rumah sendiri?.
Bagaimana mungkin aku tersesat dihutan yang sudah seperti rumahku sendiri?. Hutan ini laksana baju yang menempel dibadanku.
Aku hapal setiap sudut hutan ini.Tapi aku tidak tau dimana ini?
***
DYAH Tribuana Tuggadewi kebingungan setengah mati ketika bangun dari semedi. Mendapati bahwa dia sudah berada ditempat yang berbeda. Dia memang masih duduk bersila di lempengan Batu didalam Goa. Namun yang bikin heran dan membingungkan adalah, tidak ada lagi gemericik air yang bening dibawahnya. Tidak ada lagi Ikan Sungai yang biasanya menari nari dibawah air yang jernih itu. Bahkan sudah tidak ada sungai yang mengalir dari dalam Goa.
Ini sangat mengherankan. Padahal Tuan Putri (biasa orang orang memanggilnya) tidak merasakan perubahan apapun dalam semedinya.
Namun begitu dia bangun semua sudah berubah. Dia merasa begitu asing ditempatnya sendiri. Semua terlihat sama tapi banyak yang berubah.***
Dengan kekuatannya, Tribuana menggunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk melompat keluar.
Dan alangkah terkejutnya dia ketika Goa tempatnya bersemedi sudah tertutup semak semak belukar. Bahkan banyak sarang Laba-laba disana sini yang dia yakin jika dia seekor Kupu kupu atau Lalat, sudah pasti dia akan terjebak jaring Laba-laba.
Kekagetan Putri Majapahit itu tidak hanya berhenti disitu. Diluar Goa, keadaan berubah total.
Memang masih Hutan sih, tapi ini jelas Hutan yang berbeda. Mungkin jenis tumbuhan yang masih sama. Tapi entah kenapa seperti ada kekuatan besar yang mengacak acak Hutan sehingga semua posisi Pohon berubah. Seperti bukan dihutan tempat dia berguru.
Seperti ada kekuatan besar. Iya.. Ada kekuatan besar yang merubah Hutan tempat dia bersemedi menjadi Hutan yang lain. Tribuana juga tidak mengetahui dimana keberadaan Gurunya yang sebelumnya bilang hendak berburu kelinci Hutan. Tribuana juga tidak menemukan Cemeti Cakar Rajawali yang mampu membelah Batu itu pada posisinya.
Dyah Tribuwana ingat betul Cemeti sakti itu dia letakkan disampingnya.***
Dyah Tribuana Tunggadewi, seorang Putri Keraton yang lembut tapi tidak lemah. Kecantikannya sudah menyebar seantero Majapahit dan Kerajaan tetangga.
Bahkan Pangeran Negeri Campa dan Sunda masing masing sudah mengirim utusan untuk melamarnya.
Namun Putri Tribuana menolak lamaran mereka dengan halus. Dengan memberi syarat, jika para Pangeran itu bisa mengalahkan ilmu kenuragannya maka Dyah Putri Tunggadewi bersedia menjadi istri sang pangeran manapun.Sebelumnya para Pangeran meremehkan sang Putri Keraton yang mungkin hanya mahir berdandan dan luluran. Mengingat kehalusan kulit Putri Tunggadewi yang begitu halus dan bening. Mereka sama sekali tidak menyangka jika sekali gebrak para Pangeran itu dibuat tidak berkutik.
Putri Tribuana tidak hanya cantik jelita, tapi juga pendekar sakti nyaris tanpa tanding.****
Putri Tribuana sekali lagi melihat sekeliling.
Kicau Burung pagi masih sama. Tapi tidak ada Kambing liar yang suka merumput di sekitar Goa. Tidak ada Kijang yang mengintip.
Aneh, Hutan terasa sepi. Tentu saja Hutan sepi, tapi biasanya dipagi hari banyak hewan yang merumput dan bermain air di Sungai.
Tribuana duduk bersila di Rerumputan yang masih basah karena embun pagi. Memusatkan energi, berusaha mendengar suara sejauh mungkin. Suara-suara aneh segera begitu terdengar bising, namun asing. Tidak ada suara lenguh Sapi atau Ayam Hutan yang berkokok dikejahuan. suara yang aneh.
Penasaran, Tribuana melompat ringan laksana terbang menembus Hutan belantara yang asing, menuju suara aneh yang dia dengar.Tempat apa ini?.
Tribuana sampai disebuah jalan yang menembus Hutan belantara. Jalan disini aneh sekali, begitu halus dan hitam pekat. Tribuana tidak pernah menemukan Jalan sebagus itu di Majapahit bahkan di jalan kota praja Trowulan sekalipun.
Tribuana mematung dipinggir jalan yang menembus Hutan.
Menatap penuh ngeri sebuah benda yang melesat menjauh. Sepertinya suara gaduh dan aneh itu berasal dari suara benda tersebut.Tidak beberapa lama kemudian, kembali sebuah benda datang dari ujung jalan. Melaju dengan kecepatan yang mungkin tidak secepat benda yang pertama lewat. Bahkan benda itu melambat dan berhenti tepat didepannya. Dibalik kebingungan, Tribuana beringsut mundur waspada. Bersiap dengan segala kemungkinan. Sepenuhnya dia yakin sekarang!. Dia sudah tidak berada dihutan kawasan Kekuasaan Majapahit. Jalan yang hitam pekat dan halus ini jelas bukan Jalan yang ada Kerajaan Majapahit. dan benda aneh itu, Tribuana yakin benda itu bisa berlari lebih cepat dari Kuda tercepat manapun seantero Kerajaan Majapahit. Tribuana menatap penuh waspada ketika seseorang keluar dari benda tersebut. Lebih heran lagi melihat pakaian yang dikenakan orang tersebut jauh berbeda dengan orang orang dikerjakan Majapahit.
Didunia mana ini?.
_________
Vote komen KaKa
baru part 1.. terus dibaca part selanjutnya. Dijamin seru😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Dyah Tribuana Tunggadewi (End)
Ficción históricaTribuana terbangun, mengenakan kembali pakainya yang berserakan dibawah ranjang..... Tak henti hentinya mengagumi bentuk tubuh Cakradhara yang masih terlelap. Sewaktu di masa depan tubuh Cakradhara agak. kurus. Namun sekarang setelah menjadi suamin...