7 Hari kemudian
"Masak sih tidak ada petunjuk cara kembali ke masa lalu?" Tanya Putri mendesak Cakra.
Cakra menghela nafas. Dia sudah berulangkali mengatakan jika tugas Internet hanya sekedar memberi informasi yang bersifat masuk akal. Jika tidak masuk akal itu kategori hoax alias palsu."Lagian Putri, jika ada orang bisa berpergian dari masa lalu ke masa depan atau sebaliknya alangkah kacaunya dunia ini!"
"Tapi aku bisa datang di masa depan ini" gumam Putri putus asa.
"Kenapa kamu tidak memulai dari awal? dari saat pertama kali kita bertemu?" Usul Cakra."Bersemedi" jawab Putri.
****
Ini adalah hari ketujuh dimana Putri sudah terjebak dimasa depan.
Dia sudah mencoba berbagai cara untuk menemukan Jalan pulang ke masa Majapahit. Berdoa, merapal mantra-mantra, bersemedi, namun hasilnya nihil. Hari pertama menginap dirumah malah dilalui dengan bersemedi dikamar Ana. sementara Ana memandangi dengan kagum.Mirip bersemedi istri Prabu Siliwangi.
Pikir Ana.Cakra selalu sibuk didepan Laptop.
Dia bilang itu memang kerjaannya.
Tribuana tidak tau sampai kapan dia akan menjadi beban Cakra dan keluarganya. Untuk itu dia memilih melakukan hal hal yang berguna dengan belajar memasak.
Walapun agak kesulitan, namun dengan sabar Mama Cakra mengajari Tribuana menggunakan dapur. Sebagai seorang Putri Kerajaan, dia sudah terbiasa dilayani. Jika, semua pengalaman ini serba baru. Tribuana hanya tergantung dengan dirinya sendiri jika sedang mengembara dan berguru kepada Ranggawuni.
Kadang kadang Mama Cakra menjaga Toko yang terletak dipusat kota. Sedang rumah mereka di pinggir kota.
Sedang adik Cakra; Ana, masih sekolah.Cakra sendiri entah apa yang dikerjakan pemuda itu. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan Laptop. Sesekali matanya melirik Tribuana yang kadang kadang nonton TV dengan Adiknya. Sama dengan Ana, Tribuana juga suka dengan film Angling Darma. Bahkan dia ngefans dengan salah satu aktor pemain film tersebut.
Sementara di depan Laptop Cakra diam diam mengetik Kata Kunci Cakradhara namanya sendiri. Mencoba mencari informasi siapa itu Cakradara suami Tribuana kelak. Dia juga mencari informasi di mesin pencari siapa Kertawardana itu. Apakah orang dari masa depan seperti dirinya, atau orang dari masa lalu?. Menurut informasi yang dia baca, Kartawardhana adakah nama lain atau julukan Cakradara, namun tidak ada nama Kartawardhana dalam namanya.
Jika ini sebuah kebetulan sungguh ini kebetulan yang sangat tidak betul
***
Hari ini Tribuana sedang sibuk didapur bersama Mamanya.
Sangat lucu, karena tidak tau harus memanggil apa? Tribuana juga memanggil Mama kepada Mamanya Cakra. Meskipun seorang Putri Raja, Tribuana tidak segan segan belajar banyak hal. Bahkan dia sudah berencana belajar membaca dan menulis. Itu ide Ana. Sitengil itu mengusulkan ketika mereka berdua sedang nonton TV."Hidup dimasa ini keras kak Putri, kamu harus bisa membaca dan menulis agar tidak ada satu orangpun yang membohongi kamu" kata Ana sok dewasa.
Cakra yang sibuk didepan laptop dibelakang mereka mendelik kearah Ana ketika Ana mengucapkan kata "membohongimu".
Namun matanya melirik kakaknya.Jelas Ana merujuk pada waktu dia mau menyebut nama Cakradhara, namun keburu Cakra potong.
Cakra tidak berbohong, cuman cakra hanya menutupi sebagian cerita.****
Cakra sedang mengerjakan beberapa tugas kerjaan di akun Fiverr_nya ketika Tribuana tiba tiba duduk disampingnya.
Secangkir kopi hangat mengebul penuh harum."Cobalah, Mama yang mengajariku meracik kopi ini" Tribuana meletakkan kopi.
Cakra tersenyum senang. Hatinya berbunga."Makasih Putri"
Putri tersenyum, dan mengangguk.
"Hidup dimasa sekarang menarik ya? serba maju. Masakanya macem macem, peralatannya bagus bagus, minumanya enak enak" kata Tribuana membuka percakapan."Kalau kamu suka tinggal di masa sekarang, kenapa kamu ingin pulang ke Majapahit?". Tiba tiba terbersit keinginan dalam hati Cakra bahwa Tribuana memilih hidup didunia yang modern ini.
"Karena disana rumahku"
Tribuana teringat Ibundanya. Ayahandanya sudah lama mangkat alias meninggal.
"Emmmm.... Cakra... _Tribuana ragu melanjutkan kata katanya_
Yang mana kata kata bahwa suamiku adalah Kartawardhana?" lanjut Tribuana sepertinya agak gugup.Cakra menoleh Tribuana, dia tidak kalah gugupnya.
Wajah tribuana terlihat memerah."oh itu. Ini....! ini , yang ini" Jawab Cakra, jarinya menujuk sebaris kalimat di layar Laptop.
"Apa tidak ada gambar nya?"
"Pada jaman kamu belum ada foto putri, jadi tidak ada gambar di Laptop ini."
Sungguh ini percakapan yang tidak nyaman, Cakra ingin menghentikan percakapan ini dengan mengganti topik yang lain.
"Terus disebutkan ga berapa nanti kami nanti punya anak?".
Cakra mendesah, entahlah dia yang naif atau apa, tiba tiba Cakra berharap dia adakah Cakradhara yang dimaksud dalam cerita sejarah Tribuana itu. Dialah Ayah dari Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja putra dan Putri Tribuana kelak.
"Kalian akan mempunyai dua orang anak yang lucu lucu ganteng soleh dan sholehah. Salahsatunya adalah Raja Terbesar Majapahit.
Putra putrimu kelak bernama Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja".Cakra memberikan sedikit humor pada jawabannya. Berharap wajahnya yang gugup tersamarkan.
"Oh, benarkah?" tanya Putri takjub.
"Dan apakah ada kemungkinan bahwa suamiku kartawardhana itu berasal dari dunia maju ini? mengingat aku terlempar kedunia ini dan tidak bisa kembali ke masa lalu?"
Sepertinya hati Cakra mulai dag dig dug.
"Itu sulit dijelaskan putri".
Sejujurnya Cakra ingin menjawab mungkin bisa. Mengingat Tribuana yang dari masa lalu bisa sampai dimasa depan, bisa saja seseorang dari masa depan terlempar ke masa lalu.
" Terus Cakra, _kali ini suara Putri Tribuana rendah terkesan menggoda _ selain nama Kertawardhana apakah ada nama lain untuk calon suamiku nanti" terlihat jelas Putri menyembunyikan senyumnya.
Cakra semakin gugup.
"Aku .... aa... aku belum mencari tau soal itu"
"Memang Ana bilang apa sama kamu?"tanya Cakra.Cakra curiga Ana sudah memberitahu Tribuana jika nama lain suaminya kelak bernama Cakradhara.
"Tida? ..... Ana tidak bilang apa apa. Cuman kemarin, waktu kita nonton TV, Ana bilang kalau aku harus belajar membaca dan menulis jika tidak ingin ditipu orang" kali ini Putri menatap lekat lekat mata Cakra.
Sebentuk senyum manis menghias bibir Putri Majapahit itu.
Cakra dengan gugup meminum Kopi yang disuguhkan Putri.Terlalu manis menurut Cakra, bukan kopinya ....
tapi gadis yang duduk disampingnya._________
Please di vote ya kakak 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Dyah Tribuana Tunggadewi (End)
Historical FictionTribuana terbangun, mengenakan kembali pakainya yang berserakan dibawah ranjang..... Tak henti hentinya mengagumi bentuk tubuh Cakradhara yang masih terlelap. Sewaktu di masa depan tubuh Cakradhara agak. kurus. Namun sekarang setelah menjadi suamin...