19 - Akhir Dari Segalanya

1.1K 137 28
                                    

Stasiun terlihat ramai walaupun ini sudah akhir pekan. Banyak orang berlalu-lalang dengan terburu-buru, mungkin mereka ingin menghabiskan waktunya bersama orang terkasih di akhir pekan seperti ini.

Orang terkasih, huh.

Pikiranku kembali melayang ke hari dimana semuanya terungkap. Perkataan Naruto benar-benar menamparku, menyadarkanku bahwa aku adalah gadis yang egois dan serakah.

Betapa bodohnya aku baru menyadari hal itu. Dengan tidak tahu diri aku mempermainkan perasaan dua pria yang sudah seperti saudara kandung. Hubungan mereka rusak, dan itu karena aku.

Aku baru sadar betapa Naruto mencintaiku dengan tulus, semua hal yang aku tuduhkan kepadanya tidak berdasar, semuanya tidak benar. Justru pria itu berusaha keras demi hubungan kami. Tapi apa yang aku lakukan?

Aku justru berselingkuh dengan Sasuke, menduakan cintanya, berpikir bahwa hanya Sasuke yang benar-benar mencintaiku di dunia ini. Aku memanfaatkan cinta yang Sasuke miliki untukku, aku menjadikan pria itu sebagai pelampiasan atas hubungan percintaanku yang tidak sukses bersama Naruto.

Aku menyalahkan diriku karena sikapku yang tidak bisa tegas kepada Sasuke, seharusnya dari pertama Sasuke memberikan tanda bahwa dia menyukaiku, aku menjauhinya. Seharusnya aku menolaknya mentah-mentah, menjauh darinya sejauh mungkin demi menjaga perasaan Naruto.

Aku menyalahkan diriku yang dengan mudahnya berpaling dari Naruto hanya karena foto yang tidak aku ketahui kebenarannya. Seandainya saja aku tidak kalap, seandainya saja aku tidak mabuk, seandainya saja aku tidak menerima perasaan Sasuke—

Terlalu banyak kata seandainya untuk menggambarkan kondisiku.

Benar yang dikatakan Naruto, aku tak lebihnya seorang jalang. Jalang egois nan serakah yang ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang dari dua orang sekaligus.

"Kereta menuju Akita akan tiba dalam 10 menit, diharapkan para penumpang mempersiapkan bawaannya dan berdiri di belakang garis kuning demi keselamatan. Terima kasih."

Pengumuman dari speaker membuatku tersadar dari lamunanku yang panjang. Aku berdiri, membawa koper besarku dan berjalan mendekati garis kuning yang dimaksud.

Sepuluh menit kemudian, kereta benar-benar sampai. Aku melangkahkan kakiku masuk, duduk di salah satu tempat dan aku menyenderkan kepalaku di jendela.

Kedua mataku tanpa sengaja melihat sebuah keluarga yang asik bercengkrama. Sang anak terlihat begitu antusias karena baru menaiki kereta untuk pertama kalinya di atas pangkuan sang Ibu. Kedua orang tuanya tertawa sambil mengatakan sesuatu, entahlah, aku tidak begitu mendengarnya.

Tapi karena melihat hal itu membuatku teringat akan sesuatu. Tangan kananku beralih mengusap perutku yang sedikit buncit. Air mataku mulai keluar, tapi dengan cepat aku mengusapnya dengan jari-jariku.

Tidak, aku tidak seharusnya sedih. Aku telah mengambil keputusan ini setelah memikirkannya matang-matang. Tidak akan kubiarkan rencana ini gagal hanya karena satu hal.

Kuatkan dirimu, Hinata. Kau akan memulai hidup baru dimana tidak akan ada seseorang pun yang mengenalimu dan anakmu.

___________________

Mikoto tidak tahu apa yang terjadi pada putra bungsunya, pemuda itu datang tiba-tiba ke rumah utama Uchiha tanpa pemberitahuan dan membanting pintu kamarnya sendiri.

Dirinya yang waktu itu sedang memasak di dapur langsung menghentikan kegiatannya dan bergegas menyusul putranya yang nampak kalap dan marah.

"Sasuke! Apa yang terjadi?!" teriak Mikoto dari balik pintu sambil mencoba membuka pintu meskipun itu sia-sia karena Sasuke menguncinya dari dalam.

[1] I Know What You Did Last Summer ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang