18 - Dia Pergi

816 130 20
                                    

Setelah malam itu, semuanya berubah. Naruto menyibukkan dirinya mengurus perusahaan, berusaha untuk menyembuhkan hatinya yang terluka begitu dalam.

Hinata, entahlah. Gadis itu tidak terlihat selama seminggu ini, tidak ada yang tahu apa yang dia lakukan dan berada di mana dia.

Sementara Sasuke, dia cemas dan khawatir karena gadisnya itu tidak bisa ia temukan dimanapun.

Ia sudah pergi ke apartemen Hinata, tapi kode apartemennya sudah diganti. Sasuke menanyakan pada pemilik gedung dan dia bilang bahwa apartemen itu sudah kembali dijual. Begitu Sasuke meminta ijin untuk masuk ke dalam sana, semuanya benar-benar kosong. Hanya tersisa furnitur dari apartemen dan semua barang-barang Hinata menghilang.

Telponnya juga tidak aktif, Sasuke meremas rambutnya frustasi. Sekarang kemana ia harus pergi?

___________________

Sejujurnya Sasuke pun enggan untuk datang kemari, namun ia tidak punya pilihan lain. Dengan sedikit gugup Sasuke menekan bel rumah bercat orange itu.

Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka dan menunjukkan wajah Naruto yang terkejut melihat kedatangan—mantan— sahabatnya.

Naruto tidak berkata apapun, dia hanya berjalan masuk ke rumahnya dan meninggalkan pintu yang terbuka lebar. Sasuke pun menganggapnya sebagai sebuah persetujuan untuknya.

Sasuke pun duduk di ruang tamu pria itu, dalam hati sedikit merindukan rumah yang dulu sering ia kunjungi untuk menemui Naruto. Namun dia juga sadar bahwa semuanya tak lagi sama.

Naruto membawakan dua kaleng soda dingin dan duduk di hadapan Sasuke. Tangannya sibuk membuka kalengnya sambil bertanya, "Jadi untuk apa kau kemari?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."

"Katakan saja."

Entah kenapa, rasanya kepribadian mereka seperti tertukar.

"Dobe, apa kau tahu di mana Hinata?"

Naruto dengan malas menjawab, "Aku tidak tahu. Aku putus dengannya gara-gara kau, ingat?"

Sasuke mengacak rambutnya lagi, berdecak. "Aku tahu kau sedang marah padaku, tapi bisakah kau membantuku? Aku benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana lagi."

Naruto mengernyit. Apa-apaan Sasuke ini? Dia meminta tolong padanya di saat hubungan mereka seperti ini? Oh astaga, Naruto baru tahu kalau seorang Sasuke Uchiha tidak punya malu.

"Kau benar-benar tidak tahu malu, teme."

"Kau harus membantuku, Hinata menghilang!"

"Apa?!"

____________________

Sasuke tidak pernah datang ke rumah utama Hyuga sebelumnya. Hanya Naruto yang pernah datang ke sana karena mereka sempat menghabiskan liburan semester di Kyoto.

Berbekal dari alamat yang Naruto berikan, maka Sasuke memutuskan untuk pergi ke sana langsung. Pria itu sempat mengajak Naruto untuk ikut bersamanya. Tapi sahabatnya itu menolak karena masih merasa sakit hati dan terluka. Sasuke tidak bisa memaksa, dia mengerti dan meminta maaf.

Berjam-jam kemudian, Sasuke tiba di depan sebuah rumah tradisional jepang. Matanya melirik sekitar, berusaha menemukan seseorang yang bisa ia tanyai.

Tak lama kemudian datang seorang pelayan dengan hakama putih–coklat mendekatinya dan tersenyum.

"Apakah ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya pelayan itu sambil membungkukkan badannya hormat.

"Aku mencari Hinata Hyuga."

Pelayan itupun tersenyum dan mengangguk. Gerak-geriknya seolah mengatakan pada Sasuke untuk mengikutinya.

Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang kali ini di dalamnya ada seorang pria. Pria itu berambut coklat tua panjang, menggenakan hakama dengan corak klan di punggungnya.

"Untuk apa seorang Uchiha jauh-jauh datang ke mari?"

"Hinata."

Hanya satu kata yang diucapkan Sasuke tapi pria itu langsung mengerti. Pria yang ia duga adalah ayah Hinata itu berjalan mendekati sebuah meja coklat, mengambil sesuatu dan menyodorkannya pada Sasuke.

"Aku tidak bisa membantu banyak. Anakku hanya menitipkan ini untukmu dan Naruto."

"...."

"Aku tahu apa yang telah terjadi di antara kalian, Hinata menceritakannya. Sebagai seorang ayah, aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa putriku sudah dinodai oleh bocah ingusan seperti dirimu.

Cinta saja tidak cukup untuk membahagiakan putriku. Sebaliknya kau pulang, berhenti mencari Hinata. Lebih baik kau urus saja dirimu agar menjadi pria yang lebih pantas untuk Hinata. Aku tidak sudi mempunyai menantu sepertimu."

Sasuke terdiam sambil menatap punggung Hiashi yang menjauh. Pria itu meninggalkannya sendiri di sana, membiarkan pikiran Sasuke berkecamuk hanya dengan menatap dua buah surat yang ditulis langsung oleh Hinata.

To Be Continued.

Mendekati ending ~

Kira-kira Hinata pergi ke mana yaa?

maunya happy ending atau sad ending nih—

Terimakasih sudah membacaaa 💖

1 Juli 2022

[1] I Know What You Did Last Summer ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang