17 - Malam Badai

810 134 12
                                    

Sore itu, Naruto mengunjungi apartemen Hinata, berniat untuk melakukan kencan di sana karena mereka sedang malas untuk keluar.

"Kau mau kopi atau teh?" Tanya Hinata yang langsung membuat Naruto seketika mengernyit. Dia selalu suka teh, dari dulu dan Hinata tahu betul itu, tapi kenapa sekarang dia tiba-tiba menawarkan opsi lain?

Tapi, pikiran itu ia tepis jauh-jauh. Mungkin saja kekasihnya lupa, pikirnya.

"Teh saja, sayang."

"Okey~" Hinata pun bergegas berjalan ke dapur untuk membuatkan teh dan menyiapkan beberapa cemilan. Gadis itu dengan riang menyanyikan potongan lirik dari lagu kesukaannya.

I Know What You Did Last Summer.

Ya, Hinata sangat-sangat menyukai lagu itu. Sejak pertama kali rilis, Hinata terus memasukannya ke dalam top 10 lagu favoritnya sepanjang masa. Arti dari lagunya sendiri sangat menyesakkan. Menceritakan tentang sang pria yang merasa tersakiti karena kekasihnya mengkhianatinya dengan berhubungan dengan pria lain.

Dan Hinata tidak pernah menyangka bahwa dia sekarang menjadi wanita dalam lagu tersebut. Namun terlepas dari bagaimana kehidupannya sangat mirip dengan lagu itu, lagunya sendiri mempunyai nada dan melodi yang catchy, selalu terngiang-ngiang dalam kepalanya.

Nyanyiannya terhenti kala suara bel apartemen dipencet. Hinata hendak membuka pintu itu saat Naruto dengan santai berjalan ke sana dan berkata, "Biar aku saja, Hinata."

Alangkah terkejutnya dia kemudian ketika tahu bahwa orang yang datang berkunjung adalah Sasuke.

Oh tidak, apa yang harus dia lakukan?

"Woah, ada Teme! Untuk apa kau kemari?" Tanya Naruto sambil merangkul bahu Sasuke yang juga terkejut. Sasuke menatap Hinata dengan pandangan yang seolah berkata, 'Apa-apaan ini?'

"Aku ... ingin mengambil sesuatu," jawabnya pelan dengan tatapan yang tak lepas dari Hinata. Hinata sendiri merasa begitu gugup dan langsung mengalihkan perhatiannya, kembali pada teh yang dia buat.

Mereka berdua sama-sama tidak menyadari bahwa Naruto sempat memandang keduanya secara bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau mau mengambil apa? Tumben sekali? Sepanjang ingatanku, kalian tidak begitu dekat," tanya Naruto lagi sambil memasang pose berpikir.

'Ck, sial.' Sasuke memaki dalam hati, menyalahkan dirinya sendiri yang datang di saat yang tidak tepat. Sekarang dia harus beralasan apa lagi?

"Ano, kemarin kami sempat satu kelompok untuk beberapa tugas dari Kakashi-sensei, jadi kami mengerjakannya di sini. Saat itu, Sasuke pulang tanpa membawa jaketnya," ucap Hinata beralasan.

Walaupun kalimatnya terdengar aneh dan sangat tidak mungkin, Sasuke dan Hinata bernapas lega saat Naruto mengangguk-angguk paham dan mengajak Sasuke untuk duduk di ruang tamu.

"Kau mau kopi atau teh, Sasuke? Kebetulan aku sedang menyiapkan camilan."

"Kopi saja, Hinata."

Mendengar hal itu langsung membuat tubuh Naruto menegang. Oh, inikah alasannya? Sekarang ia tahu kenapa Hinata menawarinya kopi, itu karena Sasuke suka kopi.

Naruto menangis dalam hati. Rasanya sakit saat kedua orang yang begitu kau sayangi tega mengkhianatimu dari belakang dan mereka bersandiwara tepat di depan matamu yang sebenarnya sudah tahu semuanya.

Beberapa hari sejak permintaannya pada Shikamaru, pria itu memberikannya sebuah informasi yang tak terduga. Walaupun dari awal dia sudah curiga, tapi dia sungguh-sungguh syok saat mengetahui kenyataannya.

[1] I Know What You Did Last Summer ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang