Semua warga desa menyukainya, menyukai seorang wanita berstatus ibu muda yang bekerja sebagai penjual bunga di desa.
Lima tahun lalu, muncul desas-desus bahwa akan ada seseorang yang menempati rumah diujung desa. Setahu mereka, rumah itu terbengkalai cukup lama, rumah itu sudah tidak ditempati sejak sepuluh tahun lalu karena keluarga yang tinggal di sana memutuskan untuk merantau di kota.
Rumah itu tidak besar, hanya sebuah rumah kecil sederhana dengan taman kecil di halamannya, rumah yang pas untuk satu atau dua orang tinggali.
Mereka dibuat kaget saat tahu bahwa yang menempati rumah itu adalah seorang gadis muda, berambut hitam keunguan sepanjang punggung, sedang hamil muda pula.
Tidak ada yang berani bertanya kepada gadis itu, pergi kemana suaminya, atau kenapa dia tinggal sendirian padahal kondisinya sedang mengandung, takut pertanyaan mereka akan menyinggung.
Awalnya, beberapa warga sempat bergunjing, mengatakan bahwa mungkin gadis itu hamil di luar nikah, atau anaknya adalah anak haram seorang pejabat sehingga dia diasingkan di sebuah desa di Akita.
Namun kelama-lamaan rumor itu mereda, setelah beberapa warga lain membela si gadis yang selama ini selalu bersikap baik pada semua orang.
Setiap berpapasan, Hinata akan tersenyum dan sedikit mengangguk sebagai bentuk sapaan.
Terkadang kalau gadis itu memasak lebih, dia akan membagikan masakannya ke beberapa tetangga dan mereka harus mengakui bahwa masakannya sangat enak.
Atau ketika ada beberapa lansia yang kesulitan, Hinata akan membantu mereka semampu yang ia lakukan. Hal itulah yang membuat para warga perlahan-lahan mulai menerima Hinata dan tak jarang membantu.
Suatu malam, warga desa dibuat heboh karena mendengar teriakan Hinata meminta tolong di tengah malam. Warga berbondong-bondong datang, lalu mendapati Hinata yang sudah terduduk di lantai dengan air ketuban yang sudah pecah.
Hinata melahirkan.
Tak butuh waktu lama, mereka membawa Hinata ke klinik terdekat di desa untuk proses persalinan.
Beberapa jam kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki dengan paras rupawan. Rambutnya hitam legam, bulu matanya lentik, pipinya gembil, kulitnya putih bersih dengan berat badan ideal.
Hinata kemudian memberikan anak itu dengan nama Shisui.
Anak itu kemudian tumbuh menjadi anak yang berbakti, gemar membantu, baik hati dan menjadi anak favorit seluruh warga.
"Oi, Shisui! Mau ke mana?" teriak salah satu bocah bernama Iwabee.
"Mau menemui Ibuku di toko, ada apa Iwabee?"
Iwabee menggeleng, "Oh tidak, aku hanya sekedar bertanya tadi. Mau kutemani ke sana?"
Shisui mendengus, "Cih, kau pikir aku perempuan sehingga harus ditemani?"
Iwabee tidak peduli, bocah itu tetap berjalan di samping Shisui menuju toko bunga milik ibunya yang berada di tengah desa.
"Kau tahu tidak, tadi saat kau bolos, Genta berbicara yang tidak-tidak tentangmu." Ucap Iwa sambil melirik Shisui di sampingnya.
"Memangnya dia bicara apa?"
"Hmm, dia bilang kau adalah anak haram, makanya kau tidak bertemu ayahmu dan tinggal di desa ini bersama ibumu saja."
Shisui terdiam, langkahnya terhenti. Tapi ekspresinya datar saja, seolah sama sekali tidak terganggu.
"Biarkan saja, mulutnya memang busuk."
Mendengar hal itu membuat Iwabee terdiam, tidak ingin berbicara lebih lanjut. Walaupun ekspresi Shisui terlihat datar, tapi dari nada suaranya yang lebih dingin saja Iwabee tahu kalau dia tidak suka pembahasan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] I Know What You Did Last Summer ✅
Fiksi PenggemarNaruto x Hinata x Sasuke Lantaran kekasihnya yang selalu sibuk, Hinata harus menghabiskan waktunya dalam kesendirian. Sampai akhirnya Sasuke Uchiha datang dan merubah segalanya. Mereka jatuh. Jatuh ke dalam lubang sesat yang tak seharusnya mereka m...