01. Night Party

641 80 15
                                    

Brak!

"Huh, lihat gadis miskin ini. Apa dia mencuri makanan lagi di kantin?" ujar salah satu gadis dari beberapa sekawannya. 

"Kurasa kau benar, dia mencuri, bukan dari kantin, tapi tempat sampah." Dan mereka pun terawa renyah.

"Hey kalian semua." Akhirnya ia membuka suara, ia benar-benar muak jika harus dituduh melakukan hal yang bahkan sama sekali tidak pernah ia lakukan. "Aku membuat sendiri makanan ini asal kalian tahu! Aku tidak mencuri!" ujarnya tegas.

"Ck," salah satunya berdecak pelan. "Hey, Kim Dambi. Sampah seperti itu kau sebut makanan?" ucapnya remeh dengan wajah yang sangat menyebalkan bagi Dambi.

Gadis bernama lengkap Kim Dambi itu terkekeh pelan, sama sekali tidak merasa tersinggung atas ucapan mereka. Yah, ia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini.

"Sampah? Setidaknya aku tidak mencuri, kan? Terserah kalian mau bilang ini sampah atau apa, ini lezat." Ujar Dambi. Lalu menyuap sendok berisi nasi, potongan telur dan kimchi itu ke dalam mulutnya—mengunyah dengan nikmat makanan yang ia masak tadi pagi—dengan wajah sembringah.

Dan lagi, suara mencemooh itu terdengar, tapi sekali lagi, Kim Dambi tidak pernah perduli. "Kita pergi saja, percuma saja berbicara dengan sampah ini." Langkah kaki mereka terdengar menjauh, Dambi mana perduli, ia tetap melanjutkan makannya.


* * * 

"Sudah makan?" Anggukan kepala itu sebagai jawaban, gadis itu masih fokus pada buku novel di depannya, tanpa melirik sedikit pun pada seseorang yang mengajukan pertanyaan tersebut.

Decak bibir terdengar jelas, tapi itu sama sekali tidak menarik atensi si gadis. Malah semakin jatuh dalam bacaannya. "Apa yang kau baca hingga mengabaikan aku seperti ini?" oh, suara itu terdengar sedikit kesal.

"Pergi." Gadis itu membalik halaman selanjutnya, tanpa menolah pada si berisik ini. "Kau mengganggu, Jeon Jungkook!" Yang disebut hanya bisa membuka mulut tidak percaya. Apa gadis itu bilang? Dirinya pengganggu? Benar-benar, pikirnya.

Mungkin jika sekarang adalah komik, sudah akan ada banyak asap di atas kepala Jungkook saat ini. Ia tahu, memang gadis keras kepala di depannya ini adalah termasuk orang yang masa bodoh dengan lingkungan sekitar, tapi apa dirinya juga harus kena?

"Kim Dambi." panggilnya pelan, dengan suara rendah. Jika itu bukan Dambi, pasti gadis itu sudah merasakan aura panas yang menggerayangi tubuhnya. Oh, tapi itu tidak akan mempan untuk gadis bernama Kim Dambi ini.

"Apa?" sahutan pelan itu Dambi ucapkan, masih fokus pada novelnya ngomong-ngomong.

Satu tarikan napas panjang Jungkook ambil, makan hati rasanya melihat tingkah sahabat sejak jaman SD nya ini. Ya Tuhan. Untung sayang!

"Sudah makan?"

"Basi."

"Kau makan makanan basi lagi? Kau gila, oh?"

"Hey!" Satu gebrakan meja Dambi berikan, syukur di taman ini sedang sepi, hanya ada mereka berdua.

"Semenyedihkan itukah aku?" tanya Dambi.

Jungkook mengernyit, apa ada yang salah dalam kalimatnya tadi? Dambi berkata basi, bukan? Itu artinya gadis itu makan makanan basi, kan?

"Ya Tuhan." Dambi menunduk lesu, kedua bahunya juga ikut melorot. "Apa salahku di masa lalu hingga mempunyai teman sepertimu, Jeon Jungkook?"

"Hey," Jungkook mendekatkan dirinya pada Dambi. "Harusnya kau bersyukur, kau punya sahabat tampan dan kaya sepertiku."

Decak pelan Dambi lakukan, ia sedikit menggeser duduknya menjauh dari kelinci berotot bernama Jeon Jungkook ini, lalu kembali fokus pada bukunya.

ENDING SCENE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang