09. First Night [M]

606 61 16
                                    

Sudah terhitung 30 menit yang lalu, Dambi terus berjalan kesana kemari. Ia gugup. Ia takut. Ucapan Yoongi sore tadi masih terngiang, malam pertama? Akankah mereka benar-benar melakukannya?

Apa memang begini rasanya menjadi seorang isteri, harus benar-benar melayani suaminya? Bukankah jika menolak itu akan berdosa? Ah, Ya Tuhan.

"Kenapa? Kau sudah siap, huh? Sudah tidak sabar? Rindu merasakan milikku berada di dalam tubuhmu lagi, gadis kecil?" ujar Yoongi menggoda.

Dambi ingin berteriak sekecang-kencangnya sekarang, tidak bisakah Yoongi mem-filter sedikit bahasanya? Itu membuatnya malu. "Karena i-ini memang kewajibanku sebagai seorang isteri, maka akan a-aku lakukan. Aku, a-aku sudah siap." Ujarnya berusaha tidak gugup, namun nyatanya suara manis itu terdengar bergetar.

Yoongi tersenyum geli, kemudian ia tersenyum lebar penuh kemenangan, itulah jawaban yang sangat diinginkannya. Laki-laki itu melangkah mendekat, sangat dekat dengan tubuh kecil Dambi.

"Itu jawaban yang aku inginkan. Mau tahu satu hal, sayang?" suara rendah itu terdengar sangat mengerikan, begitu sensual, membuat Dambi merinding.

"A-apa?" Dambi menatap Yoongi dengan tatapan ngeri. Sumpah demi ketampanan seorang Jeon Jungkook, jantung Dambi rasanya ingin meledak saat ini juga, ini sangat berbahaya, pikirnya.

Yoongi semakin menempelkan tubuh mereka, sedikit menunduk untuk meletakkan dagunya di bahu gadis itu. "Karena terlalu sibuk mengurus pernikahan kita, aku jadi tidak ada waktu untuk bercinta dengan isteri pertamaku, dan sekarang dia sedang pergi. Jadi sebagai gantinya, malam ini aku meminta hak-ku padamu. Dengar Dambi, kau isteriku, jadi jangan pernah kau merasa takut lagi padaku, mengerti?" jelas Yoongi lembut. Lalu satu kecupan manis Yoongi berikan pada leher gadis itu.

Walau pun perkataan Yoongi sangat halus, tapi tetap saja, di sudut hati Dambi bergetar. Ia hanya isteri kedua, yang menggantikan posisi isteri pertama, ketika wanita dewasa itu sedang tidak ada untuk memenuhi hasrat suami mereka.

"Eunghh..."

Tubuh Dambi langsung menegang, tanpa sadar ia meremas piyama Yoongi begitu erat. Ada rasa aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya, apa ini yang Dokter Seokjin maksudkan? Sentuh titik sensitif untuk merangsang dirinya, dan baru saja Yoongi lakukan itu. Hebat sekali.

"Aku menemukannya, titik sensitifmu, jadi mari kita mulai, sayang."

Yoongi menuntun tubuh mungil itu untuk direbahkannya di atas kasur, menindihnya dengan sangat halus, takut jika terlalu terburu akan melukai makhluk kecil yang sedang tidur di dalam perut gadis-nya.

Menatap lamat kedua mata bulat nan indah itu, tersenyum meyakin-kan bahwa semua akan baik-baik saja. Mulai membuka satu persatu kancing piyama tidur Dambi dengan tatapan yang tak lepas. Sesekali akan mencuri kecupan manis jika gadis-nya mulai tampak gelisah.

Bagaimana bisa dia secantik dan semenggemaskan ini. Yoongi memuja isteri-nya itu penuh kekaguman.

Usai seluruh kancing terbuka, Yoongi meraih bibir tipis berwarna merah jambu itu untuk dilumatnya lembut. Satu tangan menahan tubuh, dan satu lagi ia gunakan untuk menjelajahi setiap lekuk tubuh si gadis kecil, mencari titik-titik sensitif untuk merangsangnya.

Sudah tidak diragukan lagi kemampuan Yoongi dalam masalah peranjangan, dalam sekejap mata tubuh keduanya sudah benar-benar telanjang, tanpa melepas kegiatan manis mereka yang tengah berbagi saliva dengan penuh kenikmatan.

Semua benar-benar terasa amat manis, semua ini seolah mimpi, yang bisa diatur sesuka hati dan akan membuat dirinya terbang sangat tinggi, melupakan sejenak semua kepelikan dunia, hingga lupa jika ia perlu menapak bumi.

ENDING SCENE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang