Dua pasang langkah kaki memasuki rumah, dengan ditemani suara dari roda koper yang dibawa oleh salah satunya. Sambutan sebuah senyuman pun hadir, menyapa keduanya ketika baru memasuki tempatnya berteduh.
"Kalian sudah pulang?"
Kim Dambi—Ah tidak, tepatnya Ahn Dambi, gadis kecil itu tersenyum lalu menunduk, meremas ujung kemeja kebesaran milik Yoongi yang dipakainya—tidak ada baju lain lagi yang layak pakai di kopernya.
"Iya, Eonni." jawabnya. Jujur, gadis itu merasa sangat tidak enak pada isteri pertama Yoongi itu. Bagaimana tidak? Ia baru saja kembali—bisa dibilang baru pulang dari malam pertamanya, dengan laki-laki yang isterinya menunggu di rumah. Siapa yang akan merasa baik-baik saja di hati?
"Masuklah ke kamarmu, istirahat, acara kemarin pasti sangat melelahkan." ujar Jieun lagi, wanita itu tersenyum melihat tingkah Dambi, ia tahu, pasti gadis kecil itu merasa tidak enak padanya, pakaian yang dikenakan Dambi pun mendukung untuknya berpikir ke arah sana—mereka menikmati malam pertama—namun, ia merasa yakin, hal itu tidak terjadi.
"Sebelum kau istirahat, apa kau sudah makan?"
Dambi melirik pada Yoongi, gadis itu kembali menunduk. "S-sudah Eonni, kalau begitu aku akan ke kamar sekarang." jawabnya, lalu segera berlalu pergi. Ia masih tidak enak hati pada wanita cantik berhati malaikat itu.
Jieun menghela napas, ia tatap punggung kecil yang perlahan menjauh itu, lalu beralih menatap sang suami.
"Percayalah, kami tidak melakukan apa yang harusnya dilakukan pada malam pertama, Eomma hanya membawakan piyama transparan itu, jadi aku meminjamkan kemeja milikku." Jelas Yoongi.
Sang isteri tersenyum geli, padahal 'kan ia tak meminta penjelasan, kenapa Yoongi yang malah seperti kebakaran jenggot, huh? "Aku tidak bertanya, Oppa. Jika kalian melakukan-nya pun tidak ada salahnya, kalian sudah sah, lagi pula, aku tidak yakin Dambi mau melakukannya dalam keadaan sadar."
Yoongi mendengus, apa-apaan itu? Memang ia seperti Ahjussi mesum di luaran sana, huh? "Terserah kau saja." Lalu ia melangkah pergi begitu saja, dengan sedikit rasa kesal di hati karena ucapan sang isteri.
***
Hari telah berganti, matahari pun masih malu-malu menampakkan diri. Gadis dengan seragam SMA itu pun sudah sibuk dengan pekerjaannya pagi ini, memasak sarapan untuk seluruh penghuni rumah.
Ia hanya sedang menjalankan status yang kini melekat pada dirinya, menjadi seorang isteri. Ini hari pertamanya, jadi mari berdoa untuk gadis kecil itu agar bisa menjalankan hari-harinya dengan lancar.
"Nona Dambi, anda sudah bangun pagi-pagi begini?"
Dambi menoleh, tersenyum menyapa Bibi Kang. "Oh, Bibi Kang, ya aku sudah bangun. Tadi pagi-pagi sekali aku muntah lagi, jadi sekalian saja aku bangun, bersiap sekolah lalu membuat sarapan."
Bibi Kang mendekat, wajah wanita paruh baya itu tampak khawatir. "Nona baik-baik saja? Apa perut Nona keram lagi? Bibi panggilkan Nyonya Jieun dan Tuan Yoongi, ya?"
"E-eh, tidak Bibi Kang." Dambi segera menahan lengan wanita paruh baya itu, gadis itu tersenyum dengan ceria. "Aku baik-baik saja, hanya muntah satu kali, kok, jangan khawatir,"
"Tapi Nona—"
"Aku baik, Bibi Kang, jangan repotkan Jieun Eonni dan Yoongi Oppa."
"Itu tidak merepotkan, Ahn Dambi."
Dambi menoleh ketika suara yang sudah terdengar familiar itu menyapa inderanya, gadis itu tersenyum ceria. "Selamat pagi Yoongi Oppa." sapanya.
Yoongi tersenyum, ikut mengangguk untuk sapaan manis gadis kecil itu. Ia mendekatkan dirinya pada isteri kecilnya, tidak seperti biasa—usapan pada kepala—kini ia menggantinya dengan sebuah kecupan manis di kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING SCENE ✔
Romance[COMPLETE] Kim Dambi itu hanya seorang gadis 17 Tahun yang aktif. Bagaimana bisa dirinya berakhir dinikahi seorang pria dewasa beristri, berusia 30 Tahun hanya karena Bayi? "Dengar, sudah aku katakan, aku tidak perlu tanggung jawabmu, Ahjussi." "La...