"Nah Dambi, sekarang ini kamarmu. Dulunya kamar ini akan ditempati adikku, tapi sekarang kau saja yang menempatinya. Masuklah, bersihkan dirimu lalu tidur, hm?" ujar Jieun.
Dambi tersenyum lebar sembari menatap kagum kamar barunya. Gadis mungil itu mengangguk dengan semangat. "Baik Eonni, terima kasih banyak."
Jieun terkekeh, ia cubit gemas pipi Dambi yang memerah alami. "Masuklah, jika ada apa-apa panggil Bibi Kang atau aku, ya? Kamarku ada di depan sana." jelasnya, sembari menunjuk sebuah pintu yang letaknya di seberang kamar Dambi—yang terpisah oleh tangga.
"Ne Eonni, sekali lagi terima kasih, aku masuk dulu."
"Iya, good night, Kim Dambi."
***
Pagi harinya, Dambi sudah bangun bahkan sebelum ayam berkokok, ia bangun subuh sekali, sekitar jam setengah lima. Karena empuknya kasur, tidurnya jadi nyenyak, ia tidak lagi merasakan sakit pada punggung atau lehernya, benar-benar tidur yang sempurna.
Ia sudah berada di bawah—di dapur—membantu Bibi Kang membuat sarapan pagi, dengan sudah menggunakan seragam lengkapnya.
"Nona muda, sebaiknya anda duduk saja, yang Bibi tahu dari Nyonya, anda sedang mengandung, nanti anda kelelahan, sebaiknya anda duduk saja."
Dambi berdecak kesal, ia menaruh mangkuk terakhir ke atas meja lalu membuka apron-nya. "Bibi Kang, jika aku hanya diam dan duduk, lalu kau bekerja sendiri, aku akan sangat kurang ajar. Aku ingin membantu, aku menumpang di sini, jadi aku harus sadar diri."
Bibi Kang menghela napasnya, lalu tersenyum tipis. "Nona muda, anda berada di sini sebagai pasangan Tuan Yoongi, itu artinya anda juga Nyonya di rumah ini, jangan berpikiran seperti itu Nona muda, anda bukan menumpang, tapi di sini adalah rumah anda."
Dambi terdiam sejenak, gadis itu tersenyum. Entah kenapa ucapan bibi Kang benar-benar membuatnya senang. Sudah lama ia hidup seorang diri, dan sekarang ia sudah menemukannya kembali, apa itu yang disebut rumah.
"Dambi, kau sudah bangun? Sudah rapih juga."
Kedua orang yang berada di dapur itu menoleh, ketika suara Jieun terdengar. Dambi tersenyum lebar.
"Selamat pagi, Eonni."
"Selamat pagi, Nyonya."
Jieun tersenyum, ia ikut mendudukkan dirinya di kursi. "Selamat pagi."
Dambi menyapu pandangan ke arah datangnya Jieun tadi, di mana manusia kutub itu? Pikirnya.
"Mencari Yoongi Oppa, ya?" tanya Jieun.
Dambi mengangguk. "Di mana Tuan Yoongi?"
"Dambi-ya..." Jieun meraih tangan Dambi. "Bisa panggil Yoongi dengan Oppa? Ku pikir Tuan agak, um..."
"A-ah..." Dambi tersenyum canggung. "Entahlah Eonni, tapi akan aku coba."
"Baiklah."
"Aku tidak pernah dipanggil Oppa kecuali dengan Jieun dan Jina, rasanya agak aneh." kata Yoongi yang tiba-tiba saja muncul.
"Tidak apa, Oppa, biasakanlah mulai dari sekarang." ujar Jieun.
Yoongi mengangguk tanpa mengeluarkan kata, pria yang sudah siap dengan jas hitamnya itu mendekati sang isteri, mengecup sayang pucuk kepalanya lalu beralih mendekati Dambi, mengacak gemas rambutnya.
"Hey! Aku sudah menatanya serapih mungkin, dan kau mengacaukannya, uhhh!"
Dan tiga orang dewasa di sana tertawa karena wajah lucu Dambi yang mengomel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING SCENE ✔
Romance[COMPLETE] Kim Dambi itu hanya seorang gadis 17 Tahun yang aktif. Bagaimana bisa dirinya berakhir dinikahi seorang pria dewasa beristri, berusia 30 Tahun hanya karena Bayi? "Dengar, sudah aku katakan, aku tidak perlu tanggung jawabmu, Ahjussi." "La...