Dambi sekarang sudah menempati rumah yang Yoongi berikan untuknya, atas namanya. Rumah cukup besar dengan desain modern, letaknya di sebuah komplek mewah dekat pusat kota.
Tetangga kiri kanannya juga baik sekali. Mereka tidak pernah menanyakan Yoongi. Bahkan mereka tidak kepo dengan hidupnya, perutnya yang membuncit, tinggal seorang diri.
Kabar baik lainnya adalah, Dokter Seokjin yang juga tinggal di daerah yang sama dengannya, bertetangga. Dokter muda itu tinggal tepat di depan rumah Dambi. Ia sering bercengkerama dengan isteri Dokter muda itu.
"Ini susu pagimu, Nyonya muda."
Dambi mengalihkan pandangannya dari majalah yang ia baca. Wanita mungil itu tersenyum pada wanita paruh baya yang baru saja meletakkan susu paginya di atas meja. Dambi menutup majalahnya lalu sedikit memutar tubuhnya untuk meminum susu.
"Terima kasih, Bibi Jang."
Wanita paruh baya, yang Dambi panggil Bibi Jang itu pun tersenyum keibuan, lalu undur diri dari sana. Meninggalkan Dambi yang kembali membuka majalahnya.
Pagi ini cerah sekali, suara kicauan burung menemani wanita itu. Sesekali ia akan tersenyum ketika beberapa orang yang lewat menyapanya. Hingga, sebuah mobil memasuki perkarangan rumahnya. Wanita itu tersenyum riang lalu berdiri seraya memegangi pinggangnya—perutnya kian membesar, di usia kandungan yang sudah memasuki 32 minggu.
Mobil hitam mewah itu berhenti, tidak lama seorang pria dengan setelan baju santainya keluar, tersenyum lebar pada wanita dengan perut yang membuncit. Dan pintu mobil sebelahnya ikut terbuka, disusul oleh seorang wanita anggun dengan dress berwarna cokelat bercorak bunga, tersenyum seperti gayanya, sangan terlihat anggun.
Dambi sedikit melunturkan senyumnya, namun ia dengan cepat menguasai diri. Wanita itu kembali tersenyum riang. "Yoongi Oppa, Jieun Eonni, selamat datang."
Yoongi tersenyum, lalu memeluk tubuh gembul itu dengan erat, tidak lupa memberikan kecupan manis di pucuk kepala isteri kecilnya. Usai melepaskan diri dari pelukan Yoongi, Dambi tersenyum manis ke arah Jieun.
"Eonni sangat merindukanmu," ujar Jieun. Wanita itu ikut memeluk tubuh Dambi. "Maaf baru bisa berkunjung sekarang." lanjutnya.
"Aku juga rindu padamu, Eonni. Ayo masuk." Dan mereka melangkah masuk bersama.
***
Jieun menyuruh Dambi untuk beristirahat saja, ketika wanita dengan perut membuncit itu ingin ikut membantu. Awal Dambi bersikeras ingin ikut membantu membuat kue, tapi berkat bujukan dari Yoongi, akhirnya wanita itu menurut, duduk diam di kursi meja makan.
Mata bulatnya mengerjap pelan, mencoba mempertahankan agar tetap terbuka. Beberapa kali juga Dambi menguap karena rasa kantuknya, ternyata hanya melihat saja itu membuatnya mengantuk. Jieun yang melihatnya pun hanya bisa mendengus geli. Sedangkan Yoongi belum menyadari jika isteri kecilnya itu mengantuk.
"Yoongi Oppa," Jieun memanggil dengan berbisik. Wanita cantik itu mendekat pada Yoongi. "Dambi mengantuk, gendong dia ke kamar, ya?"
Yoongi menolehkan kepala untuk melihat isteri kecilnya. Mata wanita itu sudah benar-benar tertutup sepenuhnya, ia tersenyum geli.
"Iya." Lalu pria berkulit seputih susu itu bangkit, melangkah dengan pelan ke arah Dambi, berharap tidak menimbulkan suara agar tidak mengganggu tidur si kecil ini. Dengan hati-hati pula, Yoongi membawa isteri kecilnya untuk digendong bridal. Dambi sempat mengerang pelan dan bergerak, namun, hitungan detik wanita itu kembali terlelap, menyamankan diri dalam dekapan orang terkasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING SCENE ✔
Romance[COMPLETE] Kim Dambi itu hanya seorang gadis 17 Tahun yang aktif. Bagaimana bisa dirinya berakhir dinikahi seorang pria dewasa beristri, berusia 30 Tahun hanya karena Bayi? "Dengar, sudah aku katakan, aku tidak perlu tanggung jawabmu, Ahjussi." "La...