Mendung. Awan pekat menyelimuti aktivitas di tengah hari, Bae Irene, gadis penjual bunga itu sibuk merentangkan plastik bening menutupi seluruh bunga yang berjejer di atas dua buah bangku panjang dengan tinggi yang berbeda. Takut bunga-bunga itu basah dan rusak kala terkena tetes yang sedikit tajam karena angin. Air hujan yang mestinya jatuh lurus menyapa paving block tertiup angin yang menyebabkan air itu melenceng jatuh pada sisi yang angin tuju. Sialnya, angin menuju pada pertokoan di pinggir trotoar termasuk toko buku yang cukup besar, lebih tepatnya di teras toko tersebut tempat Irene mengais lembar dan koin bernilai. Baju Irene sudah basah kuyup, sebab hujan turun seperti air yang tumpah, tiba-tiba deras, sehingga dia tidak sempat memakai jas hujan atau apapun untuk melindungi dirinya dari hujan.
ZRASHHHHHH
Hujan masih turun dengan lebat, entah kertas atau plastik beterbangan di trotoar jalan. Irene berdiri dari duduknya, memeriksa kembali batu besar yang dia letakkan pada ujung-ujung plastik, berharap angin tidak menerbangkan yang satu itu. Dingin memeluk tubuhnya yang separuh menggigil, kedua tangannya saling menggenggam, menyalurkan hangat yang sia-sia. Irene pikir kanopi yang di lapisi membran magenta milik toko buku itu bisa melindunginya dari hujan, seperti biasa. Oleh sebab itu, dengan percaya dirinya dia tetap bertahan di luar, padahal pemilik toko dengan sepenuh hati mempersilahkan Irene untuk memasuki tokonya kapan pun gadis itu ingin.
Hampir dua jam hujan mengguyur seluruh kota Seoul tanpa mengurangi intensitasnya, lebat dan berangin. Jalan raya memutih karena hujan, pohon-pohon di sepanjang trotoar melambai-lambai merayu hujan untuk terus turun.
“Kapan ini berhenti, dingin sekali?”
Meski terlambat, Irene memakai jas hujannya, tidak mau mengambil risiko terkena hujan lebih lama.TUK TUK TUK
Irene menoleh ke belakang, seseorang mengetuk kaca besar yang menjadi pembatas antara dia dan seseorang yang mengetuk. Wanita paruh baya yang terlihat agak sedikit kesal dari balik kaca, dari arah luar Irene membaca bibir wanita itu mengatakan ‘Masuk ke dalam sekarang atau aku seret’, jika saja Irene berada di dalam toko mungkin dia sudah mendengar teriakan wanita yang sudah lima belas tahun dia kenal. Irene mengangguk, dia bersyukur toko buku itu di buat kedap suara, karena mendengar Bibi nya teriak membuat pendengarannya pekak.
“Lihat, basah kuyup begitu, apa susahnya untuk masuk” Irene tersenyum, manik coklatnya mengikuti setiap langkah yang dibuat oleh Kang Sora.
“Ini, mandi sana” Sora memberikan handuk, sebuah pakaian terusan lengkap dengan pakaian dalam. Irene berjalan menuju kamar mandi di sudut ruangan, menuruti titah Sora.
“Ternyata pas untukmu, itu milik Yeri, kalau aku berikan milik Seulgi pasti pakaian itu sampai mata kakimu” Komentar Sora, sesaat setelah Irene keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya. Irene hanya terkekeh, ingatannya membawa pada sosok Kang Seulgi sahabat sempurna yang dia punya. Mata sipitnya seperti kucing yang menggemaskan, tubuhnya langsing dan tinggi, Irene tidak pernah tinggalkan kata cantik dan pintar untuk mendeskripsikan Seulgi. Raut wajah Irene berubah, kedua sudut bibir yang terangkat kini melengkung ke bawah. Sora menyadarinya.
“Kau rindu?”
“Iya bibi, baru satu tahun rasanya lama sekali ya”
“sama, bibi juga merasa begitu”
“Yeri bilang, kalian akan menyusul Seulgi ke Amsterdam bi?” Sora menengadah menatap langit-langit toko.
“Entahlah, bibi masih bingung, apakah Appa nya Seulgi bersungguh-sungguh ingin rujuk dengan bibi...” Sora menghela nafasnya dan beralih pada Irene.
“mengingat perbuatannya dulu pada kami bibi rasa berat, tetapi melihat Yeri yang sangat bersemangat bibi jadi bingung”
“Bibi bicarakan lagi pada Yeri dan Seulgi, aku yakin mereka akan sangat senang dengan apapun keputusan bibi, mereka selalu begitu bi, apapun yang membuatmu bahagia, meskipun hal itu adalah hal yang tidak mereka sukai sekalipun, Yeri dan Seulgi akan memasukkannya dalam daftar kesukaan mereka...” Irene berhenti sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF IT IS YOU ♡VRENE♡
FanfictionBae Irene gadis dari pelosok Daegu yang pergi ke Seoul mencari peruntungan dan terjebak dalam hubungan rumit bersama Kim Taehyung, dokter muda yang merupakan anak dari seorang menteri kesehatan. Satu sisi lain, Chou Tzuyu kekasih Taehyung selalu me...