...

440 73 2
                                    

Selamat membaca guys,
Jangan lupa vommentnya 🥰🥰🥰

Tzuyu duduk dekat dengan jendela pada sebuah  kafe kuno di distrik Gangnam, tepatnya di  Sinsa-dong. Tampak gadis itu sedang gelisah menunggu seseorang datang.

TING

Pintu kafe terbuka, saat itu raut gelisah di wajah Tzuyu kian bertambah. Jungkook melangkah pasti duduk di kursi yang berhadapan dengan kekasihnya. Senyum pria itu menghiasi wajah ramahnya.

“Ada apa? Mengapa kau gelisah, sayang” Khawatir Jungkook mendapati kekasihnya tidak tenang seperti biasa. Tangannya meraih tangan mungil Tzuyu yang bebas di atas meja, menggenggam dengan harapan membuat gadisnya merasa tenang.

“Oppa, mari kita berpisah”
Jungkook melepas genggamannya, menatap Tzuyu dengan raut penuh tanda tanya, dia merasa hubungan mereka baik-baik saja. Sampai pada memorinya membawa kembali Jungkook pada satu tahun lalu, kalimat terakhir dari ungkapan cinta  Tzuyu menggema di kepala Jungkook.

“Apa orang tuamu mengetahui hubungan kita?”

Ya, Jungkook berpikir satu-satunya alasan Tzuyu ingin memutuskan hubungan ini adalah orang tua Tzuyu yang sangat menyukai Taehyung untuk menjadi menantu keluarga mereka.

“Bukan, bukan karena itu, appa dan eomma, belum mengetahui hubungan kita. Aku merahasiakannya, bahkan aku tidak mengatakan sudah putus dengan Taehyung oppa”
Jungkook lekat menatap Tzuyu, membiarkan otaknya memproses kalimat-kalimat Tzuyu.

“Lalu, apa masalahnya? Jika mereka tau kita hadapi bersama, jika mereka tidak tau kenapa harus berpisah? Aku mengerti kau takut mengatakan tentang berakhirnya hubunganmu dengan Taehyung, karena hubungan kita ada karena mengkhianatinya, tapi apa semua ini Tzuyu? Kita sudah lebih dari satu tahun  menjalani hubungan, saat tidak ada kendala mengapa harus berpisah?” Hening, Tzuyu tidak berniat menjawab pertanyaan Jungkook.

“Atau kau melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan terhadap Taehyung dulu kepadaku? Kau memiliki pria lain?” Jungkook menuntut jawab, matanya mulai merah, amarah dan kecewa mulai menyelimuti hatinya. Sedangkan Tzuyu menatap tajam Jungkook, merasa terhina dengan pertanyaan terakhir dari pria yang baru saja dia campakkan siang ini.

“Aku mencintai Taehyung, aku sadar telah berbuat salah padanya. Aku jenuh, dan bertemu denganmu. Aku bodoh mengira mulai jatuh cinta padamu, nyatanya aku hanya bersenang-senang seperti seorang teman, tidak lebih. Aku menyukaimu, tapi tidak sampai menyentuh hati untuk mencintaimu, tidak. Aku keliru selama ini Jungkook-ssi”Jungkook tertawa getir, menertawakan fakta bahwa dia sudah di campakkan.

“Bagaimana dengan Irene? Taehyung memiliki dia”

“Gadis bodoh itu? Taehyung akan memutuskan hubungan dengannya”

“Kau tega sekali Tzuyu, tidak berpikir bagaimana perasaan Irene. Kau dan dia sama-sama wanita, tidakkah kau memiliki empati”

“Empati? Tutup mulutmu itu! Dimana empatimu saat berkencan denganku dulu, kau tahu jelas aku masih kekasih Taehyung?!” Tzuyu meninggikan suaranya.

“Pertanyaan yang sama untukmu Tzuyu, dimana empati dan cintamu pada Taehyung dulu?” Jungkook meredam emosinya
.
“Dasar brengsek” Tzuyu memasukkan gawai dalam tasnya.

“Iya aku brengsek, karena telah salah memilih gadis untuk di cintai. Gadis yang hatinya tidak secantik rupa yang dia miliki. Kau kesalahan terbesar dalam hidupku” Jungkook bangkit dari duduknya dan pergi. Tzuyu terdiam, kalimat demi kalimat Jungkook tadi sangat menohok di hatinya.

🍃🍃🍃

Irene membaca sebuah buku fiksi sembari menunggu pembeli menghampiri bunga-bunga cantik yang sudah dia susun. Cuaca hari itu sejuk, tidak panas dan tidak juga mendung.

“Apa bunga yang cocok diberikan untuk seorang teman?” Suara berat yang sangat Irene kenal masuk pada pendengarannya.

‘Tidak mungkin dia kan?’ batin Irene, menolak kepastian yang sudah jelas terpampang di hadapannya. Pria tinggi yang selalu bersamanya selama 12 minggu, berdiri menghadap Irene yang masih nyaman duduk pada posisinya.

“Oppa, kau kemari, bukankah besok kita akan bertemu?”

Irene akan berdiri, tetapi Taehyung menekan bahu gadis itu membuatnya kembali terduduk. Taehyung mengatur posisi duduk di dekat Irene, duduk beralaskan paving blok.

“Oppa itu kan kotor, duduk di tempatku saja”

“tidak usah, aku suka duduk di bawah seperti ini, wah jadi tiap hari kau melihat kendaraan-kendaraan lalu lalang seperti ini, lihatlah polusi itu, kau setiap hari begini?” Tanya Taehyung.

“Hm, setiap hari. Oppa kenapa kemari? Tidak di rumah sakit”

“Lusa jadwalku berjaga, bosan sebenarnya mencium bau rumah sakit tiap hari” Irene tertawa, senang rasanya melihat Taehyung yang mulai berbicara banyak padanya, tidak lagi menunjukkan ekspresi datar. Sama seperti Irene, Taehyung merasa senang, melihat Irene tertawa untuk pertama kalinya, ada beban yang berkurang di hatinya. Rasa bersalah akan sikap buruknya pada Irene.

“Bagaimana hari ini, banyak pembeli?”

“Lumayan oppa, mawar dan lavender banyak di cari dalam beberapa hari”

“Benarkah?”

“Hm” Irene menganggukkan kepalanya.

“Kau sudah makan siang?”

Irene mengangguk. Bohong. Hari ini dia terlambat bangun sampai harus buru-buru pergi tanpa sarapan dan tanpa kotak makan siang, bahkan membeli air minum di perjalanannya menuju tempat berdagang bunga. Pikiran dan kondisi di dalam perutnya tidak sinkron. Saat pikirannya meminta untuk berbohong, saat itu pula perutnya mengeluarkan suara khas yang bagi siapa pun mendengar suara itu akan memahami pemilik suara sedang dalam keadaan lapar.
Taehyung menoleh pada Irene, menatap wajah gadis itu dan perutnya bergantian.

“Mengapa kau selalu bohong padaku? Aku akan pergi sebentar dan membawa makan siang” Taehyung berdiri dan akan pergi, Irene menahan tangan pria itu.

“Oppa tidak usah, aku tidak lapar, mungkin perutku sedang merasa tidak enak saja”

“Kalau kau tidak lapar ya sudah, tapi aku lapar, aku mau makan” Taehyung melepas tangannya dari Irene.
35 menit kemudian di hadapan Irene terhidang banyak jenis makanan khas Italia. Dua porsi Spageti dengan saus Carbonara. Satu porsi bruschetta, dan ribbolita, sup sayuran yang dikentalkan dengan roti lengkap dengan sensasi pedasnya. Dua porsi arancini con rag, bola-bola nasi yang digoreng dan diisi oleh daging, saus tomat serta keju mozzarella. Dua porsi cannoli, hidangan penutup dari Italia, kue patiseri yang diisi oleh krim manis mengandung keju ricotta. Terakhir, dua botol air mineral ukuran sedang yang dingin. Seluruh hidangan itu terletak pada dua meja kecil yang jika di gabungkan luasnya 2 meter. Dua meja kayu yang Taehyung beli dalam perjalanan kembali pada tempat Irene. Tidak hanya meja, Taehyung membeli karpet kecil dan menggelarnya di atas paving blok, mengundang tatapan heran beberapa pejalan kaki.
‘Untung Kang Ahjumma tidak sedang di toko siang ini’ Batin Irene.

“Kau akan menghabiskan semua ini oppa?”

“Tentu saja tidak, kau harus membantuku”

“Aku kenyang, aku kan tadi sudah bilang padamu” Irene lapar, tapi masih merasa tidak enak setelah mendapatkan banyak uang dan emas berlian dari Taehyung.

“Makan saja, ini akan sia-sia terbuang nanti. Atau kau tidak suka makan denganku ya?”
Taehyung mengoceh sambil melilit spageti pada garpunya.

“Tidak, bukan seperti itu...”

“Makanlah kalau begitu”

Irene menurut dan mulai menyuapkan spageti ke dalam mulutnya.

🍃🍃🍃

“Ahjummaaa” Tzuyu sedikit berlari menghampiri Min Ah.

“Kenapa baru datang sayang?” Min Ah merentangkan tangannya menyambut gadis keturunan tionghoa itu.

“Ada ujian stase tadi di Rumah Sakit, maaf ya ahjumma”

“Eomma, panggil eomma, dalam kurang dari 6 bulan lagi kau akan menjadi menantuku”

Min Ah membelai rambut Tzuyu. Dia sangat menyayangi gadis itu, menganggapnya seperti putri sendiri, terlebih dia tidak memiliki anak perempuan. Saat Taehyung memperkenalkan Tzuyu sebagai kekasih,    Min Ah tidak pernah mengizinkan putranya menyakiti Tzuyu. Hal serupa dia lakukan pada Ji Soo kekasih Seokjin dan Rose kekasih Namjoon, mereka semua di anggap anak oleh Min Ah.

Ada polemik besar dalam hati Min Ah saat ini sebenarnya. Wanita yang sudah menginjak usia 55 tahun itu telah melanggar satu aturan dalam keluarga suaminya, keluarga Kim. Aturan dimana pernikahan harus di lakukan secara urut, dari yang tertua hingga yang bungsu, tidak boleh melangkahi. Perdebatan itulah yang terjadi antara Min Ah dan Woo Bin. Min Ah meminta pernikahan Taehyung dan Tzuyu segera di laksanakan, sementara Woo Bin hanya ingin mengikat keduanya dalam pertunangan dan baru akan menikahkan mereka dua tahun setelahnya.

Min Ah dengan sikap keras kepala menolak, dia takut Taehyung goyah dalam hubungan yang sudah lima tahun terjalin, apalagi ada Irene yang diperkenalkan sebagai teman Taehyung. Meskipun dia yakin pada hati putranya, tetap saja rasa takut itu ada dan parahnya menyelimuti hati, membuat Min Ah tidak tenang setiap hari. Apa salahnya menikahi anak berbeda urutan, tidak ada kutukan atau larangan akan hal itu di negara mereka pikir Min Ah dan terus menentang suaminya.

Woo Bin adalah pemegang teguh suatu prinsip, dia adalah anak bungsu Lee Hyuk Jae, tetapi sikap kaku dan disiplin terwaris padanya. Saat kakak tertua Woo Bin mengatakan untuk berpikir modern dan menerobos satu peraturan dalam keluarganya bukan hal yang harus di perdebatkan, Won Bin menurut dan diam seribu bahasa. ‘YANG TERTUA MEMBERI KEPUTUSAN’ satu aturan lain dalam keluarga harus dia taati, maka Woo Bin menyerah dan mengizinkan Taehyung menikah dengan Tzuyu dalam 6 bulan ke depan dan bertunangan dalam waktu dekat.
Taehyung dan Tzuyu menyambut baik kabar bahagia itu. Mencintai seseorang dan memilikinya dalam ikatan pernikahan adalah impian pujangga yang saling mencintai. Min Ah adalah yang paling bahagia dalam hal ini, dengan sukarela turun tangan bersama ibu Tzuyu menangani semua keperluan acara pertunangan hingga pernikahan. Seperti hari ini, dia rela izin dari praktiknya demi menemani Tzuyu mencoba desain gaun pertunangan.

“Eomma, bagaimana?” Tzuyu keluar dari ruang ganti dengan gaun berwarna lavender membalut tubuh langsung dan proporsionalnya.

“Sempurna, sangat sempurna” Kagum Min Ah.

“Aku tidak sabar eomma, dua hari terasa lama sekali” Tzuyu menggembungkan pipinya.

“Sabar sayang, tapi ngomong-ngomong di mana Taehyung, apa dia praktik?”

“Dia sedang menemui seorang teman eomma” Jawab Tzuyu.

‘tepatnya menemui Irene untuk membuang gadis itu jauh-jauh dari kehidupan kami’ lanjutnya dalam hati.

“Teman yang mana?” Min Ah curiga.

“Irene” Satu nama keluar dari bibir Tzuyu membuat Min Ah hilang selera.

🍃🍃🍃

Taehyung memutar-mutar kunci mobil di tangannya saat memasuki rumah mewah milik Kim Woo Bin. Pria itu menaiki tangga yang ada di ruang keluarga, tapi kemudian langkahnya berhenti saat menyadari Min Ah sedang duduk menikmati secangkir teh pada sofa mauve di ruangan luas itu.

“Eomma, biasanya kau minum teh di taman belakang?” Heran Taehyung, ritual teh Min Ah tidak di ruang keluarga melainkan taman belakang rumah yang di penuhi oleh koleksi bunganya.

“Menunggumu kembali”

“Aku, mengapa eomma?” Taehyung mendekat dan duduk di samping ibunya.

“Dari mana? Kau akan bertunangan lusa, kau ingat kan?”

“Tentu saja aku ingat eomma”

“Dari mana?” Min Ah mengulang pertanyaan.

“Menemui teman, eomma aku gerah sekali, aku kamar dan mandi dulu” Taehyung menghindari Min Ah bertanya lebih, karena jika terjadi dia bisa di marahi.

“Kau bertemu Irene?”

‘Fuck off’ batin Taehyung

“Oh jadi eomma benar? Kau bertemu dengannya?”

“Eomma tolong jangan memulainya, kami hanya teman, apa aku tidak boleh memiliki teman wanita?"

“Silahkan, tapi jangan gadis itu, eomma muak melihat dia, apalagi saat dia memakai benda milik Tzuyu”

“Aku yang meminjamkan padanya eomma, dia bahkan mengembalikannya, ada di mobilku jika eomma tidak percaya”

“Heh! Sudah miskin mau berlagak kaya hingga harus pinjam sana sini”

“Eomma! aku mohon, bukan dia yang meminta perhiasan itu”

“Kau membentak eomma? Karena gadis itu? Apa yang dia berikan padamu? Apa dia pelacur yang memberimu tabuhnya saat kau sedang jenuh dengan calon menantuku”

“EOMMA!”

“YAK! KIM TAEHYUNG!” Kim Woo Bin memekik dari anak tangga paling atas setelah mendengar putranya berteriak pada istrinya.

“ Berani sekali bicara seperti itu pada orang tua?!” Tanya Woo Bin dengan nada datar dan dingin. Taehyung menghela nafas, meredam emosinya yang tiba-tiba saja naik.

“Ini adalah alasanku meminta pernikahan mereka di percepat. Teman anakmu, gadis tidak tau diri itu mengubah kembali Taehyung menjadi kasar dan membangkang sayang, ini yang aku selalu takutkan” Min Ah menutup wajahnya yang memerah. Dan Woo Bin memandang marah Taehyung.

“Sekali lagi aku dengar kau berbuat seperti itu pada eomma mu, seluruh fasilitas yang kau miliki akan berakhir, semuanya!” Woo Bin memapah Min Ah menuju kamar mereka, melewati Taehyung yang masih mematung di sana. Taehyung tidak merasa bersalah berteman dengan Irene, tapi mengapa Ibunya membenci hubungan itu.

🍃🍃🍃

Dekorasi mewah menghiasi rumah mewah Tzuyu di hari pertunangannya dengan Taehyung, Biru dan Ungu berpadu membentuk warna pastel yang romantis dan lembut.
Acara yang Tzuyu rancang adalah di taman rumahnya, justru dilakukan di dalam rumah mengingat hujan sedang sering mengguyur kota Seoul. Meskipun demikian, acara tetap berlangsung tanpa hambatan apapun tatkala hujan deras di luar rumah.

“Oppa”

Panggil Tzuyu dengan senyum manis yang terpatri.

“Hm” Taehyung membalas senyum itu.

“Itu lihat Irene, Aku mengundangnya kemarin”
Taehyung kaget dan hampir mengeluarkan bola matanya.

IF IT IS YOU ♡VRENE♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang