Halaman depan rumah Woo Bin di penuhi oleh tamu undangan. Dekorasi acara luar ruangan sederhana tanpa melepaskan kesan mewah. Setiap sudut di penuhi oleh canda dan tawa dari keluarga, sahabat, dan teman sejawat yang hadir bersuka cita.
Lantunan musik dan lagu pernikahan terdengar merdu di tembangkan oleh suara emas tamu undangan yang bersedia menyumbangkan suara. Di depan panggung, dalam jarak 30 meter ada mimbar pengantin yang di bangunan di depan teras rumah. Taehyung dan Irene duduk pada sebuah sofa wingchair panjang, sofa itu berwarna merah muda yang lembut dibingkai dengan kayu berwarna putih. Alasnya, digelar karpet berbulu tebal berwarna army polos.
Di lain sisi, Seokjin duduk pada kursi yang mengelilingi satu meja paling dekat dengan meja prasmanan. Pria itu asyik menyantap salad sayur dan ikan salmon.
“Boleh aku duduk” Suara lembut yang tidak asing menyapa pendengarannya, membuat fokus dari makanan beralih pada seorang gadis yang berdiri sopan di depanya.
“Ji Soo? Tentu silahkan” Seokjin melahap satu suapan terakhir yang tersisa, lalu meraih segelas anggur yang sejak lama tersedia di dekatnya dalam sekali tegak.
“Apa kabarmu?” Tanya Ji Soo setelah memastikan Seokjin selesai menelan.
“Baik, kau bagaimana?” Jawab Seokjin.
“Aku juga baik” setelah Ji Soo menjawab yang hadir hening diantara keduanya. Hanya ada suara Jimin yang sedang menyanyikan lagu ‘With You’ melewati keheningan mantan kekasih itu.
“Hm, kau masih marah padaku oppa?” Tanya Ji Soo.
“Tidak, lebih baik jujur sebelum menikah. Pecahnya tidak terlalu banyak, masih dapat di benahi” Sahut Seokjin.
“Syukurlah, aku harap kita bisa berdamai dan berteman baik oppa”
“Asal kekasihmu itu tidak cemburu denganku, aku tidak masalah.” Seokjin sedang menyombongkan hubungannya dengan gadis itu yang mencapai 10 tahun. Ji Soo tertawa.
“Aku sudah menceritakan semuanya pada dia, dan sepertinya begitu, dia agak cemburu” Giliran Seokjin yang tertawa melihat Ji Soo membentuk gerakan berbisik saat mengatakan kata cemburu.
Ji Soo menengok ke bawah, melihat kantung kertas abu-abu. Dia menatap wajah Seokjin dahulu sebelum akhirnya menunduk untuk merogoh kantung kertas itu.
“Aku harap kau bisa datang” Ji Soo menyodorkan undangan pernikahannya.
Seokjin meraih undangan itu, menatapnya sesaat.
“Aku pasti datang, mana tau jodohku justru salah satu teman lama yang hadir di sana” Canda Seokjin.
“Terima kasih, oh oppa aku harus memberikan ini pada beberapa teman yang datang” Ji Soo tersenyum, lalu pergi meninggalkan Seokjin yang kembali sibuk mencari makanan lain yang belum dia coba.
“Persetan dengan cinta” Ucapnya sambil berjalan mendekati meja prasmanan.
🍃🍃🍃
Tzuyu hadir bersama Tuan dan Nyonya di acara perayaan pernikahan Taehyung dan Irene. Gaun magenta A Line dengan lengan pendek berenda, clutch silver menghiasi tangan kanannya. Rambut Tzuyu di tata Low Bun Messy, serta ditambahkan beberapa helai rambut di samping kanan sebagai poni, feminin dan elegan.
Tzuyu berpamitan pada kedua orang tuanya yang memilih untuk duduk di samping rekan sejawat mereka. Gadis itu jalan mendekati mimbar pengantin, hari ini adalah pertemuan pertama dia dan Taehyung setelah kejadian tidak mengenakkan di gereja beberapa bulan yang lalu.
“Pantas saja pernikahan kita selalu gagal, takdir mengikat kita lebih dahulu sebagai adik dan kakak” Ucap Tzuyu dengan ekspresi wajah yang datar.
Taehyung dan Irene bangkit dari posisi duduk mereka. Irene merasa bingung harus menyapa atau hanya diam, dia takut dan merasa tidak enak hati dengan Tzuyu. Apalagi mengingat kejadian di gereja saat Tzuyu menangis histeris dan meronta dalam pelukan ibunya. Sedangkan Taehyung justru mengulurkan tangan pada Tzuyu.
“Tidak mau mengucapkan selamat pada, oppa”
“Tentu saja kau datang karena mau memberi selamat” Tzuyu menyambut uluran tangan Taehyung.
“Dan kau Irene! Aku belum memaafkanmu. Aku kemari karena dia adalah oppa ku!” Bentak Tzuyu pada Irene.
“Kau harus membuatku menyukaimu dan memaafkanmu. Baru bisa kita berteman baik sebagai ipar” Lanjut Tzuyu sambil tersenyum dan memeluk Irene.
Irene membalas pelukan Tzuyu dan menangis. Dia pikir akan ada kalimat kasar dan sumlah serapah yang akan Tzuyu keluarkan.
“Hey cengeng! Menangis terus pekerjaanmu”
“Aku senang kau mau memaafkanku...”
“Siapa bilang? Aku bilang akan tadi”
“Iya, maksudku kau akan memaafkanku”
“Tidak mau tanya bagaimana cara mendapat maafku?”
“Bagaimana?”
“Maafkan semua perbuatan jahatku padamu selama ini, perkataan kasar dan fitnah yang aku katakan tentangmu pada Taehyung. Kalian berdua mau kan memaafkanku? Aku sedang belajar menjadi lebih baik, aku harap kalian mau mendukungku” Kali ini Tzuyu menatap sendu Irene. Ada keseriusan yang tulus dari kata maaf yang dia ucapkan.
“Aku sudah memaafkanmu Tzuyu” Jawab Irene.
“Terima kasih” Dua wanita itu saling berpelukan hangat. Bersamaan dengan itu, hati Taehyung juga menghangat melihat pemandangan yang dilukis oleh Irene dan Tzuyu.
“Sampai kapan mau menangis terus? Hentikan” Canda Tzuyu setelah pelukan mereka terlepas.
“Kau yang membuat istriku menangis, lihat riasannya hampir luntur” Kesal Taehyung pada Tzuyu yang di buat-buat.
“Benarkah?” Tanya Irene memegangi wajahnya.
“Jangan percaya Irene, riasanmu itu tidak luntur”
Tzuyu membuka clutch nya, mengeluarkan kotak putih kecil dengan pita ungu di atasnya, dia memberikan kotak itu pada Irene.
“Apa itu?” Tanya Taehyung.
“Lihat saja sendiri. Aku mau mencari oppa tertuaku, sampai jumpa” Tzuyu sedikit berlari kecil setelah menuruni mimbar pengantin. Taehyung dan Irene tersenyum melihat punggung Tzuyu yang menjauh mendekati meja di dekat prasmanan.
“Buka kotaknya Irene”
Irene mengangguki permintaan Taehyung.
“Cincin” Kata Irene setelah dia membuka kotak dan melihat cincin bermata zamrud.
“Itu cincin halmeoni, dulu aku berikan pada Tzuyu, saat pertama kami menjalin hubungan. Pesan halmeoni cincin itu harus aku berikan kepada istriku, aku kira kami bisa sehidup semati sebagai sepasang suami istri. Kita tidak tau jalan takdir, aku bersyukur dia ingat”
Taehyung mengambil cincin itu dan memasangkannya di jari manis Irene, memasangkan cincin itu di atas cincin perkawinan mereka.
🍃🍃🍃
Sesi foto keluarga sedang di persiapkan oleh fotografer yang Woo Bin sewa. Fotografer langganan keluarga Kim turun temurun. Satu tempat di taman bunga pojok halaman rumah Woo Bin sedang ditata sedemikian rupa agar menghasilkan foto keluarga yang kelihatan elegan dan natural secara bersamaan.
Selama proses persiapan itu, Taehyung dan Irene menemui para tamu satu persatu. Tuxedo hitam membalut Taehyung semakin tampan, sementara Irene mengenakan gaun bergaya Empire Waist berwarna putih, rambutnya yang kecokelatan di gelung dengan gaya Braided Chignon, cantik.
“Ireneee” Seulgi menghampiri dan memeluk Irene, hingga menabrak Taehyung. Tubuh pria itu sedikit kaget dan terhuyung.
“Selamat Irene, selamat”
“Seulgi sesak”
“Maaf, maaf, hehehe” Kekeh Seulgi.
“Aku rindu sekali, tetapi berpelukan dengan gaun ini sulit Seul”
“Itu karena kau, eh kau terlihat lebih gemuk?” Heran Seulgi. Irene hanya senyum-senyum saja.
“Kau bahagia sampai bertambah gemuk” Seulgi kembali memeluk erat Irene dan menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya ke kanan dan ke kiri. Taehyung jadi khawatir melihat adegan anarkis Seulgi, akhirnya dia beranikan diri untuk menginterupsi.
“Maaf, bisa kau lepaskan istriku” Ucap Taehyung sopan.
“Kau cemburuan ya, aku ini kan perempuan bukan pria” Seulgi meledek.
“Bukan begitu, istriku sedang hamil muda, kau tau kan dalam masa rentan” Jelas Taehyung sambil menarik Irene pelan menjauhi Seulgi yang terlihat agak urak-urakan.
“BENARKAH! AKU SEGERA DAPAT KEPONAKAN!” Jerit Seulgi antusias.
“Iya Seul, kau harus menyusul jika ingin menjodohkan anak-anak seperti katamu dulu”
“Ah iya, aku ingat. Kau benar, jarak mereka jangan terlalu jauh biar bisa satu sekolah bersama-sama. Berikan bunga penganti langsung padaku Rene.”
“Tidak bisa, teman-temanku juga mau berebut bunga yang akan di lempar” Sahut Taehyung.
“Pelit, ya sudah cepat lempar, aku pasti akan mendapatkan bunga itu. Suamimu pelit Irene” Ejek Seulgi sebelum dia izin pergi ke toilet yang bisa di dengar oleh Taehyung.
“Apa katanya tadi? Pelit? Di mana kau temukan teman menyebalkan begitu” Kesal Taehyung.
“Dia memang seperti itu, dia satu-satunya teman terbaikku. Jangan tersinggung ya” Jelas Irene di sela tawanya.
🍃🍃🍃
“1, 2, 3”
Jepretan foto terakhir selesai di ambil. Taehyung dan Irene kembali ke mimbar pernikahan mereka. Bersiap untuk melempar buket bunga Nosegay berwarna putih.
Teman dan kerabat yang belum memiliki pasangan, maupun yang susah memiliki pasangan namun belum menginjak pernikahan berkerumun menjadi satu. Termasuk Namjoon, Seokjin, Tzuyu, Ji Soo dan Seulgi. Jisung dan Jeno sudah bergabung tadi, akan tetapi Namjoon menarik dua adik barunya menjauh dan menjelaskan secara panjang lebar ketika berdebat dengan Jisung yang berpendapat dia hanya bersenang-senang saja. Membuat Jaehyun turun tangan dengan ancaman tinju untuk membuat dua remaja itu berlari pada Taeyeon dan Yong Joon yang duduk memperhatikan putra putri mereka dari kejauhan dengan raut kebahagiaan berpendar di manik mata keduanya.
Irene dan Taehyung memegang buket bunga itu, mengambil ancang-ancang untuk melempar.
“3” Serempak teman dan kerabat mereka yang berkerumun menghitung mundur.
“2”
“1”
Buket bunga itu melayang tinggi menuju kerumunan. Mencari tangan beruntung yang mampu meraihnya dalam genggaman. Semua orang di bawahnya bergerak kesana-kemari mengikuti ke mana arah bunga itu akan jatuh. Teriakan rusuh bercampur dengan tawa menghiasi persaingan sengit merebut keberuntungan pengantin.
“DAPAT” Teriak dua orang secara bersamaan. Salah satu diantara mereka berdua agak berjinjit saat meraih buket bunga itu. Kerumunan membubarkan diri mereka sendiri saat merasa telah gagal meraih tujuan mereka.
“Ini bungaku!” Bentak Seulgi.
“Aku yang lebih dulu dapat!” Jawab pria itu.
“Eh, kau si pendek itu kan?!” Seulgi segera melihat ke arah bawah dan mendapati Jimin sedang berjinjit mempertahankan bunga yang Seulgi junjung ke atas.
“BERIKAN!” Jimin menarik buket itu, Seulgi cepat mempertahankan buket bunganya.
“TIDAK, BERIKAN PADAKU”
“DASAR PEREMPUAN BRUTAL”
“DARIPADA PRIA PENDEK, KAU SADAR TIDAK BERJINJIT SEJAK TADI”
“Jangan berkelahi, itu tandanya kalian berjodoh” Pekik Seokjin.
“HUWEEEEEK!” Seulgi pura-pura muntah di depan Jimin.
“HAMIL?”
“YAK!”
Taehyung, Irene dan tamu undangan tidak bisa menahan tawa melihat pertengkaran Seulgi dan Jimin masih berlanjut meski buket bunga yang diperebutkan sudah hancur tak berbentuk.
Taehyung menuntun Irene untuk kembali duduk, tidak mau istri dan calon anak dalam kandungan Irene merasa lelah. Perayaan pernikahan ini sekaligus merayakan kehamilan Irene yang baru diketahui tiga hari sebelum acara pernikahan di lakukan.
“Terima kasih, mau menerima dan menjadi istriku” Bisik Taehyung di telinga Irene.
“Terima kasih, oppa mau menjadi suami dan appa untuk anak-anakku” Balas Irene.
Taehyung tersenyum dan mencium pipi Irene, masa bodoh dengan Seokjin dan Namjoon yang bersiul-siul dari depan mimbar.
Memandang kedua kakaknya yang sedang asyik bersiul mengejek kemesraan yang Taehyung lakukan pada Irene, membuatnya teringat pertanyaan Namjoon semalam.
“Aku hanya bertanya padamu Taehyung, bagaimana jika kau menjadi Irene? Menjalani kehidupannya, merasakan rasa sakit yang dia terima selama menyimpan perasaannya padamu?”
“Aku bukanlah dia. Berhenti membuatku berpikir bahwa aku adalah dia hyung. Karena, aku tidak akan pernah bisa menjadi Irene, biar sedetik pun.”
Benar. Satu detik saja menjadi Irene, Taehyung tidak akan bisa. Pengkhianatan Tzuyu saja sudah membuatnya hampir mati dan nyaris hancur berkeping. Bagaimana mungkin dia bisa menahan rasa sakit dari kehidupan yang melarat, menjadi kekasih bayaran dengan menjual harga diri. Jatuh cinta saja terkadang bingung sebagai anugerah atau sebuah kesialan. Mencintai anak orang berada dengan status sosial yang jomplang, caci maki dan fitnah menjadi lauk pauk yang di tambah dalam sepiring kehidupan yang memang sudah sesak muatan bebannya. Ancaman dan kematian di depan mata menghantui Irene sejak hatinya berani mencintai Taehyung. Memaksa hati menjadi egois, akan tetapi kenyataan dia kembali menangis dan menangis lagi. Bahkan untuk semua tragedi yang menimpa Irene karena dirinya, Taehyung masih merasa tidak percaya ada kata maaf dari hati Irene dan keluarganya.
Taehyung bersyukur, seseorang yang dia ajak membuka lembar pada bab baru dalam buku kehidupannya adalah Irene. Wanita yang dia cintai tanpa tahu sebesar apa perasaan itu. Taehyung mengetahui bahwa dia rela mati untuk kehidupan Irene, dia sanggup merelakan seluruh nafas yang dia miliki untuk melindungi Istri dan anak-anaknya.
Begitu juga dengan Irene yang kini menangis dalam kebahagiaan. Air mata kepedihan yang pernah menemaninya menjalani hidup, penderitaan dan rasa sakit atas setiap hinaan usai menjadi cerita yang telah selesai di baca.
Satu persatu harapan merajut asa di masa depan. Setiap harapan akan memenuhi lembar pertama dalam bab baru yang resmi di buka dan seterusnya. Kelak saat Taehyung dan Irene menjemput usia tua mereka akan membacakan kisah cinta ini sebagai satu kesatuan kisah yang lengkap menjadi buku kehidupan dengan akhir yang bahagia.●●●●●
ENDAkhirnya, selesai!
Aku harap endingnya bisa memuaskan pembaca sekalian 💜♥️,
Kalaupun tidak, aku minta maaf, karena keterbatasan aku sebagai pemula ya guys 😭😭.
Terima kasih banyak untuk vomment dan antusiasme selama aku update cerita ini. Terimakasih banyak guys.
Nantikan cerita-cerita selanjutnya dari aku, OK!😘😍😉
KAMU SEDANG MEMBACA
IF IT IS YOU ♡VRENE♡
FanficBae Irene gadis dari pelosok Daegu yang pergi ke Seoul mencari peruntungan dan terjebak dalam hubungan rumit bersama Kim Taehyung, dokter muda yang merupakan anak dari seorang menteri kesehatan. Satu sisi lain, Chou Tzuyu kekasih Taehyung selalu me...