Sekarang waktunya Kun dan Ten pulang dari rumah sakit. Mereka bersama mami dan bunda karena tiba tiba papa dan mama ada hal penting diperusahaan.
Tapi papa dan mama tak ikut menjemput baru saja sampai mansion, Ten dan Doy sedang main Kun sedang berjalan walaupun tertatih tiba tiba ada suara telepon dari saku celana Kun.
"Permisi dengan keluarga dari ibu dan bapak Brata"
"Iya saya anak sulung nya"
"Kami pihak kepolisian ingin memberi tahukan bahwa ayah dan ibu saudara meninggal ditempat kejadian kecelakaan, mobil bapak Brata ditabrak oleh truk dari arah berlawanan."
Terdiam mematung, Ten langsung lemas terjatuh terasa otot kaki yantak mampu menopang berat tubuhnya, Doy bocah itu pingsan.
Karena suara hp Kun speaker jadi terdengar"Ada apa ini" Oma
"Hiks papa dan mama meninggal" Ten yang sudah menangis meraung Raung
Mami segera mengakat adek dan membawanya kekamar secepatnya memanggil Lucas.
"Dia hanya syok saya tenang"
"Engga mungkin papa dan mama tinggalin adek hiks" Doy terbangun dari pingsannya
"Sabar yah adek" bunda
Kun dia masih dengan tatapan kosong kalau dia menangis juga siapa yang jadi penopang untuk adik adik nya dia harus kuat dan bertanggung jawab dia tidak mau adik adiknya lebih terpuruk. Padahal mereka baru merasakan yang namanya kasih sayang akan orang tau, terlebih Kun dia masih haus akan belaian kasih sayang papa dan mama selama ini dia terus mengalah demi Ten dan Doy, tapi sekarang orang yang dia inginkan kasih sayang nya telah pergi selamanya tanpa berpamitan, meninggalkan harta paling berharga yang harus Kun jaga dan lindungi kedua adiknya.
"Adek jangan nangis terus yah nanti sesak"
"Doy mau mama dan papa Doy engga Nakal lagi, Doy mau pakai popok, Doy mau minum susu hiks, Doy mau jadi bayinya mama hiks ini semua bohong adek mau papa dan mama"
"Ten juga Ten engga nakal lagi engga bakalan keluar malam Ten bakalan minum obat hiks hiks Ten mau gendong papa hiks Ten mau mama dan papa"
"Diam kalian berdua sekarang ayo kita urus pemakaman mama dan papa" bentak Kun
Yang lain berduka tetapi tiba seketika berubah karena aura Kun yang dingin dan menyeramkan.
Sekarang mereka di kuburan mama dan papa
"Hiks mama adek mau ikut mama dan papa hiks"
"Kenapa bukan ten yang pergi hiks Ten kan penyakitan Ten mau ikut mama dan papa"
"Adek kangen mama dan papa hiks"
Mereka berdua terduduk ditengah tengah batu lisan mama dan papa terlihat sangat menyedihkan.
sampai akhirnya Kun mengendong keduanya sekaligus tanpa aba aba, yang paling sakit disini yah Kun dia terus menahan rasa sakitnya dia tidak memperdulikan kakinya yang masih sakit dia mengendong Ten menggunakan tangan kanannya dan adek dikiri.
Masa bodoh dengan tatapan orang lain kedirinya. Opa, om, papi, ayah dan yang lain ingin membantu mengendong Ten dan adek tapi Kun tidak mau.
"Aku bisa sendiri tidak usah mengasihani kami, aku bisa urus adik ku sendiri"
Entahlah rasa sedih bercampur bingung dan kesal bercampur aduk Karena mendengar perkataan orang lain yang mengatakan bahwa dia tidak akan bisa mengurusi adik dan perusahan nya cuma karena kakinya yang terluka orang berpandangan mereka ber 3 akan menjadi beban orang lain.
Kun yang pintar ditambah emosinya yang sedang meluap merasakan dirinya sedang dicaci maki dia akan buktikan, bahwa dirinya bisa berdiri dikakinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
dia akan menjaga harta paling berharga yang orang tuanya titip kan kedirinya, Ten dan adek ingin turun dari gendongan Kun apalagi Ten merasa dirinya tak berguna sekarang dia kakak harusnya bisa membatu Abang kun bukan malah menjadi beban seperti ini.
"Abang turun Ten mau jalan sendiri saja"
"Diam kau"
Tidak adalagi jawaban lembur dari Kun yang ada hanya bentakan dan tatapan sinis, cengkraman pada Gendongan keduanya semakin kencang oleh Kun dia segera berjalan ke mobil lalu melajukan mobil. Didalam mobil
Adek tertidur dipangkuan Kun walaupun sambil menyetir sedangkan Ten cuma bisa menangis sambil terdiam disebelah Kun karena disuruh diam oleh Kun, Ten ketakutan sekarang ditambah kepalanya pusing.
Dunia sungguh kejam bagi twins brata baru saja mereka merasakan apa yang namanya kasih sayang orang tua, tuhan malah mengambil nya selamanya tanpa berpamitan meninggalkan 3 anak manusia yang haus akan kasih sayang dan juga perhatian
End
TBC
Akhirnya tamat juga
Galau
Pusing
Comen dong ada yang setuju engga buat season 2
Kehidupan mereka tanpa orang tua heeeee
Author mau nulis cerita baru tolong comen yah sebenernya mah author tuh nulis karena galau kesepian cuma butuh kalian comen heee