BUKAN ANTAGONIS 12

3.8K 503 31
                                    

bisa yu vote sama komennya, Menerima kritik dan saran! Asalkan tanpa menyinggung!-
Typo bertebaran/

Selamat membaca~
Mohon maaf bila gaje dan tidak nyambung😭🤧 btw ini lebih sedikit kata²nya. Maaf bila tidak sesuai harapan makasih.

❥may

.
.
.

"Ibu! Ayah!"
"Hah..."
"Hahhh... Hah.."

Hanzel tiba-tiba terbangun dari mimpi panjangnya, ia merasa lembab di pipinya. Tunggu! Kenapa aku menangis? Apa yang tadi aku impikan? Pernafasannya terlihat tidak stabil, ia mencoba untuk menetralkan nafasnya yang amat sangat tidak baik itu. air matanya masih keluar dari kedua matanya.

Ia mencoba untuk menghentikannya namun saat ia mencoba untuk tetap tenang, hatinya seakan tercabik. Sangat menyakitkan, ia merasa sangat kehilangan. Sebenarnya, mimpi apa yang membuat ku sakit hati begini? Kuharap sakit ini segera mereda...

"Hiks..."
"... Sudah... Hiks... Kenapa air mataku... Hiks tak berhenti..." Hanzel mencoba menghapus air matanya menggunakan ujung bajunya.

Tapi air matanya tetap tak berhenti. "Apa... Apa.. hiks.. yang kuimpikan?.."

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Hanzel berhasil menenangkan dirinya dan berhenti untuk menangis. Wajah sembabnya terlihat kacau dan bengkak, Hanzel benci itu.

"Huks.. sekarang sudah tenang.. sial kenapa aku menangis?" Hanzel masih sesenggukan, ia benar-benar tak mengerti apa yang membuatnya menangis. Kemarin juga begitu pikir Hanzel, sungguh setelah ia kembali ke masa ini ia benar-benar menjadi orang yang pelupa akan mimpi yang dialaminya. Hanzel sungguh kesal.

"Ugh.. sepertinya aku harus melihat diriku melalui cermin.." Hanzel menyingkirkan selimut yang berada ditubuhnya, ia beranjak turun dari ranjang besar mewah nya.

Ia berjalan menghampiri cermin besar full body nya yang berada disudut kamar. Detik pertama Hanzel melihat pantulan dirinya di sana dengan santai, tenang dan damai. Namun saat ia mulai memperhatikan bagian atas anggota tubuhnya, Hanzel terkesiap kaget. Gak mungkin?! Serunya dalam hati.

"HAH?! A-apa ini??"

Kedua matanya membola sempurna, mulutnya menganga cukup lebar. Badannya membeku tak bergerak, ia cukup mirip patung Sekarang ini.

Hanzel benar-benar Shock.

Bukan, itu bukan dikarenakan wajah habis menangisnya. Ini sesuatu yang sangat dan benar-benar luar biasa, Hanzel bahkan benar-benar tak percaya apa yang ia lihat di pantulan cermin miliknya itu.

Lebih dari itu. "WARNA MATA KU?!"

Ya, sesuai dengan apa yang Hanzel teriakan. Warna matanya tiba-tiba menjadi biru Sapphire, yang jelas-jelas warna matanya adalah merah setelah awaken kemarin. Bukan hanya itu ia bahkan memiliki telinga yang runcing, taring bayi harimau nya menghilang. Ya walaupun warna rambutnya tetaplah sama yaitu silver. Tetapi, APA-APAAN INI SIALAN?!

"APA YANG SEBENARNYA TERJADI SIALAN?!"

Hanzel terduduk dilantai karena Shock berat. Ia menggosok kedua matanya kasar, ia lalu memastikan lagi melihat kearah cermin, tak ada yang berubah warna matanya tetap biru. Tak menyerah Hanzel berkali-kali melakukan hal yang sama.

Jelas Hanzel tak terima jika warna matanya memang benar-benar berubah menjadi biru.
"Bagaimana bisa? Ini salahkan? Pasti cuma keliru kan??? Aku mohon siapa saja jawab iya!"

Tanpa diduga Hanzel lalu menangis sekeras-kerasnya, ia bahkan tak peduli jika dianggap seperti bayi, ia merasa dewa benar-benar membencinya. Hanzel kesal!

[BL] BUKAN ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang