Asing.

612 47 32
                                    

Hayy, kitsu kembali~
Ada yang penasaran dengan lanjutan book ini? Semoga aja ada :)

Jadi,selamat membaca!

.

.

.

"Kau berniat mempercepat rencana mu?"celetuk wanita berumur kepala 4 itu sembari menulis sesuatu pada kertas di hadapannya.

"Ya, semakin cepat semakin baik"sahut pria bersurai merah itu dengan santai.

"Lalu bagaimana dengan keadaan mental nya?" Tanya wanita itu,kini menghentikan kegiatan nya menulis.

Ia sadar,sejak bangun dari koma sejenak itu, Naruto sedikit berubah. Ia cukup mengenal Naruto,jadi ia sangat yakin pria yang ia anggap seperti keluarga itu pasti memiliki masalah yang cukup berat.

"Naruto baik baik saja,secara fisik dan mental"ujar Gaara. Ya pria bersurai merah itu adalah Gaara,sepupu Naruto.

"Haah... Kau berniat mengakali ku,bocah?"

Tsunade membuang nafas kasar, meletakan pena nya pada saku jas nya.

"Aku memang meminta mu untuk mempercepat rencana mu... Namun tak ku sangka waktu yang kau pilih malah pada masa penyembuhan pasca operasi... Cukup beresiko bukan? Aku yakin orang yang kau panggil kemari itu juga berpikiran sama dengan ku..."

Gaara sejenak terdiam,tau bahwa ia kini tengah memegang nasib kehidupan Naruto.

"Ini pilihan yang tepat. Mengingat Naruto hanya punya sisa waktu kurang dari 2 tahun kan?  Saya tak ingin kehilangan keluarga saya lagi..."

Tsunade tersenyum tipis. "Kau benar. Jadi jika aku boleh tau... Di mana kau akan melaksanakan operasi besar itu?"

"Rumah Sakit pusat..."

"Kau sudah memiliki surat izin dan segala keperluan itu?"

Gaara tersenyum. "Tentu saja. Semua telah siap... Hanya tinggal tanda tangan anda sebagai dokter yang mengurus Naruto dan menunggu kedatangan nya kemari"

"Maka,semua akan di mulai..."

***

Pria bersurai raven itu menghela nafas pelan.

"Haruskah aku mengajak Juugo? Tapi aku malas harus memperkenalkan nya pada Kiba..."gumam Sasuke sembari menduduki diri di sofa lalu mengusap wajah nya kasar.

"Kau sudah pulang,sayang..."sambut Juugo dari arah dapur lalu berjalan menghampiri Sasuke dan mencium pelipis Uchiha bungsu itu.

"Hmm"gumam Sasuke menutup mata nya,mencoba menikmati rasa hangat yang hinggap di dada nya.

"Kenapa wajah mu tampak lelah? Apakah perjalanan dari kampus sangat melelahkan? Jika begitu, seharusnya kau menghubungi ku agar supir ku bisa menjemput mu..."celetuk Juugo sembari menduduki diri nya tepat di samping Sasuke.

Sasuke tak langsung menjawab,ia melirik kearah Juugo lalu menggelengkan kepala nya.

"Apakah kau malu harus di antar jemput? Perlu ku belikan mobil untuk mu?"

Juugo kembali berbicara,ia menatap Sasuke dengan khawatir. Sedangkan Sasuke terkekeh pelan, kekhawatiran Juugo itu berlebihan. Begitulah batin Sasuke.

Give It Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang