Keadaan Naruto

765 81 35
                                    

Hey! Ketemu lagi dengan kitsu!
Astaga gara gara dukungan kalian, vote,komentar dan lain lain membuat semangat dan ide mengalir lancar.

Maka jadi lah Chapter ini!

Chapter kali ini cukup panjang, jadi semoga kalian suka.

Selamat Membaca!!!

.

.

.


"Jadi, aku boleh ikut?"

"Kenapa kau masih bertanya, huh?"

"Terima kasih, Kaasan!"

"Tapi, bagaimana dengan Gaara dan Sai hmm? Pasti mereka akan sedih..."

Pemuda pirang itu menjadi ragu, ia menatap sejenak kearah cahaya itu lalu mengalihkan pandangan ke tangan kanan nya.

"Apa kau akan menikah, Naruto?" tanya wanita itu ketika sadar ada cincin di jari manis sang anak.

"Bukankah nanti kekasih mu akan sangat sedih kehilangan mu, jika kau ikut bersama kami?"

Pemuda itu menoleh kearah wanita cantik itu.

"Hehe, ia tidak akan bersedih kaasan."

"Loh? Kenapa?

"Soalnya,Sasuke...

.

.


Sudah tidak peduli pada ku.

Jadi, aku ikut kaasan dan tousan saja, ya?"

~ ^ ~


"Juugo, boleh aku minta satu hal lagi pada mu?"celetuk Sai tanpa menoleh memecahkan keheningan.

"Apa?"sahut Juugo.

"Aku minta cincin yang Naruto titipkan pada mu"

Juugo terpaku.

Sai meminta cincin? Bagaimana ia bisa tau soal cincin ini, lalu untuk apa? Haruskah ia memberikan cincin itu pada Sai? Tapi bagaimana dengan Naruto?

Sai melirik, kala Juugo tak memberikan respon.

"Tak usah berpikir keras... Kau cukup memberikan cincin itu pada ku"lanjut Sai mencoba meyakinkan Juugo.

Juugo menghela nafas, pasrah.

Tangan kanan nya merogoh saku celana nya, dan menyerahkan cincin emas itu kepada Sai.

Sai meraih cincin tersebut, sejenak menatap lalu segera mengambil sebuah kotak kecil dari saku jaket nya dan memasukkan cincin tersebut kedalam kotak.

"Lebih baik kau sarapan, aku tau kau belum makan dari semalam..."celetuk Sai.

"Tidak, aku tidak bisa makan sebelum mendengar kabar baik dari operasi Naruto"sanggah Juugo menolak saran Sai.

Give It Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang