Keputusan Akhir

945 64 4
                                    

Selamat Membaca!!!
Semoga kalian suka^^

.

.

.

"Sasukeeeee..."

Sasuke terdiam, lebih tepat nya enggan menjawab panggilan manja dari sang penelepon.

"Oy! Kok diam aja? Sasuke..."

Sosok di seberang mulai merengek, meminta perhatian.

Namun Sasuke tetap bungkam, bahkan ekspresi wajah nya sangat datar. Seperti tanpa emosi di sana padahal di dalam, Sasuke tengah berusaha menahan gejolak yang tak jelas yang sedang membara.

5 menit.

Setelah merasa bisa menahannya, akhirnya Sasuke menjawab.

"Apa"

"Astaga...ku kira kau ketiduran!"

"Untuk apa kau menelepon ku malam malam, Dobe!"desis Sasuke.

"H-huh? Ah,iya itu...lusa bisa bertemu dengan ku tidak? Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat dan sekalian ada yang ingin aku katakan..."

Sosok di seberang sana tiba tiba merasakan gugup yang luar biasa.

Dan Sasuke tau akan hal itu.

Namun ia tak peduli.

"Oh, entahlah..."jawab nya.

Sasuke melirik pada kalender yang ia tempel pada dinding kamar nya, melihat tanggal 18 lalu beralih ke dua angka sesudah nya.

'Mungkin, itu waktu yang tepat untuk mengatakan keputusan ku...'batin nya.

"Ayo lah, temee..."

Ia kembali merengek.

"Baiklah"

Satu kata terlontar mulus dari Sasuke, membuat seseorang di seberang sana memekik senang.

Benar benar bahagia.

"Ok! Kita bertemu di halte bis seperti biasa... Hm, kira kira sore jam 3" tutur nya antusias.

"Ya"sahut Sasuke bersiap siap mengakhiri panggilan.

"Ah tunggu!"

Seseorang itu menghentikan niat Sasuke.

"Good night"

Ucapan biasa, yang jarang Sasuke dengar.

Namun dapat membuat Sasuke kaget sejenak, dan membalas dengan gumaman khas nya.

Panggilan pun berakhir.

Ke dua pihak menyimpan perasaan yang berbeda beda.

Antara gugup dan antusias, serta khawatir dan sedikit rasa takut.

***

"Yo!"seru Naruto sambil membuka pintu toko milik Ino.

Ia langsung di sambut oleh puluhan bunga serta Ino yang tengah berdiri dekat meja kasir.

"Ah, Naruto? Ada apa kau datang pagi pagi?"tanya Ino dengan senyuman.

Naruto tak langsung menjawab, ia berjalan menuju kursi dekat meja kasir lalu menduduki diri di sana.

"Aku ingin memesan buket bunga..."sahut nya.

Give It Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang