Menyadari

770 78 12
                                    

Heyoo!!!
Ketemu lagi kita!!
Astaga, kitsu ngga jadi hiatus ini namanya...

Maklumkan yaa, labil soalnya :V

Jadi gini, chap ini membingungkan.

Kitsu mau jelasin nih ya..

Untuk tulisan miring.. Itu flashback Naruto ketika dia masih SMA

Untuk tulisan bercetak tebal..  Itu kaya semacam komentar Naruto mengenai peristiwa yang terjadi.

Untuk tulisan biasa.. Itu masa saat ini, kejadian dimana Naruto kecelakaan.

Dah, itu doang.

Selamat Membaca!

.

.

.

"NA-NARUTO!!!"

Aku mendengar suara Juugo berteriak memanggil nama ku.

Hanya sejenak, setelah itu telinga ku berdengung keras. Pandangan ku memburam.

Semua tampak tak jelas.

Bahkan aku tak bisa merasakan anggota tubuh ku.

Berdarah kah?

Terluka kah?

Atau ada yang terlepas?

Tak terasa apa apa.

Pikiran ku kacau, nafas ku mulai terputus putus. Sesak sekali.

Ini kedua kali yang aku mendengar nya berteriak, Juugo adalah pria pendiam.

Pertama kali ia berteriak, ketika kejadian yang paling ku benci.

Sebuah peristiwa yang sangat ku sesali.

Kenapa tiba tiba memori tentang masa sma ku muncul?

Apakah ini tanda tanda jika seseorang mendekati kematian nya?

Ah, jadi aku akan mati sebentar lagi ya?

"Naruto! Bertahan lah! Tolong telepon kan ambulance!"seru Juugo sambil menepuk pipi ku.

Berniat membuat kesadaran ku terjaga, heh?

Namun rasa kantuk pun menyerang ku,sungguh aku tak bisa menahan ini.

Maaf Juugo, izinkan aku sejenak untuk menutup kedua mata ku ya?

Aku pun perlahan lahan menutup kedua mata ku, mengabaikan jalan yang awal nya sepi, kini mulai banyak orang.

Mereka semua melihat kearah ku, tapi aku tak peduli.

"Naruto!!! Tetap sadar!"

Juugo kembali berseru, ia panik.

Kalau tuhan menghendaki ku untuk mati saat ini, tapi bukan karena penyakit ku...

Aku tak apa...

Aku rela...

Aku—

"Naruto!"

Aku menoleh ke arah samping, menemukan wajah khawatir Sasuke. Yeah walau tak tampak begitu jelas, tapi aku yakin ia kini sedang khawatir pada ku.

Give It Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang