Apakah Uchiha Sasuke menyesal?
IYA TENTU SAJA!
ia benar benar menyesal,bahkan ia rela mati untuk mengembalikan milik'nya' yang sempat ia lepaskan untuk kembali padanya.
×××
"Lalu kemarin malam, di dalam kamar ku, aku kembali berfiki...
Hey,berjumpa lagi dengan Kitsu! Gimana kabar kalian? Semoga sehat! Dan semoga masih ada yang nungguin ini book.
Jadi selamat membaca!
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
"Aku sudah menyiapkan kamar untuk kalian berdua,di hotel dekat rumah sakit pusat"celetuk Gaara sembari memperhatikan jalanan. Entah ada apa tiba tiba lalu lintas begitu ramai.
Shion mendengus menyetujui pemilihan lokasi hotel,manik ungu nya melirik kearah jalanan. Membandingkan suasana Jepang dengan tempat tinggal sebelum nya.
Lalu fokus nya teralihkan pada deretan pohon Sakura yang berbunga sepanjang jalan.
"Apa sekarang musim semi?"tanya nya.
Gaara melirik melalui kaca spion,lalu tersenyum tipis. "Yeah, sekarang bulan mei... mendekati bulan Juni akan mulai hujan,lalu pada bulan Juli musim panas di mulai"sahut Gaara menjelaskan.
Sora mengedipkan kedua kelopak mata nya dengan malas,"Bukan kah akan menyakitkan melihat kematian seseorang bersamaan dengan gugur nya bunga musim semi?"celetuk nya.
Seketika Shion menegakkan tubuh nya,dan dengan kasar memukul kepala Sora.
"Ahk—sakit!"seru Sora tidak terima.
"Jaga omongan mu!"seru Shion marah,lalu melirik kearah Gaara yang duduk di kursi supir.
"Maafkan ucapan asisten ku,Gaara...aku yakin dia tidak—"
"Tidak apa"ujar Gaara memotong ucapan Shion,manik nya kembali melirik kearah Shion sejenak lalu kembali melihat ke depan.
Suasana hening seketika,Shion menghela nafas kembali membuat posisi nyaman lalu melirik tajam kearah Sora yang duduk tepat di samping nya. Menyalahkan ketegangan ini.
"Kau adalah dokter yang hebat,aku mempercayakan keadaan Naruto pada tangan mu..."lanjut Gaara.
Shion kembali menghembuskan nafas,seolah olah merasakan beban yang begitu berat dan besar di kedua pundak nya yang mungil.
"Kau benar,aku dokter hebat... tapi aku bukan seorang dewa kau tau itu kan?"sahut nya.
Gaara terkekeh sejenak.
"Tentu... Jika kau seorang dewa,yang ku minta bukanlah menyembuhkan, melainkan mencabut nyawa seseorang"
***
Suasana ruangan itu begitu hening,jendela dengan gorden berwarna bronzeberkibar tertiup angin musim semi.
Hanya terdengar suara goresan alat tulis sesekali di susul dengan geraman rendah dan helaan nafas ringan.