03

51.9K 241 0
                                    

Seharian penuh Lia merasakan mules tiada henti,hanya reda 15menit saja
saat ini ia dilanda mules kembali ia yakin ini bukan kontraksi palsu,tpi sudah pembukaan
bahkan Lia bisa merasakan si dedek Mencari jalan lahir dan terus menendang
sekarang Sean&Lia akan bersiap berenang dibelakang rumah ya memang tersedia sejak dulu,mereka lakukan agar bisa mempercepat proses ,

"Bi sudah siap semua peralatan renangnya" ucap Sean,
yeah mereka sepakat tidak memberi cuti kepada bi Ira,agar bi Ira juga bisa membantu Lia seperti mengelus pinggang Lia disaat Sean memantau kepala sang anak,memang mereka sengaja melahirkan dirumah saja tanpa dibantu bidan karna ini keinginan Lia sendiri,Lia ingin anak pertama mereka langsung disambut sang Daddy ,bisa jadi seterusnya ia akan lahir dibantu sang suami untuk anak-anaknya nanti mungkin
Untungnya Sean sudah belajar mengenai menangani saat istrinya melahirkan jujur Sean tak setuju dengan keinginan istri tercintanya,tpi bukan Lia namanya jika tidak kekeh meyakinkan sang suami,pada akhirnya Sean setuju

"Sudah pak" ucap sopan bi Ira

"sayang bisa jalan"

"bisa mas"

Sean dan Lia sudah berada di pinggiran kolam
bahkan air kolam diganti dengan air sedikit panas agar Lia lebih rilexs menurut saran Dokter

"uhh masss nikmatthh"

"syukurlah sayang,bagaimana kalau kita ketengah kolam"

"iya mas,tpi tetap pegang aku ,aku takut sidedek kenapa-kenapa" jujur Lia sendiri takut melakukan hal seperti ini disaat ia kontraksi tpi Lia bisa apa,cara ini juga agar sidedek cepet keluar
sekarang ia bahkan berpegang kepada sang suami

"iya sayang pasti"

"mass mules lagi shhhh pinggang aku panas mass"

"tahan sayang bentar lagi sidedek keluar,kita sama-sama berjuang ya,mas sayang kamu"

"aku juga sayang mas,,tolong elusin pinggang aku mass,bawah perut aku juga mulesss sidedeknya gerak teruss ahhhhh sakk...kit mas"

"iya sayang,kita jalan biasa aja cobak ,sambil goyang kekiri Kekanan"

"iya mass ouhhhhh shhh ahh"

20menit sudah mereka berada di kolam sambil melakukan gerakan yang pernah mereka pelajari disenam ibuk hamil,hal itu membuat perut Lia makin terun bahkan saat ini Lia bisa merasakan cairan kental yang keluar dari kewanitaan nya sungguh ini sangat panasss

"ahhhh masss masss sepertinya ketuban aku pecah massss ahhhhhhh" teriak Lia sambil mencengkram erat lengan sang suami

"hah yang bener sayangg"

"iy--ahhhhhh massss perut bawah aku panas, pengen ngejan ahhhh enggghhhh"

"sayang ,yang jangan ngejan dulu kita gak tau pembukaan nya berapa yangg" Sean bisa melihat air kolam sedikit keruh dan sedikit berbau,ia yakin ini bener ketuban Lia pecah

"Biii bibiii"teriak Sean

"iya tuan"

"tolong siap kan pakaian Lia dan perlengkapan bersalin Lia, ketuban Lia sudah pecah "

"astaga,siap tuan"

"sayang mas gendong ya"

"sshhh sakit masss ,aku gak kuat"

"sayang jangan bicara gitu,kamu pasti kuat demi sidedek sayanggg"

Ntahlah Sean tak sanggup melihat wajah Lia sudah pucat,keringat sudah bercucuran diwajah cantik Lia,ia takut sungguh Sean takut tpi ia berusaha tidak memperlihatkan itu kepada sang istri tercinta saat ini ia harus fokus menyemangati sang istri dan memberi kata penyemangat

pregnant every yearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang