15. Galeri Nasional

82 14 3
                                    

⠀⠀Sabtu pagi, Lara sudah muncul di belakang Galeri FSR dan bolos latihan skating, demi berkumpul dengan Barbar. Bani seperti tour operator, berdiri di atas undakan dan mengabsen anak-anak bebeknya satu-persatu.

⠀⠀"Alfredooo! Alpreeeet! Alpret mana Alpret!!!"

⠀⠀"Ke kantin Ban, beli nasi bakar buat bekel katanya!" celetuk Abe.

⠀⠀"Bekal-bekel, dikiranya kita mau piknik, apa!" gerutu Bani, tapi tetap mencontreng nama Alfredo, dan melanjutkan, "Aluna Fauziyah!"

⠀⠀"Akuuu!" Pau mengangkat tangan tinggi-tinggi.

⠀⠀Lara sendiri sedang sibuk memakai makeup. Karena bangun kesiangan, dia cuma sempat pakai skincare dan concealer dari rumah. Walhasil, begitu sampai kampus, pertanyaan pertama yang dia dapat dari Figar adalah, "eh Lara! Lu belom mandi ya?"

⠀⠀"Larasati Parkiiir!"

⠀⠀"Bangsat!" Lara menimpuk Bani dengan gumpalan tisu bekas lipstik. Yang ditimpuk malah cekikikan sendiri.

⠀⠀"Sori, sori. Larasati Park!"

⠀⠀"Hadir," jawab Lara kalem, sambil mengibas rambut pinknya ke belakang.

⠀⠀Setelah yakin semua anak bebeknya terabsen, Bani berbicara lagi, "inget ya, tugas buat Sejarah Seni Indonesia, bikin makalah sesuai materi dari Mas Oka, fotonya wajib diambil dari Galnas dan di lembar terakhir masukin foto kalian di sebelah karya mana aja, yang penting ada buktinya lu dateng! Terus tugas PDSR, bikin field report singkat tentang pameran Lentera terus pilih minimal dua karya yang menurut lu menarik, jelasin kenapa, dan tulis interpretasi lu sendiri saat melihat karya tersebut berikut interpretasi dari senimannya! Udah jelas sampe sini?"

⠀⠀"Jelaaaas!"

⠀⠀"Nih yang bawa mobil ada Abe, Lara, Alpret, sama Rafi ya. Satu mobil maksimal delapan orang, jan banyak-banyak entar ditilang. Sisanya bonceng motor, tapi masuk ke Galnasnya tunggu ngumpul ya, jangan duluan!"

⠀⠀"Siaaaap!"

⠀⠀"Mantab. Siapa kitaaa?"

⠀⠀"BARBAAAAAR!!!"

⠀⠀"Gue mobil Princess pokoknya!" seru Figar, menempel di belakang Lara agar tidak ada yang menyelak.

⠀⠀"Gue juga! Gue juga!" Dhika, Rio, Raina, dan Mario tentu saja mengikuti kelakuan Figar.

⠀⠀"Aku juga dong!" Pau ikutan. "Yang mana mobilmu, Ra?"

⠀⠀"Lah, ini mobil gue." Lara menunjuk si Macan yang tepat berada di depan mata.

⠀⠀"HAHHH???" Figar langsung keluar dramanya. "Serius lu? Range Rover dikutuk tujuh dewa banci begini???"

⠀⠀"Sialan!" Lara menahan tawa. "Ini mobil kesayangan gue tau, namanya si Macan. Luarnya boleh kaleng rombeng, tapi dalemnya kereta kencana!"

⠀⠀Bagaimanapun, teman-temannya tetap masuk ke dalam Panther hitam itu. Raina duduk di bangku penumpang, memangku boneka Doraemon raksasa yang tadinya Lara letakkan di situ, lengkap memakai seatbelt, sebagai teman kalau sedang nyetir sendiri. Lara menyalakan si Macan, yang mengeluarkan bunyi seperti kuda ngos-ngosan sebelum benar-benar menyala, derum mesinnya ngalah-ngalahin bunyi truk.

⠀⠀Sambil menunggu mobil lain siap jalan, Lara mengecek chat dari Naren yang baru saja masuk.

오나렌
Gue udah di Galnas, La

박라라
Lah? Ngapain?

오나렌
Menurut luuu, yang gantung-gantungin karya punya emak lu siapaaa?
Ada anak-anak BEM juga btw

XOXO, Lara ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang