22. Ekskursi dan Sepasang Sandal Ridho

61 17 0
                                    

⠀⠀"Sonya, kamu di Bus 2 sama Nakula dan Ridho!" Mbak Indri—Indri yang dosen pengetahuan warna, bukan Indri yang kepalanya bertunas—mengumumkan, "Indri, Sadewa, Ghiga di Bus 3!"

⠀⠀Ridho langsung melonjak-lonjak. "Enyaaaak! Kita satu bis, Nyaak!"

⠀⠀Sementara itu, Sonya membelalakkan mata lebar-lebar. "Mbak! Harus banget saya sama Ridho? Kenapa sayaaaa?"

⠀⠀"Bus 2 tuh busnya Kelas B, ya?" tanya Mas Riza, melipat lengan.

⠀⠀"Iya.m," angguk Mas Guntur, menepuk bahu Sonya dengan wajah muram yang dramatis, "bus itu membutuhkan tuntunanmu, Sonya."

⠀⠀Di sebelah Mas Guntur, Mas Itang ikut melipat lengan, manggut-manggut sok serius. "Kalo kamu tahan seminggu di bus itu, bayarannya surga, Nya."

⠀⠀"Hah?" Mata Sonya semakin melebar. "Ini kenapa sih ngomongnya pada nyeremin gitu? Mencurigakan!"

⠀⠀Mas Riza menghembuskan napas. "Nanti juga kamu liat sendiri."

⠀⠀Saat Lara sampai di parkiran belakang FFTV, bus-bus besar sudah berjejer. Sementara itu, anak-anak PDSR, dosen-dosen, dan kakak-kakak BEM berkumpul di pelataran Teater Besar.

⠀⠀"Kelas kamu kumpulnya dimana, Dek?" tanya Mama, tangan menudungi mata dari sinar matahari pagi.

⠀⠀"Di sana kayaknya." Lara menunjuk satu arah. Dia mengenali rambut kribo Mario yang terlihat bahkan dari jarak sejauh ini.

⠀⠀"Kayaknya belom pada ke bis, ya," ujar Papa, "Ddal, kau kesana saja. Kopermu tinggal disini, nanti Papa bawakan saat waktunya ke bus."

⠀⠀"Yaudah, aku kesana dulu ya."

⠀⠀Lara berjalan ke arah teman-temannya. Mas Itang berdiri di tengah-tengah, memegang papan absen sambil membagikan sesuatu.

⠀⠀"Princess!" Figar berseru, melambaikan tangan dengan heboh, "sini, cepetan! Mas Itang lagi bagi-bagi THR!"

⠀⠀Lara mengabaikan celetukan aneh Figar, dan langsung menghampiri Mas Itang. "Larasati Park hadir, Mas!"

⠀⠀"Oh, Lara!" Mas Itang mengangguk, memberi tanda di absen. "Nih, ambil satu!"

⠀⠀Dengan sedikit bingung, Lara mengambil benda yang disodorkan Mas Itang. Sebuah tote bag hitam dengan sablon putih bergambar Petruk memakai sarung poleng. Dari gambarnya sih seperti gambar Mas Tantio Adjie—dosen legend di IKJ yang penampakannya mirip kakek kura-kura Dragon Ball. Di bawah gambar itu, ada tulisan besar : BALIKJ. Oh, jadi itu judul ekskursi mereka.

⠀⠀Di dalam tote bag itu, hanya ada beberapa lembar itinerary selama ekskursi, dan sehelai kaus. Kaus berwarna merah dengan gambar Petruk yang sama seperti gambar di tas, di bagian depan. Kening Lara berkerut semakin dalam. "Ini kaos apaan?"

⠀⠀"Itu nanti buat dipake pas hari terakhir. Coba liat di kertasnya, tuh," jawab Mas Itang.

⠀⠀"Harus banget merah begini???"

⠀⠀"Biar keliatan kalo kalian ilang."

⠀⠀Lara menggelengkan kepala, berderap ke anak-anak Barbar yang sibuk mengobrol.

⠀⠀"Koper kamu mana, Ra?" tanya Raina, duduk di atas tumpukan koper entah milik siapa.

⠀⠀"Masih di Papa," jawab Lara, "kan busnya juga di sebelah sana. Kita di bus berapa?"

⠀⠀"Sedenger gue sih Bus 2," Mario menyahut, "ada beberapa yang campur ke Bus 5 tapi kayaknya cuma anak-anak absen terakhir."

⠀⠀"Kebayang gak sih bus kita bakalan serame apa?" tanya Pau, menjinjing sebuah travel bag besar.

XOXO, Lara ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang