{ 𝔗 } 𝔗𝔥𝔯𝔦𝔡

548 72 0
                                    

Don't forget to vote, comment and follow ^^
Kalau ada typo, tolong tandai dan ingatkan saya^^

ꨄ︎𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌ఌ︎

Satu minggu kemudian...

Sudah satu minggu berlalu setelah kejadian dimana Rintarou mampir ke rumah (Name) dan ikut menumpang sarapan. Dan, jangan lupakan soal dirinya yang bertanya soal sosok laki-laki yang bersama dengan (Name) disebuah foto.

Semenjak kejadian itu, Rintarou menjadi jarang melihat gadis itu di kantin sekolah. Ataupun disaat pulang sekolah pun ia jarang bertemu dengan gadis itu.

Sepanjang hari dan sepanjang waktu Rintarou habiskan memikirkan keadaan gadis itu serta ia berfikiran kemana-mana soal gadis itu yang menghindari keberadaan dirinya. Rintarou, ia menjadi overthinking.

Dan kini dirinya tengah sibuk berlatih keras dengan teman-teman satu club voli sedari tadi pagi hingga langit berubah warna menjadi jingga. Lelah? Tentu saja. Tapi mau bagaimana lagi. Minggu depan sudah memasuki minggu pertandingan voli tingkat nasional.

Ia resah bercampur khawatir. Ia resah lantaran ia tak bisa fokus di latihan kali ini. Sudah beberapa kali ia lalai dalam gerakan di awal dan pertengahan latihan.

Rintarou kini tengah berdiri dengan wajahnya yang terangkat menatap ke arah langit-langit gym  tanpa menyadari sebuah bola voli melambung cepat ke arahnya.

"LIAT DI ATAS LO, SUN!" teriak Atsumu dari kejauhan dan membuat Rintarou tersadar dari lamunannya.

Melihat bola voli yang melambung ke arahnya, Rintarou hendak menangkapnya. Namun naas, bola voli tersebut terlebih dahulu meluncur sebelum kedua tangan miliknya menangkapnya. Alhasil, wajahnya itu harus terkena hantaman kuat bola tersebut hingga jatuh tertidur di permukaan lapangan yang basah oleh keringat hasil latihan mereka.

Anggota tim lainnya yang melihat kejadian tersebut dengan cepat berlari dan mengerumuni Rintarou.

"Lo gak apa-apa, Sun?" tanya Atsumu dengan nada khawatir sembari membantunya untuk duduk.

Rintarou menggeleng pelan menjawab pertanyaan Atsumu. "Gue gak ap–"

Belum saja secara lengkap Rintarou berucap, mulutnya sudah terbungkam ketika merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari hidungnya menetes mengenai permukaan lantai gym.  Cairan kental berwarna merah yang sangat ia hindari. 

Melihat darah yang mengetahui dari hidungnya, buru-buru Rintarou berlari keluar dari area gym menuju wastafel terdekat untuk membasuh hidungnya.

'Sial! Kenapa harus sekarang!'

Disaat  Rintarou sudah menemukan wastafel, buru-buru ia membersihkan area hidungnya dan mengambil sebuah sapu tangan kecil dari sakunya, lalu ia simpan tepat di lubang hidungnya agar tak banyak darah keluar.

"Hahh..." Rintarou menghela napas berat sembari menyenderkan punggungnya pada dinding di belakangnya.

Akhir-akhir ini dirinya banyak hal yang dipikirkan hingga pola makannya sangat tak teratur. Apakah ini akibatnya?

"Kalau misalnya gak kuat latihan, gak usah di lanjutin," ucap seseorang yang membuat kepalanya menoleh ke samping dan melihat siapa yang datang.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 : 𝐒𝐮𝐧𝐚 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang