{ 𝔉 } 𝔉𝔬𝔲𝔯𝔱𝔥

562 67 2
                                    

Jika ada typo tolong ditandai dan ingatkan^^

ꨄ︎𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌ఌ︎

Benar saja dugaannya. Lelaki bernama Rintarou itu benar-benar membawanya ke kediamannya. Ia kira hanya bercanda, tapi ternyata tidak semudah itu ia percaya pada seorang lelaki.

Pandangannya sudah tak asing lagi dengan nuansa abu-abu dan putih di kamar milik Rintarou. Karena sejak awal ia sudah menebak jika kamar lelaki itu pasti tak jauh dari warna-warna yang berkesan gelap.

Dan ia pun Sudak tak asing lagi dengan pajangan-pajangan di kamar milik Rintarou. Sudah pasti tidak jauh dari barang-barang yang berbau tentang voli.

Hanya voli, voli, voli dan voli yang ada di kamar lelaki itu. Bisa-bisa ia muak melihat benda yang berbau voli itu di lain waktu.

"Lo mau ngapain bawa gue kesini?" tanya (Name) berdiri dari duduknya. Berjalan mendekati Rintarou yang tengah sibuk mengobrak-abrik isi laci nakas.

"Jangan banyak tanya. Lo sekarang duduk lagi di atas kasur dan buka baju lo," titah Rintarou yang membuat kedua mata milik (Name) melotot.

"What?! Lo mau nga-"

"Cepetan. Gue gak nerima penolakan," tegas Rintarou dengan wajahnya yang sedikit menoleh ke samping. Membuat (Name) yang mendengarnya langsung menuruti perintahnya.

(Name) mengambil langkah mundur. Sebelum berbalik dan berjalan ke arah kasur yang sebelumnya ia tempati. Ia mendudukkan diri di permukaan kasur yang empuk. Menghadap ke belakang menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah padam. Jantungnya ikut berdegup kencang dengan apa yang di perintahkan oleh Rintarou.

'Maksud lo apa sih anjeng! Tiba-tiba nyuruh gue buka baju. Mana dada gue tepos lagi kek triplek!' batin (Name) menahan rasa malu yang bercampur emosi.

Jari-jari lentik miliknya kemudian mulai membuka satu persatu kancing kemeja sekolahnya. Namun belum saja terbuka semua kancing kemejanya, sebuah tangan menarik bahunya hingga membuat punggungnya tidak sengaja bersandar pada bidang dada lelaki itu.

"Hm?" Rintarou melirik gadis yang kini berada di bawah lehernya. Kini Rintarou dapat melihat keadaan wajah gadis itu yang semakin bersemu merah. Membuatnya tersenyum miring melihat hal tersebut.

Telapak tangan kekar milik Rintarou naik, meraih lengan milik gadis tersebut. Membuka kancing di bagian tangannya dan menurunkan lengan kemeja yang dikenakan oleh (Name).

Kedua iris kuning kecokelatan miliknya menatap lurus ke arah sayatan-sayatan di tangan (Name) yang begitu tak beraturan. Serta beberapa luka diantaranya masih dalam keadaan basah. Alias belum kering.

Entah apa yang merasuki lelaki itu. (Name) kini dibuat salting brutal dengan apa yang dilakukan olehnya.

"Lo ngebarcode? tanya Rintarou dengan dingin. Namun mampu membuat (Name) bergidik ngeri merasakan napas hangat lelaki itu yang mengenai daun telinganya.

(Name) mengigit bibir bawahnya memejamkan matanya menahan teriakan di hatinya ketika lelaki itu mulai mengelus-elus luka sayatan di tangannya. Bukan karena perih atau semacamnya. Tapi rasanya begitu geli dan menggelitik tubuhnya ketika merasakan telapak tangan Rintarou yang dingin.

Rintarou yang melihat reaksi (Name) yang terlihat aneh, saat itu juga langsung mendorong pelan punggung gadis tersebut dan berpindah posisi menjadi berhadapan dengannya.

Rintarou lalu mengangkat dagu milik (Name) menggunakan ibu jarinya. "Lo ngapain ngebarcode?"

(Name) kembali menunduk dengan satu tangannya yang kini menutupi luka sayatan di tangan satunya. Menggeleng pelan sebagai jawabannya.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 : 𝐒𝐮𝐧𝐚 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang