{ 𝔗 } 𝔗𝔴𝔢𝔩𝔣𝔱𝔥

263 31 4
                                    

Vote dlu kiw kiw dan komen jika berkenan.
Mau informasi book lain dari author? Follow sayang

Jika ada typo? Tandai dan beritahu^^

ꨄ︎𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌ఌ︎

Suna Rintarou. Lelaki itu dengan langkah lebar berjalan menuju gym tempat latihan voli. Dengan setelan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Ia berjalan memotong lautan manusia yang tengah berkerumun di berbagai tempat.

Langkahnya berubah cepat dan berlari untuk segera pergi dari kerumunan siswa-siswi sekolahnya.

Kaki jenjangnya itu berhenti disaat menapak tepat di hadapan pintu besi yang mengarahkannya pada ruangan gym tempat latihan voli.

Harapannya saat ini, ia melihat gadis pujaan hatinya itu ada di dalam sana setelah satu minggu lebih tak dapat ia tangkap kehadirannya. Tapi pada akhirnya harapannya itu sirna dikala dirinya membuka pintu gym yang hanya menampakkan area luas dan juga kosong.

Kursi-kursi penonton pun hanya berisikan angin tanpa adanya satupun penghuni di dalamnya.

Kemana gadis itu pergi? Pikirnya berkecamuk memikirkannya.

Rasa kesal juga sedih bersatu sekarang. Sudah seperti bertahun-tahun ia tak bertemu dengan (Name). Ia begitu merindukan wajahnya yang menyebalkan itu.

Kedua tangan miliknya naik dan mulai mengacak-ngacak rambutnya hingga berantakan. Tas yang di pegang olehnya ia lemparkan ke sudut ruangan. Kakinya hendak melangkah masuk, namun sebua suara menghentikan langkahnya terlebih dahulu.

"SUN!" Suara cempreng khas Miya twins itu menggelegar dan membuatnya menoleh malas.

"Wali kelas manggil!" ucap Osamu menghentikan langkahnya.

Bibir Rintarou berdecak sebal. Dengan langkah cepat ia berjalan meninggalkan mereka berdua. Mengabaikan tatapan penuh tanda tanya yang di lemparkan oleh adik-kakak itu.

"Badmood dia?"

"Kamu nanyea?"

Kini kita beralih pada Rintarou yang kembali membelah lautan manusia untuk pergi ke ruangan tempat wali kelasnya berada. Langkahnya nampak di percepat kemudian berlari hingga akhirnya ia berdiri di depan sebuah pintu yang terbuka. Yang menampakkan guru-guru yang masih bekerja.

Namun, pandangannya terkunci pada sosok pria jangkung yang tengah berdiri. Seakan menunggu kehadiran dirinya.

"Rin," panggil pria itu yang tak lain adalah Yoshi. Wajahnya nampaknya pucat dan lesu. Air wajahnya itu membuat banyak pemikiran negatif muncul di benaknya.

Kakinya melangkah masuk dan mendekati tempat Yoshi berdiri. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara tersengal-sengal akibat nafasnya yang tak teratur.

Nampak pria itu bergeming sesaat. Pikirannya masih kalap dengan kejadian di rumah sakit tadi. Rasa bingung bercampur takut menghiasi benaknya sekarang.

Yoshi bingung bagaimana memberitahukan soal keadaan adiknya itu. Ia pun takut dengan keadaan (Name) yang sudah masuk ke dalam tahap kritis dan kemungkinan besarnya akan mendatangkan kematian.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 : 𝐒𝐮𝐧𝐚 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang