Jika ada typo, tolong diingatkan dan di tandai^^
ꨄ︎𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌ఌ︎
Sudah dua hari berlalu. Namun (Name) masih berada di rumah sakit. Semenjak kejadian itu, dimana dirinya tenggelam ke dalam danau karena ulah Rintarou.
Ia merasa bosan ketika dirinya harus berada di ruangan bernuansa serba putih dan terus berbaring di atas ranjang dengan tangan kirinya yang dipasangkan oleh selang infus. Ia ingin cepat-cepat keluar dari sini!
"Aku bosan..." ucap (Name) dengan helaan napas lelah. Ia sudah sangat bosan di tempat tersebut.
(Name) menundukkan kepalanya sembari menekuk kedua lututnya kemudian menenggelamkan wajahnya diantara lekukan lututnya.
Baru pertama kali dirinya masuk rumah sakit. Rasanya memang aneh ketika ia harus tinggal di ruangan serba putih dan juga jangan lupakan bau obat-obatan yang lumayan menyengat.
Dikala dirinya hendak tenggelam ke alam mimpinya, disaat itu juga, suara decitan pintu mengalihkan perhentiannya. Membuatnya tak jadi tertidur dan membuat bola matanya bergulir menatap kedatangan seseorang.
Lagi, dia bertemu dengan Rintarou.
Dengan lekat, (Name) menatapnya iris kuning kecokelatan milik Rintarou. Memberikan sebuah kode untuk memberitahu sang empunya untuk bergerak mendekat.
Rintarou yang paham akan kode yang di berikan oleh gadis dihadapannya, lantas melangkahkan kaki jenjangnya mendekati ranjang tempat (Name) berada.
"Apa?" tanya Rintarou pada gadis itu.
"Gue pengen pulang," ucap (Name) dengan suara parau. Rintarou yang mendengarnya, menaikan satu alisnya.
Kepala milik lelaki itu menggeleng pelan. Ia menarik kursi yang berada di ujung ranjang tempat gadis itu berada dan menggesernya agar berada tepat di hadapannya. Kemudian Rintarou mendudukkan dirinya di atas kursi tersebut.
"Yakin? Kondisi tubuh lo lebih buruk dari yang gue pikirin (Name)." Rintarou menghela napas panjang. Ia masih ingat disaat sang dokter yang menangani (Name) saat lusa kemarin.
Dokter mengatakan jika kondisi fisiknya begitu buruk dan juga beberapa organ di dalam tubuhnya memiliki masalah gangguan karena terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan kimia yang berlebihan.
Hal ini membuatnya semakin menjadi khawatir pada kesehatan gadis itu yang kian hari mungkin kian menurun karena efek dari obat-obatan.
"Kamu nanyea gue mau pulang? Yaiyalah tolol!" ucap (Name) dengan ngegas.
"Tapi kata dokter, Lo masih har-"
"Gue yakin, Rin. Gue beneran gak nyaman di rumah sakit. Gue pengen pulang ke rumah," ucap (Name) berharap jika Rintarou akan mengerti dengan isi pikiran dan hatinya saat ini.
Alis Rintarou terpancing untuk mengangkat. "Rumah? Emang lo punya rumah buat berpulang?"
Terdiam dengan raut wajah yang datar serta menekuk, (Name) meremas selimut yang membalut tubuhnya dengan perasaan kesal bercampur dengan sedih. Ia tau jika dirinya punya rumah, tapi ini bukan soal rumah.
Melihat sang lawan bicara hanya memberikan respon diam, Rintarou menghela nafas panjang untuk menjernihkan pikirannya.
"Gue pulangin lo sekarang. Dengan syarat lo harus tinggal di rumah gue," ucap Rintarou membuat (Name) mengangkat kepalanya.
"Hah? Rumah lo? Gue maunya pulang ke rum-"
"Ke rumah gue. Kalau ke rumah lo, gue g bisa mantau keadaan lo yang lagi drop gitu," ucap Rintarou memotong perkataan (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 : 𝐒𝐮𝐧𝐚 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮 [ 𝐄𝐍𝐃 ]
Fanfiction[Completed] ❝𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐝𝐚𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚?❞ °°° Sebuah kisah yang menceritakan gadis yang sangat menginginkan sebuah kebahagiaan serta rasa cinta hadir di hidupnya. ...