{ 𝔖 } 𝔖𝔢𝔳𝔢𝔫𝔱𝔥

439 54 4
                                    

Vote dulu hiyya-!
Kalau ada typo, tolong ditandai dan diingatkan^^

ꨄ︎𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌ఌ︎

(Name), gadis itu kini tengah berada di apartemen tempat tinggalnya. Sudah hampir tiga hari ia tinggal tempat tinggalnya ini.

Saat ini dirinya masih sibuk membereskan tiap ruangan yang mulai kotor. Walaupun keadaan tubuhnya masih lumayan lemah, tapi baginya itu bukan masalah.

Jam yang semulanya menunjukkan pukul delapan, kini telah berputar ke arah angka dua belah tepat.

Dan dirinya kini berbaring di atas kasur yang empuk baginya. Badannya masih terasa sakit-sakit ketika berbaring.

Ia menghela nafas berat. Mengangkat satu tangannya. Kain yang menyelimutinya merosot dan menampilkan kulit putihnya yang dipenuhi oleh sayatan lurus dan berbentuk sebuah kupu-kupu dan bentuk lainnya.

Seulas senyum tipis terukir di bibir kecilnya dikala ingatannya berputar ke waktu dimana dirinya selalu menyayat tangannya ketika tengah stress.

"Sampai suatu ketika, aku akan mati karena apa yang sudah aku lakukan ini." Setetes air mata menetes dari pelupuk matanya. Jari jemarinya mengusap lembut sayatan yang berada tepat di bawah urat nadinya.

"Gue bakalan mati karena kecerobohan gue." ia merutuki dirinya lagi.

(Name) mengangkat tubuhnya dari posisi tertidur dan mengambil posisi duduk pada kepala kasur sembari menekuk kedua lututnya. Kepalanya tertidur diantara lekukan lututnya itu dan mulai terisak tanpa suara.

Dadanya terasa sesak diiringi dengan air mata yang terus menerus lolos dari pelupuk matanya. Terulang lagi kebiasaan buruknya yang selalu menyalahkan dirinya sendiri karena selalu gagal dalam segala dan selalu berfikir jika dirinya terlahir sebagai seorang yang bodoh dalam segala hal.

Ia selalu merasa dirinya tak pantas untuk dilahirkan ke dunia. Bahkan ibunya selalu mengatakan jika dirinya hanyalah anak pembawa sial.

"Aku capek..." (Name) berucap pelan kepada dirinya sendiri. Ia sudah lelah dengan segalanya yang ada di dunia. Ia ingin istirahat, walaupun hanya sedetikpun. Bahkan jika bisa meminta pun ia ingin waktu ini berhenti sejenak.

Ia sudah lelah dengan semuanya. Dirinya, dan orang-orang bahkan keluarga terdekat pun menjadi musuh abadi dirinya hingga nanti tubuhnya terbalut kain kafan.

"Gue capek..." Air matanya semakin mengalir deras. Bahunya bergetar tak sanggup lagi menahan rasa amarah dan emosinya selama ini.

Mentalnya rusak, tubuhnya rusak, atau bahkan dunia akan merusak masa depannya juga?

Dia sudah pasrah dengan dunia yang begitu kejam baginya. Ia sangat membenci dunia ini. Mengapa dunia masih saja tak memberinya keadilan setelah semua direnggut oleh dunia.

"Gue gak sanggup lagi..."

Suara tangisnya perlahan mulai terdengar ke seluruh penjuru kamar. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada lututnya dan semakin meredam suara tangisnya.

Dua Aksa yang tiada hentinya menumpahkan segala emosi itu pada akhirnya harus tertutup membawa raga yang lelah itu menuju alam mimpi. Mengistirahatkan tubuh yang perlahan melemah kian hari berjalan.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 : 𝐒𝐮𝐧𝐚 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang