{ 𝔑 } 𝔑𝔦𝔫𝔢𝔱𝔥

340 44 3
                                    

Sebelum gas keun baca, hayu vote dulu, jangan lup komennya.

Kalau ada typo tolong beritahu dan tolong tandai^^

ꨄ︎𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌ఌ︎

Hari-hari dengan bosannya (Name) lewati di dalam ruangan bernuansa serba putih dan juga semerbak bau obat-obat yang menyengat.

Yap, ia masih di rumah sakit untuk menjalani rawat inap hingga beberapa minggu ke depan. Keadaannya masih buruk dan belum membaik.

Dan dirinya kini tengah menatap ke arah langit yang hitam dengan taburan bintang meneranginya. Semilir angin berhembus kencang menerpa wajah indahnya yang temenung dengan tatapannya yang beralih menatap jalanan yang macet.

Decitan pintu membuat kenyamanannya terusik. Dirinya kemudian menoleh ke sumber suara dan mendapati lelaki jangkung dengan rambutnya seperti seekor rubah.

Rintarou datang. Padahal lelaki itu harusnya istirahat usai pertandingan penuh klub volinya yang sebentar lagi akan mengikuti turnamen tingkat nasional. Masih di babak penyisihan sih, tapi itu pun sudah sangat berat.

Tidak langsung juga sih. Rintarou bilang ia mampir pulang dulu ke rumah untuk mandi dan ganti baju serta ia tak lupa membeli beberapa makanan untuknya.

"Selamat malam, (Name)." Rintarou berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah ranjang (Name).

Gadis itu menjauhkan dirinya dari jendela, kemudian naik ke atas ranjang dan duduk bersila. "Kenapa ke sini?" tanya (Name).

"Gue mau nemenin lo gak boleh?" tanya Rintarou balik. (Name) mendengus mendengar ucapannya.

'Nada bicaranya berubah lagi.'

Yang dipikirkan olehnya hanyalah itu. (Name) lebih suka panggil 'Aku-Kamu' dibandingkan 'Gue-Lo'. Karena baginya setiap panggilan mempunyai banyak makna.

"Tapi lo juga capek Rin. Gimana kalau nanti lo jadi sakit p–"

"Gak peduli gue. Yang penting gue bisa nemenin lo pun udah jadi kemenangan terbesar buat gue," ujar Rintarou sembari menyodorkan sebuah tote bag. "Gue yang beli, makan sana."

Disaat isi tote bag ia buka, terdapat sebuah mochi rasa strawberry yang menjadi rasa kesukaannya dan juga susu steril dengan cap beruang putih. Bukan layan yang tepat memakan mochi dengan susu.

Tanpa basa-basi dan protes, (Name) segera membuka bungkus mochi tersebut dan melahap dua dari total seluruhnya, yakni enam buah. Cukup eneg untuknya ketika memakan mochi disandingkan dengan meminum susu seperti itu.

"Kenapa gak habis?" tanya Rintarou menyomot satu mochi. Dia juga mau.

"Eneg tau," jawab (Name). Ia menyimpan mochi di atas nakas dan mengambil segelas air putih untuk ia minum.

Rintarou menghela nafas. Memang sih salah membelikan mochi dengan susu. Tapi mungkin beberapa orang suka tapi juga beberapa orang pun tidak suka.

Gadis di sampingnya itu kemudian berbaring dan menarik selimut hingga menutupi dadanya. Selimut dan bajunya selaras, putih dan putih di tambah wajahnya pun sebelas dua belas dengan pakaiannya.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 : 𝐒𝐮𝐧𝐚 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang