Jonathan memasuki ruangan bercat putih dengan ranjang di depannya. Ayahnya membantunya duduk di brankar.
Dokter mulai memeriksa dan Jojo menceritakan keluhannya.
"Tangannya sering kaku?"
"Iya, dok. Kadang tanganku yang kiri gak bisa gerak, gak bisa genggam sesuatu*
"Kok gak pernah bilang ke ayah?" Tentu saja sebagai ayah Jovan marah.
"Maaf... Tapi Jojo gak mau bikin ayah khawatir"
Dokter menghela nafas panjang.
"Adek suka pusing gak? Suka ngilu badannya?"
"I—iya dok"
"Coba dokter cubit telapak kakinya ya, sakit gak?"
Jonathan menggeleng.
"Pak, kita harus melakukan pemeriksaan menyeluruh, MRI dan CT scan serta cek darah"
"Apa parah dok?"
"Saya akan menganalisa dulu"
Hati Jovan rasanya tidak tenang, iya berharap semua baik-baik saja.
Mika menatap siapa yang datang dan benar saja, wanita itu lagi. Tapi dia bersama lelaki dan satu anak perempuan yang masih balita sepertinya.
Sudah tiga hari berturut-turut wanita itu datang.
"Mami, mau banana milky sana sunny sundae"
"Mas, tolong dicatat ya...." Ucap pasangan si wanita
"Nama kamu Mikail?" Tanya perempuan itu
"Iya.... Adik saya bernama Jonathan" ucapnya sinis lalu pergi meninggalkan Tika yang mematung
"Aku mau nama anak pertama kita Mikail ya, mas. Kalau di Islam Mikail tuh yang menurunkan rezeki"
"Mikail? Bagus namanya"
"Jonathan...."
Tika terus memperhatikan wajah pelayanan restoran ini. Ia ingin menanyakan lebih lanjut namun ia takut suaminya akan murka.
Jovan menahan air matanya saat membaca hasil diagnosa dokter soal penyakit Jojo. Rasanya dunianya hancur, bahkan lebih hancur daripada saat sidang perceraiannya dulu.
"Ayah, ALS itu apa? Bahaya banget ya?"
"Jonathan percaya mukjizat Tuhan gak? Jojo gak boleh takut apapun ya. Ada Tuhan yang selalu jagain Jojo"
"Ayah juga gak boleh sedih, jangan nangis" tangan Jojo menghapus air mata di pelupuk wajah ayahnya
Sang ayah tersenyum dan kemudian memasukkan berkas itu lagi ke tasnya.
"Janji ya apapun yang Jojo rasain saat ini harus cerita ke ayah, soal sedih, bahagia, sakit, apapun itu harus sharing ke ayah"
"Iya, Jojo janji"
"Pulang, yuk. Kita beli makan dulu buat makan malam"
Jonathan membuka ponselnya lalu mencari-cari apa itu ALS. Kenapa ayahnya langsung menangis saat membaca diagnosanya.
Sebahaya apa?
Penyakit sistem saraf yang melemahkan otot-otot dan memengaruhi fungsi fisik.
Pada penyakit ini, sel-sel saraf rusak, yang mengurangi fungsi pada otot yang disuplai. Penyebabnya tidak diketahui.
Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak dapat disembuhkan
Membutuhkan diagnosis medis
Selalu memerlukan uji atau pencitraan laboratorium
Kronis: dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup
"Pantesan ayah sedih... Ayah maafin j
Jojo ya udah bikin sedih""Minta maaf juga sama bunda, makasih bunda udah ninggalin Jojo jadi bunda gak usah sedih, jojo sayang bunda"
"Maaf juga buat kak Mika..."
Jojo tak menangis, pesan ayahnya selalu ia ingat. Ia selalu ingat bahwa tak ada yang perlu ia takuti karna ia punya Tuhan.
Jovan memasuki kamar Mikail dan anaknya belum tidur ternyata.
"Kakak, temenin ayah ngobrol yuk"
"Ayah lagi sedih?"
"Bisa dibilang begitu"
Pukul satu malam mereka berdua duduk di teras rumah sambil menikmati segelas kopi. Ini malam Minggu jadi Jovan tidak masalah anaknya minum kopi tengah malam.
"Soal Jonathan, hasil medisnya udah keluar"
"Apa, yah? Anemia doang kan?"
"Ayah pengennya juga gitu. Tapi, ternyata bukan. Adek sakit ALS"
Mikail menatap ayahnya tajam.
"Gak lucu, april udah lewat"
"Ayah pengennya juga gitu... Kak, maafin ayah ya, ayah lalai jagain adek"
"Nooo.... Jangan ngomong gitu, ayah terhebat di dunia, im so proud of you! Adek pasti sedih kalau tahu ayah ngomong begitu"
"Ayah harus gimana, kak? Ayah harus apa?'
Mika menepuk-nepuk bahu ayahnya berusaha memberinya kekuatan.
"Kita hadapi sama-sama ya, yah. Jika sama-sama jagain Jonathan"
"Anak ayah udah gede" puji Jovan
"Yang penting sekarang kita buat adek gak sedih dulu, mental adek lebih penting"
Jovan mengangguk, rasanya melegakan bertukar cerita dengan anak sulungnya yang sudah beranjak dewasa ini.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH JOVAN (jaeyong gs)
Fanfictionjadi single parent untuk dua jagoannya yang beranjak dewasa tidaklah mudah